Memahami Kisah Israiliyat dan Hukum Mengimaninya


Penulis: Putri Qurrota*

Islam adalah salah satu agama yang memiliki jumlah pemeluk terbesar di dunia. Islam juga memiliki sejarah peradaban yang sangat panjang dan menarik untuk diketahui. Tokoh utama yang patut dijadikan sebagai suri tauladan umat Islam tidak lain adalah Nabi Muhammad SAW.

Perjalanan Rasulullah dalam menyebarkan agama Islam adalah suatu hal yang sangat berat, dimana banyak rintangan yang harus dilalui. 

Dan menyebarkan Islam ini, terus berjalan panjang. Sehingga, sejarah peradaban Islam tidak akan mencapai ujung jika diteliti dan dikaji. Karena agama Islam akan memiliki sejarahnya sesuai dengan zamannya masing-masing. 

Namun, kisah pada zaman sebelum Nabi Muhammad tidak kalah menarik dengan zaman Rasulullah. Kisah pada zaman sebelum Rasulullah sering mengalami modifikasi dan cenderung tidak sesuai fakta. Kisah ini biasanya diistilahkan dengan kisah Israiliyat. 

Pengertian Israiliyat

Menurut para ulama, israiliyat berarti kisah-kisah yang riwayatnya besumber dari bangsa Yahudi atau Nasrani, kisah tersebut berkenaan dengan informasi terkait penciptaan alam dan isinya, keadaan di masa lalu, sejarah dan peristiwa yang berkaitan dengan para Nabi dan Rasul terdahulu, serta penafsiran dalam Alqur’an yang tidak diketahui sumbernya.

Dan menurut beberapa ulama lain juga mengutarakan pendapatnya mengenai israiliyat, seperti Adz Dzahabi juga berpendapat bahwa israiliyat adalah pengaruh kebudayaan dari bangsa Yahudi dan Nasrani terhadap tafsir, sehingga menurut beliau terdapat 2 pengertian.

Yang pertama, israiliyat diartikan sebagai kisah atau dongeng kuno yang disisipkan kedalam tafsir yang bersumber dsri Yahudi atau Nasrani. Dan yang kedua, israiliyat ialah cerita yang sengaja dimasukkan oleh musuh Islam kedalam tafsir yang tidak ditemukan kebenarannya.

Sedangkan, Sayyid Akhmad Khalil berpendapat bahwa israiliyat adalah cerita yang berasal dari ahli kitab baik yang berhubungan dengan agama mereka atau tidak. Israiliyat dinisbatkan kepada bangsa Yahudi karena kebanyakan dari merekalah yang masuk Islam.

Dapat disimpulkan bahwa israiliyat adalah kisah atau riwayat yang berasal dari bangsa Yahudi, Nasrani, atau selain keduanya yang masuk Islam pada kala itu. 

Kisah israiliyat juga dapat membantu dalam penafsiran Alqur’an. Orang Yahudi memiliki pengetahuan dari kitab Tauratnya, sedangkan orang Nasrani memiliki pengetahuan dari kitab Injilnya.

Lalu, sebagai umat Islam bagaimana kita menanggapi hal ini? Bolehkah kita mengimannya?

Hukum Mengimani Israiliyat

Kisah israiliyat memiliki beberapa kategori, yang pertama, Kisah israiliyat yang sahih, atau kisah yang isinya sesuai dengan kandungan didalam Alqur’an. Yang kedua, Kisah yang bertentangan dengaan nash Alqur’an dan Sunnah, Dan yang ketiga, kisah yang tidak diterima atau kisah yang didiamkan, karena tidak didukung oleh kandungan yang ada dalam Alqur’an.

Para ulama memiliki perbedaan pendapat mengenai boleh dan tidak dibolehkannya mempercayai kisah israiliyat. Perbedaan-perbedaan tersebut memikiki dalil tersendiri untuk membuktikannya.

Tidak Dipebolehkannya Mempercayai Israiliyat

Dihukumi demikian, karena adanya kandungan Alqur’an yang menceritakan penyimpangan yang dilakukan oleh bangsa Yahudi maupun Nasrani. Sehingga menimbulkan hilangnya kepercayaan terhadap mereka. Hal ini dapat dibuktikan pada QS. Al-An’am ayat 91:

وَمَا قَدَرُواْ ٱللَّهَ حَقَّ قَدۡرِهِۦٓ إِذۡ قَالُواْ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ عَلَىٰ بَشَرٖ مِّن شَيۡءٖۗ قُلۡ مَنۡ أَنزَلَ ٱلۡكِتَٰبَ ٱلَّذِي جَآءَ بِهِۦ مُوسَىٰ نُورٗا وَهُدٗى لِّلنَّاسِۖ تَجۡعَلُونَهُۥ قَرَاطِيسَ تُبۡدُونَهَا وَتُخۡفُونَ كَثِيرٗاۖ وَعُلِّمۡتُم مَّا لَمۡ تَعۡلَمُوٓاْ أَنتُمۡ وَلَآ ءَابَآؤُكُمۡۖ قُلِ ٱللَّهُۖ ثُمَّ ذَرۡهُمۡ فِي خَوۡضِهِمۡ يَلۡعَبُونَ ٩١ 

Artinya:

“Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya, di kala mereka berkata: "Allah tidak menurunkan sesuatupun kepada manusia". Katakanlah: "Siapakah yang menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu perlihatkan (sebahagiannya) dan kamu sembunyikan sebahagian besarnya, padahal telah diajarkan kepadamu apa yang kamu dan bapak-bapak kamu tidak mengetahui(nya)?" Katakanlah: "Allah-lah (yang menurunkannya)", kemudian (sesudah kamu menyampaikan Al Quran kepada mereka), biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya.”

Ayat diatas mengisahkan bahwa betapa buruknya perbuatan bangsa Yahudi dan Nasrani pada masa lalu. Sehingga dalil tersebut menjadi dasar tidak diperbolehkannya mempercayai kisah Israiliyat.

Diperbolehkannya Mempercayai Kisah Israiliyat

Terdapat ulama yang mengatakan diperbolehkannya meriwayatkan kisah israiliyat. Karena adanya dalil dalam Alqur’an yang mengandung hal tersebut. Seperti pada QS. Yunus ayat 94, Ali Imran ayat 93, dan Ar-Ra’du ayat 43. Terdapat juga hadis yang membolehkan mempercayai kisah Israiliyat.

عن عبد الله بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما : أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: «بلغوا عني ولو آية، وحدثوا عن بني إسرائيل ولا حرج، ومن كذب علي متعمدا فَلْيَتَبَوَّأْ مقعده من النار».  

]صحيح] - [رواه البخار ]

Abdullah bin 'Amr bin Al-'Āṣ ra - meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda, "Sampaikanlah oleh kalian dariku walaupun satu ayat saja dan ceritakanlah oleh kalian dari (riwayat) Bani Israil dan itu tidak mengapa. Dan siapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, hendaklah ia menempati tempat duduknya di neraka." (Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Bukhari).

Dari pemaparan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap kisah israiliyat yang tidak bertentangan dalam syariat Islam dan sesuai dengan nash Alqur’an dapat di percayai. Sedangkan kisah Israiliyat yang bertentangan dalam syariat Islam harus ditolak, karena cenderung kedalam kesesatan.

Sehingga, sebelum kita mempercayai ataupun mengolah sesuatu, maka seharusnya kita menelaah dan mencari tahu, apakah hal tersebut diperbolehkan atau malah bertentangan dalam syariat Islam.

*) Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Editor: Adis Setiawan


Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال