Pentingnya Pendidikan Pada Usia Muda

KULIAHALISLAM.COM - Pendidikan menjadi sangat penting dalam perkembangan keilmuan manusia sering berjalannya waktu dari tahun ke tahun hingga melahirkan tokoh akademisi sebagai acuan kemajuan pengetahuan manusia. 


Perkembangan inilah yang membuat sebagian orang bertanya-tanya tentang masa depannya, dan mulai diasingkan kembali. Beberapa pertanyaan pun muncul di sehari-hari mulai dari: 
Kapan lulus kuliah mas?, kok nggak lulus, masa depanmu gimana, kasihan orang tuamu bayar banyak-banyak!, terus juga ada pertanyaan sembrono juga “nggak sah kuliah, ngentek-ngentekki duit, mending kerjo wae, entuk duit, isoh ngewangi wong tuomu” (nggak usah kuliah, buang-buang uang saja, mending kerja aja, dapet uang, bisa bantu orang tua). 
Karena pertanyaan tersebut terjadi atas 2 sebab. Pertama merasa gengsi terhadap lingkungan. Kalau nggak lulus-lulus, pasti jadi omongan ibu-ibu. Kedua karena mayoritasnya bekerja, baginya uang lebih berharga dari pada sekolah. Apalagi zaman sudah berbeda sama sekali 90 persen mental anak terhadap pendidikan. 

Selain itu, ada lagi yang sehabis kuliah lupa terhadap pelajarannya, bodo amat yang penting kerja, kerja, kerja. kerja yang sesuai lebih meyakinkan mayoritas masyarakat dibandingkan kerja yang tidak sesuai jurusannya. Ini sangat nyata bukan?

Kita sebagai pendidik dipaksa melihat keadaan yang pastinya mendapat kecaman ataupun harapan. Inilah lemahnya pendidikan di sekitar kita yang lebih mengedepankan uang sebagai solusi hidup jangka panjang. 

Maka masyakarat seharusnya tahu bahwa pentingnya pendidikan semacam: nulis, baca, diskusi dan lain sebagainnya, agar pola pendidikan bisa disampaikan dengan baik, serta bisa mengamalkannya. Dan harapannya lagi-lagi adalah anak muda. Anak muda yang digadang-gadang untuk meneruskan perjuangan memajukan pendidikan Indonesia. 

Bodohnya kita selalu memperhatikan kualitas sekolah hanya melihat peringkat sekolah di kancang daerah maupun nasional, sekolahnya negeri atau swasta untuk menunjang murah dan mahalnya sekolah, alhasil kita tidak pernah memikirkan perkembangan pola pikir sekolah, dan edukasi pendidikannya. Ini mau belajar apa mau rekreasi?

Jelas-jelas perlu diperhatikan mengingat kemajuan keilmuan sudah zaman digital. Semua bisa akses google, tinggal kita milih sesuai apa yang kita pelajari. Secara otomatis, manusia tak bisa berkembang tanpa pembenahan edukasi pendidikan pada usia muda. 

Padahal Al-Qur’an sudah jelas bahwa pendidikan terbaik adalah berlapang dada ( sabar) dalam menempuhnya dan kesungguhannya seperti penjelasan dalam surat Al-Mujadalah ayat 11 berbunyi “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: 
Berlapang-lapanglah dalam majelis, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Kuncinya adalah bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu. Bukan terletak lulus kuliah, lulus pondok pesantren. Tetapi pada bagaimana cara kita memberi manfaat mengajarkan keilmuan pada orang lain. 

Kita bisa jadi orang besar layaknya tokoh agama, namun jika ilmunya tidak bermanfaat, selesailah sudah. Cara mengajarkannya pun juga harus ikhlas seperti dalam pembahasan kitab Ta’lim Mutta’alim bahwa ilmu harus didasari dengan niat. 

Adapun cara mengajarkan pola pendidikan bisa kita lakukan : diskusi setiap hari rabu misalnya khusus budaya sesuai jurusan kita, dari sisi agama : mengadakan maulid di warga sekitar, tahlil dan yasin, dan seterusnya. 

Syukur-syukur minta bantuan teman kita yang suka mengadakan kegiatan. Pasti akan sangat menyenangkan sekali. Tapi kita juga melakukan obrolan-obrolan sesuai kebutuhan masyarakat, tanpa memaksa. Itulah pentingnya makna pendidikan dalam kesehariannya. 

Orang berpendidik tidak harus sekolah sampai jenjang lebih tinggi, asalkan sering membaca, dan suka berdiskusi. Bukan berarti tidak sekolah, sekolah hanya sebagai fasilitas kita, sisannya kita pelajari dengan baik. Jika kita sekolah dengan baik, insyallah ilmu itu mudah masuk, dan mudah diamalkan. 

Semua tergantung pada diri kita masing-masing. Ngobrol ringan itu juga bisa jadi ilmu kalau yang dibahasnya sesuai apa yang dipelajarinnya. Curhatan juga sangat berpengaruh untuk meningkatkan pola pendidikannya. 

Ilmu tidak akan pernah habis serta selesai sekejap, karena pada dasarnya belajar membutuhkan proses yang panjang. Tidak langsung pintar, dan mudah mengklaim bodoh. Manusia juga punya kelebihan dan kelemahan masing-masing. Tinggal kitanya mau belajar atau nggaknya.

Ahmad Zuhdy Alkhariri

Pegiat Literasi, essais, Kontributor NU Online. Beberapa karyanya bisa dijumpai di :Islamsantun.org, Kuliah Al-Islam, Alif.id, Semilir.co., kalimahsawa.id, dan masih banyak lagi

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال