Komunitas KITA Berperan: Selenggarakan Diskusi Seks Education



KULIAHALISLAM.COM - KITA Berperan adalah komunitas yang bergerak di bidang lingkungan, pendidikan, dan perdamaian sebagai wujud partisipasi dalam mendorong kemajuan daerah.

Komunitas KITA Berperan, berdiri pada tanggal 22/12/2022. Berdomisili di Bima, Nusa Tenggara Barat dengan mengusung Moto dan tagline "Tumbuh dan Bergerak Bersama".

Berperan Sesuai Kemampuan

Dalam melaksanakan misinya KITA Berperan percaya bahwa semua orang dapat berperan dalam memberi dampak sesuai kemampuan dan kapasitasnya masing-masing. Oleh karena itu, KITA Berperan memanggil seluruh pemuda, apapun latar belakangnya, untuk mengambil peran dan memberi dampak kepada masyarakat secara langsung.

4 Fokus Utama:

1). Berpartisipasi secara langsung dalam mengelola kelestarian lingkungan serta melakukan aksi tanggap bencana di Bima khususnya, dan di Indonesia pada umumnya.

2). Berpartisipasi dalam mendorong kemajuan pendidikan dan sadar literasi di Bima, dan Indonesia pada umumnya.

3). Berpartisipasi dalam kampanye perdamaian, dan anti kekerasan di Bima, dan Indonesia pada umumnya.

4). Berjejaring dan berkolaborasi dengan berbagai organisasi atau lembaga yang memiliki concern terhadap isu lingkungan, pendidikan, dan perdamaian untuk bergerak bersama dalam memberi dampak

Komunitas Kita Berperan sebelumnya menyelenggarakan diskusi KITA BERPERAN GOES TO SCHOOL #1, University Life and Scholarship Preparation, hari Rabu 04 Januari 2022, di Aula SMA Negeri 1 Wawo., dan KITA BERPERAN GOES SCHOOL #2,  University Life and Scholarship Preparation, hari Jum'at 13 Januari 2022, di MAN 2 Kota Bima. Kemudian, Komunitas KITA Berperan konsisten menyelenggarakan diskusi, acara yang ketiga kali ini diskusi bertajuk Training Of Trainer, bekerjasama dengan komunitas Kampung Pandai.

Dengan topik, Sex Education: I'm The Boss Of My Body. "Strategi pendidikan kesehatan reproduksi untuk pencegahan pelecehan seksual pada anak dengan konteks lokal".

Acara ini diselenggarakan pada hari Sabtu, tanggal 21 Januari 2023. Pukul 21:00 WITA - Selesai. Via Aplikasi Zoom. Acara diskusi ini didukung oleh Kampung Pandai 13 Ulu, sebagai mitra kerjasama.

Adapun, acara ini terdiri dari lima orang narasumber. Dua narasumber pertama, Memperkenalkan Profil dan Kegiatan Kampung Pandai. Dan dua narasumber lainnya, membawakan topik, Pengenalan Sex Education 

Narasumber pertama, adalah. Najmah, SKM, M.PH, P.hd. Founder/Inisiator Kampung Pandai. Dan, Happy Mira Jordanti, Tim Kampung Pandai. Sedangkan narasumber kedua, yakni. dr. Chynta Rahma, V. Tim Kampung Pandai. Dan, Aurelia Rahma, Tim Kampung Pandai. Adapun acara diskusi ini, dimoderatori oleh. Ummu Rofikah, Tim Kita Berperan.(Sedang menempuh Studi Doktor, Ilmu Linguistik/Bahasa Inggris di Universitas Hasanuddin, Makasar).

Acara ini, kemudian di awali dengan sambutan Founder atau Ketua Komunitas KITA Berperan, yakni oleh: Nurdin Maskur. "Beliau mengucapkan terima kasih banyak kepada peserta, volunteer dan tim Kita Berperan yang sudah hadir dalam acara diskusi malam ini".

"Dari acara diskusi ini kami ingin banyak belajar, terkait isu-isu seks education. Jadi, dari acara ini kami mau banyak belajar, meniru/replika dan menerapkan dari kasus kasus yang sudah ditangani oleh narasumber, sehingga bisa di terapkan di daerah-daerah lainnya dalam konteks lokal". Lanjut beliau.

Akhirnya, saya mengucapkan terima kasih banyak kepada setiap peserta, volunteer dan tim Kita Berperan bisa ikut nyimak dan belajar dalam acara diskusi malam ini". Tutupnya.

Kemudian, acara langsung dilanjutkan dengan narasumber pertama, tentang pengenalan Narasumber pertama. Oleh: Ibu Najmah. Founder/Inisiator Kampung Pandai.

"Tim Kampung Pandai terdiri dari. Beberapa tim yang tergabung ikut membantu secara sukarela. Dari berbagai generasi. Misalnya ada, Kak Heppy, generasi pertama. Kak Cintani, generasi kedua (Studi Dokter Mata). Kak Sinta, gabung generasi ketiga. Kak Aurel, generasi keempat. Yang melaunching kampung pandai. Sudah mendidik 400 anak".

Kenapa saya menamakan kampung pandai? "Saya besar dan tinggal di tepi sungai Musi. Saya sudah 35 tahun hidup dan besar disana. Namanya Kampung Pandai 13 Ulu. Itulah alasan kenapa, saya menamakan komunitas Kampung Pandai". Ujarnya.

Jadi, karena saya diberi kesempatan untuk kuliah di Australia. Saya bisa belajar sesuai bidang studi, saya mengikuti pelatihan tentang kesehatan komunitas, dan topik seks education, dll.

Ada 3 kegiatan di Kampung Pandai. 1). English Camp. 2). Palembang Heritage Food. 3). Sanitary Camp, kegiatan di launching tahun 2022. 

Jadi, dalam kegiatan ini tidak hanya acara English, tetapi diselipkan dengan muatan materi edukasi seks sejak dini. Karena memang, isu-isu terkait seks education ini masih minim dan tabu dibicarakan ditengah masyarakat, khusunya di kalangan masyarakat Palembang.

Jadi, inilah tujuan hadirnya Kampung Pandai. Untuk mengkampanyekan bagaimana caranya agar nilai-nilai atau materi seks education ini bisa diterima oleh semua masyarakat. Manfaat seks education ini adalah, bisa membekali anak-anak sejak dini, mana sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan.

Contoh seks education di kampung pandai adalah; 1. Kalau disentuh, bilang tidak mau, tidak boleh, kalau sudah menyasar ke bagian tubuh, bisa lapor ke orang tua.

Jadi, karena topik seks education ini masih tabu di bicarakan di Indonesia. Makanya, kami mencari cara dan strategi agar topik ini bisa diterima oleh semua kalangan, khusus anak-anak.

Dari kami banyak cara dan strategi dalam menyampaikan materi seks education ini. 1). Membuat buku panduan tentang seks education yang dapat dipahami anak-anak. 2). Menyampaikan materi lewat lagu-lagu. Terkait materi sensitif manusia.

Kegiatan sharing session topik seks education ini dihadiri oleh sekitar 20-an peserta dari internal komunitas dan peserta umum lainnya. Diskusi berlangsung cukup antusias, narasumber menyampaikan secara interaktif naratif dan peserta setia menyimak setiap materi yang disampaikan. Pun, terjadi pertukaran informasi, dan umpan balik terkait kasus-kasus seks education dalam konteks lokal.

Misalnya, salah satu peserta, saudara Bustamil Arifin (Mahasiswa Pascasarjana, UI) bertanya sekaligus curhat terkait fenomena pelecehan seksual dikalangan anak-anak, ada anak-anak yang menyentuh bagian tubuh sensitif, beliau meminta saran kepada narasumber untuk memberikan informasi agar bisa mendidik dan mengajarkan materi seks education ini, dipahami anak-anak. Dan, Ibu Maratussoaliha, S.S (Guru Sastra Indonesia MAN 2 Kota Bima). Bertanya juga terkait, cara atau kiat yang tepat agar materi seks education ini diterima oleh anak-anak agar terhindar dari kasus-kasus pelecehan seksual yang sudah terjadi, bahkan melindungi tumbuh kembang anak-anak dari lingkungan yang buruk tersebut (virus pelecehan seksual).

Dengan demikian, dari pihak Kampung Pandai 13 Ulu ini. Setiap narasumber menjawab curhatan atau pertanyaan dari peserta tersebut, berdasarkan pengalaman dari tim volunteer yang bergerak di Lapangan Kampung Pandai 13 Ulu dan sebagainya.

Jadi, dari pihak komunitas Kampung Pandai bekerja dengan misi untuk menyampaikan materi tentang pendidikan anak-anak (PAUD dan sederajat) dan isu seks education.

Pada dasarnya, anak-anak yang hidup di sekitar kampung Pandai 13 Ulu, dan sekolah-sekolah sekitarnya cukup antusias, energik ketika menyambut tim Kampung Pandai. Tetapi mereka belum sepenuhnya paham terkait materi yang disampaikan. Jadi, setiap anak-anak diberi beban sesuai potensi yang mereka miliki.

Misi Kampung Pandai adalah hanya mendidik dan mendeteksi sejak dini, tidak membuat kantor bimbingan-konsultasi, dll. Bukan yang memberikan resep seperti dokter. Tetapi, tim komunitas Kampung Pandai memberikan pemahaman sejak dini terkait misalnya, seks education ini. Pengenalan bagian tubuh sensitif, mana yang boleh disentuh dan tidak boleh, mana kata-kata yang baik sopan dan tidak baik. Lebih lanjut, Karena Tim Kampung Pandai percaya bahwa, "mencegah itu lebih baik daripada mengobati".

Akhirnya, dari cerita pengalaman sukses Tim Kampung Pandai 13 Ulu. Bisa menjadi inspirasi belajar, meniru atau replika oleh komunitas-komunitas agar bisa diterapkan dalam konteks lokal, untuk menjawab persoalan yang terjadi di lingkungan sekolah, masyarakat sekitarnya.

Editor: Fitratul Akbar 

Fitratul Akbar

Penulis adalah Alumni Prodi Ekonomi Syariah, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Malang

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال