7 Perkembangan Studi Eskatologi (mulai dari yang kuno, modern, hingga eskatologi Islam)

 

Secara umum studi eskatologi adalah studi yang memprediksi bagaimana dunia ini berakhir. Ya begitulah, alih-alih membayangkan alam ini bermula, ada saja para ilmuwan atau pun filsuf yang penasaran bagaimana semesta ini berakhir.

Tahukah Anda? Meskipun dunia ini akan berakhir, tetap saja pikiran manusia tidak akan pernah berhenti. Bahkan, konon katanya, meski semesta ini berhenti berkembang, akal manusia akan terus tetap ada dan terus berkembang. Begitu pula studi eskatologi, sebuah studi yang selalu ada, selama akal manusia masih ada.

Karena itulah, menentukan tolok ukur perkembangan studi eskatologi menjadi sulit. Sehingga yang bisa kita ajukan adalah coraknya, semacam gambaran umum.

Dalam esai ini, kita akan menjelajahi berbagai konteks agama, filsafat, dan budaya sepanjang sejarah tentang eskatologi.

  1. Mari kita mulai dari gagasan awal eskatologi dalam Mitologi Kuno Mesopotamia dan Mesir. menurut Samuel Noah Kramer (Seorang ahli Assyriologi Amerika yang secara ekstensif mempelajari mitologi dan agama Mesopotamia kuno). Bahwa di masa itu, keyakinan eskatologis yang diajukan para ilmuwannya masih  berpusat pada cerita kehidupan setelah mati dan penghakiman jiwa. Ketika ditanya eskatologis berarti bicara reinkarnasi, surga neraka dan semacamnya. Keyakinan ini lah yang mempengaruhi tradisi agama dan filsafat hingga sekarang.
  2. Beda lagi dengan agama Yahudi yang tidak hanya bicara soal kehidupan setelah mati. Menurut rabbi Yahudi, eskatologi adalah tema yang sangat penting; penting di kehidupan keseharian mereka.  Dalam agenda keagamaan mereka menyiapkan segalanya untuk menyambut sang penyelamat. Karena itulah, sampai saat ini mereka masih menunggu seorang utusan yang akan memberikan mereka kejayaan. Demikianlah, konsep Mesias sangat istimewa dalam Yudaisme (Jewish Messianic Expectations).  Ketika ditanya eskatologi, penganut Yahudi sering bercerita tentang harapan akan zaman perdamaian di masa depan dan penebusan akhir umat Yahudi di tanah yang dijanjikan. Didapatkan dari Daniel Boyarin, seorang sarjana studi Yahudi yang telah menulis secara luas tentang mesianisme (Yahudi dan konsep Mesias). Ada juga Gershom Scholem, seorang sejarawan terkenal dalam mistik Yahudi yang mengeksplorasi gerakan mesianik dan apokaliptik Yahudi.
  3. Menurut N.T. Wright: Seorang sarjana Perjanjian Baru terkemuka yang telah menulis secara luas Eskatologi Kristen. Bahwa Christian eschatology selalu  berfokus pada kedatangan kedua Yesus Kristus, penghakiman terakhir, dan takdir abadi jiwa manusia. Kitab Wahyu dalam Perjanjian Baru adalah teks kunci dalam eskatologi Kristen. Jika ingin bertanya tentang keyakinan eskatologis umat kristiani, kita juga bisa bertanya pada Jürgen Moltmann: Seorang teolog Jerman yang dikenal atas karyanya tentang harapan dan eskatologi dalam teologi Kristen.
  4. Kemunculan Gerakan Millenarian yang terpengaruh eskatologisme. Sepanjang sejarah, berbagai gerakan millenarian telah muncul, biasanya ramai bila terjadi masa ketidakstabilan sosial atau sebaliknya kegembiraan agama. Gerakan-gerakan ini membayangkan terjadinya zaman baru atau utopia. Norman Cohn: Seorang sejarawan Inggris telah meneliti dan menulis secara ekstensif tentang gerakan millenarian sepanjang sejarah, termasuk karyanya yang berpengaruh "The Pursuit of the Millennium."
  5. Eskatologi Sekuler Modern: Di era modern ini, pemikiran eskatologis telah melampaui batas yang ditetapkan agama. Ketika bicara eskatologi, Para filsuf dan pemikir sekarang  membayangkan adanya  ancaman-apokaliptik yang terjadi karena kemajuan teknologi, kerusakan lingkungan, atau konflik geopolitik seperti perang nuklir yang mengkiamatkan dunia. 
    • Beberapa ilmuwan eskatologi sekuler ini adalah Martin Rees: Seorang kosmolog dan astrofisikawan Inggris yang telah mengungkapkan keprihatinan tentang risiko eksistensial bagi umat manusia dan masa depan peradaban kita dalam bukunya "Our Final Hour.
    • Ada juga Yuval Noah Harari: Seorang sejarawan dan penulis Israel yang dikenal melalui bukunya "Sapiens: A Brief History of Humankind," di mana ia membahas pengaruh teknologi dan kecerdasan buatan terhadap masa depan umat manusia.
    • ada pula perkumpulan ilmuwan nuklir dunia. Mereka menggelar pers konferensi setiap tahun.Di pertemuan itu mereka memprediksi kiamat dunia. Akhir dunia ini mereka tunjukkan dengan "DoomsDay clock".
  6. Ditambah lagi ada yang disebut dengan Eskatologi New Age dan Spiritual: Gerakan New Age dan tradisi spiritual ini sering menggabungkan banyak  elemen eskatologis. Ketika menghadapi akhir dunia, pemahaman eskotologi ini  menganjurkan transformasi pribadi, evolusi spiritual, atau konsep pergeseran kesadaran global yang mengarah pada era baru. Beberapa ilmuwan yang mewakili eskatologi ini adalah Barbara Marx Hubbard: Seorang futuris dan penulis yang telah memperjuangkan pergeseran spiritual dan transformasi dalam kesadaran manusia menuju era baru harmoni global. Ada pula Eckhart Tolle: Seorang guru spiritual dan penulis yang mengeksplorasi tema transformasi pribadi dan pencerahan dalam bukunya, seperti "The Power of Now" dan "A New Earth."
  7. Bagaimana dengan eskatologi Islam? Kita akan mendapati bahwa pemahaman eskatologi islam adalah yang paling berkembang. Perkembangan  ini terjadi karena tidak sedikit ulama  yang berbicara eskatologi dengan gaya pemikirannya masing-masing. Ulama terdahulu seperti al Ghazali dkk berbicara tentang keyakinan akan Hari Kiamat, kebangkitan orang mati, dan penghakiman terakhir. Ulama turats memberikan kita khazanah Al-Quran dan Hadis yang berisi ajaran tentang tanda-tanda dan peristiwa-peristiwa yang akan mendahului akhir zaman. Lalu bagaimana dengan keyakinan eskatologi ulama kontemporer? Mari kita lihat ulama yang masih hidup:
  • Seyyed Hossein Nasr: Seorang filsuf dan sarjana Islam asal Iran yang telah menulis tentang berbagai aspek eskatologi Islam, termasuk tanda-tanda zaman akhir dan konsep Mahdi. 
  • Reza Aslan: Seorang sarjana agama dan penulis Iran-Amerika yang telah mengeksplorasi eskatologi Islam dan konsep Mahdi.
  • Imran Nazar Hosein dikenal karena pandangannya tentang eskatologi Islam dan peristiwa geopolitik. Kepopuleran Hosein terjadi karena beliau berhasil mengkaitkan beberapa eskatologi islam dengan eskatologi modern. Misal beliau berhasil mengkonsepsikan jasad Dajjal dengan konsep AI. Kemudian, melalui penelusuran jejak sejarah, beliau berhasil mengidentifikasi Yajuj Majuj sebagai persekutuan bangsa Yahudi eropa dan kristen eropa.  Imran Nazar Hosein telah menulis beberapa buku yang menafsirkan Al-Quran dengan tema eskatologis, seperti "Yerusalem ada dalam Al-Quran”, tafsir surah al kahfi, dan  "Khalifah, Hijaz, dan Negara Bangsa Saudi-Wahhabi” yang dikatikan dengan situasi geopolitik hari ini.

Yang mengherankan, kemampuan para ilmuwan membayangkan akhir dunia sering  dianggap halusinasi. karena bagi seorang awam, ramalan para filsuf-filsuf halu itu tidak pernah terjadi. Akhirnya mereka menganggap dunia ini tidak akan berakhir, satu-satunya yang menjadi akhir adalah kematian.

Tapi tidak bagi seorang filsuf. Meskipun kematian menyapanya, walapun badannya akan segera terbelah, meskipun semua hampir gelap, seorang filsuf  tidak akan sempat memikirkan kematiannya. Yang selalu ada dibenaknya adalah membayangkan alam selanjutnya. Dan bagaimana di alam selanjutnya itu akan berakhir. Artinya selama ia masih berpikir, tidak ada yang namanya kiamat/ kematian
. Sama halnya dengan fikir yang terus berkembang, maka studi eskatologi pun akan terus terus berlanjut. Sampai kapan? Entahlah, mungkin sampai tidak ada kosakata lagi di semesta ini.  sekian.

Oleh: Julhelmi Erlanda (Mahasiswa S3 Ilmu Qur’an-Tafsir Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal & Universitas PTIQ Jakarta)

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال