Terapi Sufi Healing Sebagai Penguatan Nilai-Nilai Moderasi Beragama

(Mahasiswa KKN T KERSO DARMA UIN RADEN Mas Said Surakarta bekerjasama UKM KOPI SUFI dan Pondok Pesantren Al-Afkhar praktek sufi healing) 

KULIAHALISLAM.COM - Selama dalam benak kita prosesi tassawuf mempunyai cara untuk mengindar dari sifat keduniawiaan dan merujuk pada berkhlawat, berdizir, atau ciri khasnya sesuai aliran-alirannya. 

Namun pernah kalian mendengar istilah terapi sufi healing yang sebenarnya bersifat modern?. Mengapa bisa terjadi?. Dan apakah bisa merubah segala sifat orang?. Ataukah cuman sekedar coba-coba saja. 

Mungkin agak aneh melihat perkembangan sufi telah menjadi masa keemasan di zaman modern ini. Kalau kita melihat dari sisi beberapa alirannya, kita pasti terobsesi cara menghilangkan sesuatu yang tidak nyaman adalah berkhalwat. 

Tapi ada cara yang lebih unik lagi dari berkhalwat atau hampir sama dengan ruqyah yakni terapi sufi healing ala modern. Ini benar-benar gila mengingat dalam pikiran saya cara paling ampuhnya adalah ruqyah membuat orang sadar. 

Tapi malahan mengunakan terapi sufi healing yang juga mempunyai nilai sufistik luar biasa terdapat dampak perubahan manusia. Sebelum kita membahas tentang fenomenanya, terlebih dahulu membahas tentang definsi terapi sufi healing agar kalian kita sama-sama belajar atas kemajuan tassawuf modern saat ini. 

Sufi healing merupakan salah satu cara yang digunakan para sufi dalam pengobatan dan penyembuhan yang dimana semua itu dikerahkan hanya kepada Allah swt untuk menyembuhkan penyakit yang dideritannya ( Gusti, 2012). 

Artinya metode ini tentu memerlukan waktu cukup lama untuk menyembuhkan dengan susah payah sebagai wujud berterima kasih kepada Allah swt sekaligus menguatkan nilai-nilai moderasi beragama. 

Ternyata praktek terapi sufi healing pernah di lakukan oleh mahasiswa UIN Raden Mas Said KKNT Kerso Darma kelompok 66 Desa Gadingan, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah. Di tengah perbedaan umat islam yang mempunyai cara pandang berbeda-beda, membuatnya Nisa Choirunnisa dan kawan-kawannya tak gentar untuk melakukan program kerja tersebut sebagai penguatan moderasi beragama. 

Bahkan Nissa selaku ketua KKN menyampaikan “walaupun masyarakat disini tidak banyak berikut partisipasinya, tapi ada nilai-nilai positif luar biasa” diadakan pada Kamis (28/07/22). Tentu ini menjadi semacam hal pendekatan modern yang hampir sama dengan pengobatan rugyah pada umumnya. 

Lebih model gebrakan baru merubah hal-hal postif yang berkerja sama kepada UKM Kopi Sufi dan Pondok Pesantren Al-Afkar. Kolaborasi mengakibatkan saling bahu membahu mempelajari bahwa pentingnya penerapannya di masyarakat awam. 

Maka dari situlah, saya membagi beberapa pentingnya tentang acara terapi sufi healing rancangan baru menguatkan nilai-nilai moderasi beragama : Menguatkan rasa percaya diri Di saat terombang-ambing permasalahan keruwetan masyarakat, rasa percaya dirilah yang merupakan dampak perubahan pada masing-masing lingkungan sekitar. 

Karena sudah dibuktikkan oleh Bu RT blak-blakkan merasakan kebahagiaan “efeknya sangat berpengaruh pada saya pribadi, dan saya jadi merasakan aroma positif pada kehidupan “ ujarnya kamis ( 28/07/22). Saya teringat bunyi surat Al-Baqarah ayat 216 “boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagimu. Alloh mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”. 

Ayat ini mengingatkan kepada kita pentingya rasa percaya diri pada setiap kegiatan, khususnya perubahan terapi sufi healing. Bisa diambil maknannya, masih bisa dikatakan sadar kalau kita menginginkannya dengan bersungguh-sungguh. Pada dasarnya, manusia akan merasakan perubahan besar, apabila orang tersebut tidak melakukannya dengan sia-sia. Sama halnya perkataan Man jadda wa jaddanya kuat tanpa ada alasan yang mengutuknya. 

Maka begitu terasa manfaatnya kita melakukannya sepenuh hati agar tetap merasakan apa yang orang lain rasakan. Hikmah-Hikmahnya Adapun pelajaran-pelajaran berharga setelah mengikuti acara terapi sufi healing yakni kesempatan melakukan kebaikan sangat banyak peluangnya dalam proses kehidupannya. Biasannya, perubahannya terlatak rasa mengingat kesalahan-kesalahannya untuk jalan memperbaikinnya. Dan manfaatnya sangat berguna sekali yang telah diutarakan oleh Nissa Chorunnisa “ jadi bener-bener manfaat banget, walaupun 2 orang mewakili bagaimana apa yang dia rasakan sama apa yang mereka rasakan”. Kita tahu bahwasannya proses yang baik pasti akhirnya juga baik. Hal itu sudah tegaskan kembali dalam Al-Qur’an “Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat ( Surat Al-Baqarah ayat 269). Jadi tertarik mencobanya?. Atau takut mencoba?. Jawabannya ada pada hati kita masing-masing. Selama kita percaya pada hal-hal postif menghampirinya, jangan harap kegagalan adalah awal kemunduran berpreses di dunia, akan tetapi kegagalan di masa lampaui ( kesalahan-kesalahan) adalah awal kebangkitan kita untuk membuka lembar baru sejarah penguatan moderasi beragama selanjutnya.

Ahmad Zuhdy Alkhariri

Pegiat Literasi, essais, Kontributor NU Online. Beberapa karyanya bisa dijumpai di :Islamsantun.org, Kuliah Al-Islam, Alif.id, Semilir.co., kalimahsawa.id, dan masih banyak lagi

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال