Seberapa Penting Cinta dan Akal dalam Beragama?

KULIAHALISLAM.COM - Cinta merupakan anugerah yang tersirat di dalam hati manusia. Manusia telah di titipkan rasa cinta ini semenjak diciptakan sebagai bentuk dari tujuan Allah SWT untuk menunjukkan bagaimana keindahan Allah SWT itu sendiri. 

Akal adalah salah satu makhluk yang di ciptakan Allah SWT khusus untuk manusia sebagai bentuk tujuan Allah SWT agar manusia dapat meniti jalan kepada keeksistensian Allah SWT dalam wujud kehidupan dunia ini. 

Agama adalah sebuah ajaran atau paham yang di dalamnya mengikat pengikutnya dengan aturan, hukum dan doktrin baik itu untuk tujuan hidup dunia maupun setelah kehidupan dunia.

Agama di dunia ini banyak sekali, namun secara objektif, semua agama mengajarkan kebaikan. Dan hanyalah fitnahan dari orang-orang yang anti (liberal, sekuler atau bahkan komunis) atau yang tidak percaya Ketuhanan menjadikan sebuah agama sebagai bom untuk menakut-nakuti manusia yang menjadi problem perpecahan dimana pun mereka berada. 

Agama Islam adalah salah satu atau bahkan satu-satunya agama yang paling banyak di fitnah dari zaman ke zaman. Bagaimana banyak problematika di masyarakat yang selalu menyudutkan agama Islam sebagai perusuh dalam setiap tindakan ekstrem bahkan label teroris di sematkan kepada mereka yang mengenakan sunnah Rasulullah SAW seperti berjenggot untuk pria dan bercadar untuk wanita. 

Meskipun ini tak lepas dari politik untuk menghancurkan musuh-musuh politik dalam menguasai dunia dan faktanya bahwa satu-satunya musuh mereka yang tampak dalam pemikiran dan pengaruhnya yang sangat berpotensi mengganggu politik mereka adalah Agama Islam.

Demikian lah akal tanpa cinta yang di gunakan sebagai bentuk kecerdasan dari setiap orang, maka mereka hanya akan mencetuskan pemikiran radikal, liberal, sekuler dan sejenisnya. 

Lalu Dimanakah Letak Cinta?

Namun terkadang mereka juga menempatkan cinta pada tempat yang sangat tinggi sehingga melupakan akal mereka lalu tersesat di mabuk oleh cinta dunia. Yakni mereka yang tidak pernah peduli pada apa yang terjadi ditengah masyarakat. 

Mereka hanya fokus pada diri mereka sendiri. Dan orang-orang seperti ini tidak ada bedanya dengan sampah yang tak berguna sedikit pun. Bahkan di antara mereka itu berlabel agama namun seperti tak punya agama karena terlalu cinta pada dunia. 

Hadrat Nisar Fathi mengatakan;

Banyak orang bijak telah kembali, Hanya orang yang mabuk cinta yang terus melakukan perjalanan.

Orang yang berakal memiliki potensi yang sama besarnya kepada jalan kanan ataupun kiri. Tapi orang yang mabuk cinta hanya akan terfana dalam kecintaannya sehingga ia lupa bahwa yang di cintainya ini juga fana. 

Seorang penyair mengatakan;

Hasrat cinta yang semangat telah melampaui banyak stasiun, Sedang akal masih berada di stasiun tempat ia bertolak.

Terkadang akal memang mampu memahami jalan tapi ia tidak memiliki berbagai rasa sehingga tak memiliki rasa sabar untuk mencapai tujuan nya. Maka cinta yang penuh dengan rasa ini lah yang akan mengangkat seseorang ke sayap keinginan untuk mencapai tujuan (dekat dengan Allah) 

Demikian Akal sangat penting dalam kehidupan beragama. Dalam Alqur'an surah Al Mulk (67) ayat 8;

"... Bukankah seseorang telah memberi peringatan kepadamu (di dunia) ? "

Dan mereka menjawab, di ayat 9. Lalu mereka menyesalinya di ayat 10 berikut;

"... Sekiranya kami telah mendengar dan kami memiliki akal, kami tidak akan berada di antara para penghuni neraka. " QS. Mulk (67) ayat 10.

Ayat 8 Al Mulk tersebut menjelaskan bagaimana Allah telah mengirimkan Nabi - Nabi-Nya sebagai bentuk peringatan untuk umat yang berada di jalan kegelapan. Ini juga sebagai alasan bahwa Allah SWT menciptakan manusia dengan penuh cinta agar tidak tersesat dan sebagai tujuan untuk saling mencintai dengan ajaran akhlak dan ilmu.

Meskipun kenyataannya bahwa tidak semua tujuan itu sampai pada apa yang di tuju (inginkan). Dan mereka yang tidak sampai pada tujuan Allah SWT itu akan menyesal bukan karena Allah SWT membalas dendam tapi karena mereka sendiri yang tidak mau menjemput cinta dengan akal mereka padahal muaranya adalah kenikmatan yang tak pernah habis. 

Lanjut di ayat 9 surah Al Mulk, mereka mengakui adanya bentuk cinta dari Allah SWT berupa peringatan. Dan di ayat 10 mereka menyesalinya dengan menegaskan bahwa seorang manusia yang tidak menggunakan akal mereka untuk berfikir dalam perjalanan hidup mencari kebenaran ini. 

Pada akhirnya hanya akan terlempar kedalam kesesatan yang menjadikan mereka penghuni neraka. Saudaraku, lihatlah betapa sangat pentingnya menggunakan akal untuk berpikir terhadap peringatan yang telah di berikan tersebut. 

Saudara pembaca yang saya hormati. Cinta itu tertanam dalam hati manusia yang memiliki sifat tidak konsisten atau bergerak gerak, maka objek (makanan) dari hati adalah cinta ('isyq) itu sendiri. Sedangkan akal di gunakan untuk memperoleh pengetahuan, maka objek (makanan) akal adalah pengetahuan yang suci ('ilm). 

Akal merupakan bentuk yang liar, maka jangan biarkan ia berjalan sendiri tanpa cinta. Pengetahuan semata mengarah ke arah kesombongan (takabbur) dan cintalah yang dapat mengembalikan kepada kesederhanaan dan kerendahan hati (tawadhu'). 

Sedangkan Cinta semata mengarah kepada perubahan perubahan yang menyimpang (bid'ah), maka pengetahuanlah yang akan mengembalikan kepada keseimbangan.

Cinta dan pengetahuan adalah dua keselarasan yang tak terpisahkan. Orang yang sempurna, yang bijak akan mensyaratkan kedua rahmat itu. Jika ada satu dari dua tersebut di tinggalkan dalam diri seseorang, maka akan ada bahaya kecenderungan kepada ekstrimitas. 

Demikianlah korelasi sederhana dari cinta dan akal yang harus menjadi pedoman beragama khususnya agama islam. Semoga tulisan ini dapat membawa pemahaman pembaca ke arah yang lebih bijaksana sebagai seorang umat beragama 

Sumber : Buku Cinta Abadi para kekasih Allah. Faqir Zulfikar Ahmad Naqshbandi.

Oleh: Muthawally Al Zaiban, Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya

Editor: Adis Setiawan

Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال