Yayasan Wakaf Paramadina Membangun Peradaban Bagi Semua


Kuliahalislam Wakaf Paramadina merupakan sebuah lembaga dakwah atau kelompok pengajian dengan golongan menengah sebagai kelompok sasarannya yang didirikan pada tanggal 31 Oktober tahun 1986 di Jakarta. Nama "Paramadina" dibentuk dengan dua cara. Pertama, dari kata "Par" artinya sejajar, serasi, sejiwa dan "Madina" yaitu nama kota atau tempat peradaban.

Dengan demikian, Paramadina adalah simbolisasi pandangan dasar dan tujuan pokok kegiatan Yayasan Wakaf Paramadina yaitu membangun peradaban dan kebahagiaan bagi semua. Kedua, dari kata "Parama" yaitu utama, unggul dan "Dina" artinya agama. Jadi Paramadina berarti agama utama yaitu Islam.

Hampir seluruh negeri, anggota pengurus dan para undangan yang hadir pada acara persemian berdirinya yayasan ini adalah mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang mengisi birokrasi, bisnis, akademik dan lembaga-lembaga penelitian. Kelompok ini bersifat independen dan tidak terikat pada lembaga manapun, di samping juga bersifat terbuka terhadap gagasan-gagasan pembaharuan dan tidak berpolitik.

Paramadina merupakan hasil dari serangkaian diskusi yang panjang sejak awal tahun 1984. Di antara pengurus pertama dan pendiri yayasan ini adalah Prof. Dr. Nurcholis Madjid (Ketua), Utomo Danadjaja (Seketaris), Ir. Ahmad Ganis (Wakil Ketua), Dra. Aniswati M. Kamaluddin (Wakil Seketaris) dan para anggota pengurus Drs. M. Dawam Raharjo, Dr. Ir. Tawang Alun, Drs. Djohan Effendi, Drs. Fahmi Idris dan Drs. Abdul Latief.

Pilihan yayasan ini pada golongan menengah sebagai kelompok sasaran disebabkan oleh penggarapan Dakwah Islamiyah pada golongan ini terasa masih sangat kurang. Yayasan ini dibentuk untuk menjadi Wahana pelaksanaan rasa tanggung jawab mereka kepada bangsa dan negara sebagai perwujudan ibadah dan bakti mereka kepada Allah. 

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Yayasan Paramadina diantaranya adalah pendidikan non formal seperti klub kajian agama, taman pendidikan agama dan studi Islam. Kemudian ada juga penerbitan media elektronik dan cetak serta kajian pemikiran agama. Dalam jangka panjang, yayasan ini bermaksud juga menyediakan pusat pelayanan belajar bagi mahasiswa, yang indeks prestasinya tinggi.

Kajian agama yang sudah berjalan secara rutin adalah kegiatan klub kajian agama. Klub ini terbuka untuk umum dan kebanyakan diikuti oleh golongan-golongan menengah dan kaum cendekiawan. Untuk mengukuhkan landasan kegiatannya, Yayasan Paramadina menggariskan beberapa penegasan tentang " Wawasan Asasi" yang bersumber dari ajaran-ajaran Islam yakni Al-Qur'an dan Sunnah. 

Wawasan Asasi terdiri atas wawasan asasi berdasarkan Islam pada hakikatnya menyatu dengan wawasan asasi ke Indonesia. Ajaran Islam menyediakan bahan yang kaya untuk pengisian nilai-nilai Pancasila. Pancasila akan lebih kukuh dan lestari melalui pelaksanaan ajaran Islam. Kedua, Yayasan beriman kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Ketiga, beragama Islam menghasilkan bentuk hubungan yang serasi antara manusia dengan alam karena alam sekitar ini semuanya telah bersedih serta tunduk kepada Allah secara alami pula. Keempat, sebagai kelanjutan logis dari prinsip ketuhanan itu ialah paham persamaan manusia. Kelima, kerjasama mensyaratkan adanya musyawarah antara sesama manusia. Musyawarah menjadi kehausan Karena manusia mempunyai kekuatan dan kelemahan yang tidak sama dari individu ke individu yang lain.

Dengan manajemen yang solid dan profesional, civitas akademika yang mampu dan merombak tinggi yang dimainkan para tokoh muda, saya yakin di masa mendatang Universitas Paramadina akan mampu mewujudkan impiannya untuk menjadi perguruan tinggi kelas dunia, "a World Class University". 

Visi Yayasan Wakaf Paramdina: Menatap masa depan dengan kesadaran kebhinekaan sosial (pluralisme) dalam satu wadah tatanan politik yang adil, terbuka, dan dimodifikasi. Hal ini terumuskan dalam:

1. Integrasi keislaman, kemodernan, dan keindonesiaan;
2. Mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia;
3. Penghormatan pada harkat dan martabat manusia

Adapun misi nya adalah:

1. Mewujudkan pusat keunggulan kajian Islam, sosial-budaya, sosial-ekonomi, sosial-politik dan budaya ilmu pengetahuan dan teknologi;
2. mengembangkan dan menerapkan metode-metode pengembangan cara berpikir efektif sehingga menumbuhkan perilaku warga muslim Indonesia yang berperadaban, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok masyarakat;
3.Membantu memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan sumber daya manusia yang dihadapi oleh sektor-sektor pembangunan nasional yang strategis;
4. Mempersembahkan Paramadina sebagai institusi yang berkemampuan tinggi.

Dewan Pembina

Ketua: HM Jusuf Kalla
Ketua Harian: Ir. Ahmad Ganis

Anggota :

Drs. Mustafa Anis
Drs. Abdillah Toha
Poedji Rahardjo
Prof. Dr. Azyumardi Azra
M. Ahmad Rifai
Soegeng Sarjadi
Ir. Moh. Yahya
dr. Sugiat Ahmad Sumadi, SKM
Drs. Abdul Latief
Darnis Habib
Mossolly Noor
Utomo Dananjaya
Drs. Amir Imam Poero
Fahmi Idris
Prof. Dr. Emil Salim
Ir. Aburizal Bakrie
Darmin Paloan Siregar

Dewan Pengawas

Ketua: Drs. MA Rifai
Anggota:
Drs. Tjarda Muchtar
Winarno Zein

Pengurus Yayasan

Ketua Umum: Hendro Martowardojo
Ketua: Wijayanto Samirin
Ketua: Arif Budimanta
Ketua: Pratiwi Ibnu Tadji
Ketua: Budhy Munawar-Rachman
Ketua: M. Ichsan Loulembah
Sekretaris Umum: Silmy Karim
Wakil Sekretaris Umum: Astrid Darmawan
Wakil Sekretaris Umum: Putut Widjanarko
Bendahara Umum: Sandiaga S. Uno
Wakil Bendahara Umum: Tatat Rahmita Utami
Wakil Bendahara Umum: Yenon Orsa

Badan Otonom

Ketua Badan Kajian Islam:
M. Wahyuni ​​Nafis, MA
Ketua Badan Kajian Sosial-Budaya:
M. Ihsan Alief, MA
Ketua Badan Pengelolaan Media:
Rani A. Dewi, MA
Ketua Badan BMT:
Alida Astarsis
Ketua Badan Pengelolaan Ekonomi Masyakat:
Rifda Ammarina





Rabiul Rahman Purba, S.H

Rabiul Rahman Purba, S.H (Alumni Sekolah Tinggi Hukum Yayasan Nasional Indonesia, Pematangsiantar, Sumatera Utara dan penulis Artikel dan Kajian Pemikiran Islam, Filsafat, Ilmu Hukum, Sejarah, Sejarah Islam dan Pendidikan Islam, Politik )

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال