Fatwa Tidak Ada Persahabatan Kita Dengan Israel Oleh Prof. Dr. Yusuf Al-Qardhawi


KULIAHALISLAM Prof. Dr. Yusuf Al-Qardhawi, Ulama besar pernah mengeluarkan Fatwa kontemporer berkaitan apakah ada persahabatan kita dengan Zonis ? Beliau menjelaskan sebagai berikut. Ia menyatakan bawah Islam telah menetapkan aturan dalam berinteraksi dengan non Muslim yang terwujud dalam dua ayat surah Al-Mumtahanah ayat 8-9, Allah berfirman :Allah tidak melarang kalian umat Islam  kepada orang-orang non muslim yang tidak memerangi kalian dalam (persoalan agama) dan tidak mengusir kalian dari rumah kalian  untuk berbuat baik dan adil kepada mereka, sungguh Allah menyukai orang-orang yang berbuat keadilan (8). Yang Allah larang ialah untuk berbuat asih kepada mereka (orang-orang non muslim) yang memerangi kalian dalam urusan agama dan  terang-terangan mengusir kalian, orang-orang (muslim) yang berbuat asih dengan mereka adalah merupakan orang-orang dzalim (9).”

Islam tidak melarang kita untuk berbuat baik dan berlaku adil kepada orang yang tidak seadiqah dengan kita. Asalkan, mereka tidak memerangi dan tidak mengusir kita dari tempat tinggal kita. Khususnya, jika mereka adalah golongan Ahli Kitab. Islam bahkan membolehkan kita memakan makan mereka dan menikah dengan mereka. Karena, mereka asalnya adalah pemeluk agama samawi, walaupun mereka telah melakukan distorsi dan perubahan-perubahan terhadap ajaran-ajarannya.

Adapun golongan yang tidak seaqidah dengan kita dan Allah melarang kita untuk mengikuti mereka, menaruh belas kasihan dan mendekati mereka, adalah golongan yang memerangi dan saling untuk membantu untuk mengusir kita dari tempat tinggal kita karena alasan agama. Inilah permasalahan yang terjadi saat ini antara kita dengan orang-orang Yahudi secara umum maupun dengan orang-orang Israel secara khusus.

Mereka telah membangkang terhadap ajaran Allah dan Rasull, serta memusuhi dan memerangi orang-orang Arab serta orang-orang Muslim. Juga memaksakan eksistensi mereka sebagai pendatang asing yang telah merampas bumi orang Muslim dengan kekuatan senjata, kekerasan, teror dan darah. Pertempuran kita dengan mereka berlangsung sejak mereka merampas bumi tempat Isra’ Miraj Nabi kita, menawan Masjidil Aqsa, menumpahkan darah penduduk Palestina dan mengusir mereka dari tempat tinggal mereka, hanya karena mereka mengatakan Tuhan kami adalah Allah.

Orang-Orang Israel sampai sekarang masih menyombongkan diri dan menggembar-gemborkan tuntutan serta mimpi besar mereka tentang negara Israel Raya yang mereka katakan bahwa ia terbentang dari Sungai Nil sampai Sungai Eufrat. Sebagian orang Arab tergesa-tergesa mengangkat bendera perdamaian dengan menyalahi firman Allah dalam Surah Muhammad ayat 35 : “ Janganlah kamu lemah dan minta damai padahal kamulah yang di atas dan Allah (pun) beserta kamu dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi (pahala) amal-amalmu”. Tetapi, kita masih tetap menyaksikan orang-orang Israel sejak masa Yitzhak Rabin sampai masa Ehud Barak, terus menyerukan bahwa Al-Qudus adalah Ibukota negara Isreal untuk sesamanya.

Mereka juga menggali terowongan di bawah Masjidil Aqsha, yang sampai sekarang masih terus berlangsung. Sedangkan kita tidak tahu bagaimana nasib Masjidil Aqsa nantinya ? Masalah pembangunan tempat pemukiman Israel juga masih berlangsung, ditambah lagi masalah-masalah rumit lainnya. Misalnya, masalah pengungsi, masalah perbatasan dan masalah negara Palestina yang dikatakan oleh Netanyahu bahwa negera tersebut tidak akan pernah berdiri sampai kapanpun !.

Bagaimana seorang Muslim boleh mendekati dan menaruh belas kasihan kepada musuh yang kejam dan menyombongkan diri dengan kekuatan senjata Nuklir mereka. Juga bangga dukungan Amerika dan kekuatan internasionalnya. Bagiaman seorang Muslim boleh memakan makanan para musuh tersebut sedangkan makanan tersebut berlumuran darah saudara-saudaranya di Al-Qudus dan Khalil, yang mengalir demi menggagalkan pembuatan terowongan di sekitar Masjidil Aqsha dan dibawahnya. Juga darah yang mengalir ketika terjadi pembantaian saudara-saudaranya yang sedang menunaikan shalat di Masjid Ibrahimi dan sebagainya.

Kita tidak menginginkan kedermawanan dalam bentuk uang dari Zionis. Yang kita inginkan dari mereka hanyalah mengembalikan semua yang mereka rampas secara terang-terangan atau secara diam-diam kepada pemiliknya yang resmi. Sesungguhnya antara kita dan Zionis hanya ada satu hal yaitu Jihad Fi Sabilillah. Sampai kita mampu mengambil kembali bumi dan kehormatan kita yang telah mereka rampas. Kemudian memulangkan para penduduk Palestina ke tempat tinggal mereka.

 

Sumber : Fatwa-Fatwa Kontemporer Prof.Dr. Yusuf Al-Qaradhwi, Gema Insani Press

Rabiul Rahman Purba, S.H

Rabiul Rahman Purba, S.H (Alumni Sekolah Tinggi Hukum Yayasan Nasional Indonesia, Pematangsiantar, Sumatera Utara dan penulis Artikel dan Kajian Pemikiran Islam, Filsafat, Ilmu Hukum, Sejarah, Sejarah Islam dan Pendidikan Islam, Politik )

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال