Perbedaan Psikopat dan Kriminal Dari Ciri-Ciri Hingga Gejala-Gejalanya

Gambar oleh Shutterstock, ilustrasi seorang Psikopat

Prof. dr. Hasan Basri Saanin DT. Tan Pariaman (Guru Besar Psikiatri Universitas Padjajaran, Bandung) dalam bukunya "Psikiater dan Pengadilan : Psikiatri Forensik Indonesia bahwa : "Menjelaskan secara rinci mengenai Psikopat. Dalam bukunya itu ia menjelaskan bahwa menurut Pritchard, Psikopat adalah orang yang menderita perkembangan kemampuan-kemampuan jiwa yang disharmonis yang menyebabkan penderita terhalang hidup demikian rupa sehingga mereka sendiri dan sesama manusia selalu menderita ketidaksenangan dan penderitaan.

Ada manusia yang pada umumnya tidak menunjukan gejala-gejala gangguan jiwa tetapi tidak memiliki kesanggupan untuk mengusai nafsu-nafsunya. Oleh karena itu mereka tidak dapat bertahan terhadap keinginan-keinginan tertentu yang mereka sendiri menyadari bahwa mereka tidak diizinkan melakukannya.

Coville berkata bahwa Psikopat adalah Defect (cacat) dalam perkembangan struktur keperbadian, tidak saja dalam fungsi-fungsinya. Dalam banyak hal, defect struktur itu bertanggung jawab terhadap pola-pola tingkah laku, tidak dapat menyesuaikan diri seumur hidup, perasaan cemas dan takut.

Sifat-sifat Psikopat menurut American Psychiatric Association yaitu :

1.      Kelainan-kelainan yang sangat mengganggu dalam fungsi hati nurani (conscience). Tidak ada atau sedikit sekali kemampuan menyesuaikan tingkah laku dengan norma-norma moral masyarakat. Tingkah laku itu  ditentukan oleh perasaan bersalah yaitu oleh perasaan tidak enak, bersamaan dengan menghukum diri sendiri secara otomatis, yang pada orang yang normal menunjukkan diri sebelum ia berbuat sesuatu yang dikecam atau tidak disetujui oleh masyarakat.

2.      Ketidakmatangan moral, terlihat pada fiksasi dalam pola-pola egosentris pemikiran dan tingkah laku. Seorang psikopat menuntut pemuasan keinginan-keinginan dengan segera dan seketika. Ia tidak dapat menangguhkannya.

3.      Tidak ada cara hidup yang tegas. Seorang psikopat hidup “di sini” dan “kini”, tanpa dapat menggunakan pengalaman masa lampau dan tidak cukup kuasa untuk memberikan garis tegas pada masa depannya. Penghidupan baginya adalah rentetan kejadian-kejadian yang dikuasai oleh implus-implus yang tidak berguna bagi pengstrukturan kehidupan untuk jangka panjang.

4.      Tidak sanggup untuk mencintai dan ketertarikan emosional. Orang lain bagi mereka hanya penting selama mereka dapat mempergunakan orang lain itu untuk kepentingan sendiri. Mereka tidak dapat merasakan empati. Tidak dapat berkorban. Dalam hubungan dengan orang lain tidak ada perasaan yang mendalam. Sifat lain yang monjol adalah :

5.      Tidak sanggup menerima dan memahami nilai-nilai etik. Sering ia memberikan lebih banyak janji-janji (lipservice) pada nilai-nilai moral dan etik kalau hal-hal ini sesuai dengan keperluan dan tujuannya pada waktu itu.

6.      Implusif dan egosentris tidak bertanggung jawab tidak dapat menahan nafsu dan penilaian yang sangat miskin. Mementingkan diri sendiri dan tidak hendak mempertimbangkan konsekuensi konsekuensi tingkah lakunya. Sering menjurus kepada mencari sensasi, merusak dan tingkah laku yang bertentangan dengan kehendak masyarakat.

7.      Tidak sanggup menarik pelajaran dari kesalahan-kesalahan dan pengalaman-pengalaman yang biasa. Yang lebih mudah dipelajari adalah cara bagaimana ia dapat menghindarkan hukuman yang lebih efektif dan bagaimana Dapat mengekspoitir orang lain.

8.      Sangat pandai menunjukkan wajah yang manis untuk mempesona orang lain dan kemudian mengeksploitirnya. Kalau kiranya akan membantu untuk menunjukkan tujuannya, seorang psikopat dapat sangat menarik (charming) dan manis. Dengan cara demikian ia dapat menyembunyikan kepribadiannya yang sebenarnya dan mudah dapat mengelabui orang lain dapat memasuki kalangan-kalangan tinggi dan menarik keuntungan finansial darinya.

9.      Sangat rendah toleransi terhadap tegangan ( stres ). Sering tingkah laku yang diperlihatkan karena sebab-sebab yang kecil dan tidak berarti. Ia akan meletakkan jabatannya karena pertengkaran yang kecil saja atau ia harus mengerjakan pekerjaan yang tidak disukainya atau ia akan menjadi agresif.

10.   Menolak autoitas dan disiplin. Kewibawaan orang tua, guru, guru agama, polisi, pemerintah ditantangnya. Pemberontakan sering berbentuk vandalisme atau tingkah laku yang tidak bertanggung jawab atau kurang ajar. Satu-satunya motif adalah melampiaskan agresi dan bukan untuk mencari keuntungan.

11.   Pandai berdusta, segera merasionalisasi dan memproyeksi kesalahan. Seorang psikopat jarang kehilangan akal untuk memberikan alasan. Tidak ada perasaan malu dan membohong untuk mengelakkan tanggung jawab dan menyalahkan orang lain.

12.   Sangat mahir menyakiti hati orang lain. Kesimpulannya, penderita penderita psikopat sulit menyesuaikan diri dan norma-norma dan nilai-nilai yang ditetapkan oleh masyarakat. Ia menentangnya. Keadaan ini dipertunjukkan dengan tingkah laku sehingga ia menderita karenanya, juga masyarakat di sekelilingnya. 

Keadaan ini dianggap sebagai kesalahan perkembangan struktur kepribadian terletak dalam sel-sel kecambah. Penelitian terakhir mengatakan, sebagian disebabkan karena adanya YY kromosom pada psikopat penjahat di samping ada faktor yang ditimbulkan oleh keadaan lingkungan atau keturunan.

Masalah psikopat sangat penting, karena di antara penderita penderita yang terdapat pengelana, pemabuk, pembohong, tetapi juga ada seniman sarjana, penjual obat, pembangkang dinas ketentaraan, pembentuk pembentuk sekte dan aliran-aliran kebatinan dan fanatisi dalam bidang ideologi, keyakinan dan keagamaan. Di antara mereka terdapat banyak mereka yang abnormal jiwanya karena kelainan-kelainan temperamen dan watak.

 Coville membagi orang Psikopat menjadi 5 bagian :

1.      Gangguan pola kepribadian juga dinamakan pribadi-pribadi prapsikotik. Banyak dari mereka akan menjadi Psikopat.

2.      Gangguan sifat keperibadian(gangguan trait) : penderita-perindorita tidak sanggup menyesuaikan diri dalam keadaan stres yang ditimbulkan oleh keadaan lingkungannya, karena ketidakmatangan atau perkembangan kepribadian yang salah. Sulit untuk menjaga keseimbangan jiwanya.

3.      Sosiopat-sosiopat :

-anti sosial

-dissosial (amoral)

Di antara mereka terdapat penjahat-penjahat ulung, perampok, pembunuh dan sebagainya. Perbedaan antara antisosial dengan disosial adalah bahwa anti social tidak mengenal setia kawan sedangkan pada di sosial setia kawan adalah lumrah.

4.      Deviasi seksual :Homoseksual, Lesbianisme, transvestisme (bepakaian seks yang berlwanan :banci), pedophilia, fetishisme, sadisme dan masochisme, pemuasan seksual diperoleh dengan cara memperolehnya dengan kg yang normal (hetroseksual).

5.      Alkoholisme dan ketagihan atau kecanduan obat bius/narkoba.

Selain daripada itu, terdapat orang-orang yang menjadi psikopat karena kejadian-kejadian yang datang dari luar atau disebabkan oleh penyakit lain (Psikopatisasi) yaitu :

1.      Psikopatisasi sesudah cedera kepala.

2.      Psikopatisasi karena epilepsi.

3.      Karena penyakit infeksi : meningitis, syphlis, tubercolosis, dan lainnya.

Perbedaan Kriminal dan Psikopat

Henry Checkly mengatakan, sungguh pun telah diusahakan untuk menggantikan kriminalisme sebagai suatu bentuk gangguan mental dan banyak perbuatan kriminal diterangkan sebagai reaksi terhadap konflik emosional, orang-orang yang digambarkan di bawah ini menunjukkan perbedaan penting dari seorang kriminal biasa dengan psikopat.

Pertama, seorang kriminal biasanya bekerja secara konsisten dan dengan segala kemampuan yang dimilikinya berusaha mencapai apa yang dikehendakinya. Kadang-kadang dia berhasil untuk mengumpulkan uang dan kekayaan dan dapat pula mengelolanya dengan baik. Untuk keuntungannya sendiri dia sanggup memimpin satu kelompok penjahat seperti memimpin suatu perusahaan besar.

Sedangkan seorang psikopat sangat jarang dapat memperoleh keuntungan dari apa yang diperolehnya dan hampir tidak pernah bekerja secara konsisten dan terus-menerus dalam bidang kejahatan atau apa saja, untuk memperoleh posisi atau kekuasaan atau kekayaan dan keamanan bagi diri sendiri. Dia sering memperturutkan hawa nafsunya dalam kejahatan Dengan gigih dan terus-menerus, yang pasti akan diganjal dengan hukuman berat dan segera, hanya untuk memperoleh kesenangan dan kegembiraan yang begitu ringan dan enteng dan hanya untuk sebentar saja, sehingga umum memendamnya sebagai suatu yang sia-sia dan gila-gilaan, sungguh pun dia tidak memperlihatkan tanda-tanda kegilaan.

Orang yang benar-benar kriminal dapat dipandang sebagai seseorang yang mempunyai tujuan. Tetapi seorang psikopat rupa-rupanya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Pola tindakan-tindakan yang menunjukkan sedikit sekali yang dapat dipahami sebagai sesuatu yang dipilih atau diiringi oleh manusia secara sadar. Dia sendiri kadang-kadang dengan meyakinkan, menyangkal ada godaan khusus yang mendorongnya berulang kali bertingkah laku menuju kepada suatu situasi tertentu.

Kedua, tujuan seorang kriminal biasanya dapat dimengerti oleh orang biasa sungguh pun kita mengutuknya. Kita juga dapat memahami implus untuk mengambil uang, biar tidak sah dan bertentangan dengan hukum, untuk memperoleh barang mewah dan untuk memperoleh kekuasaan dan kemegahan yang dengan cara lain tidak akan mungkin dapat diperoleh. Seorang kriminal biasanya mencoba untuk memperoleh sesuatu yang kita semua juga menginginkannya.

Sebaliknya, seorang psikopat kalau dia mencuri atau melakukan korupsi, rupa-rupanya dia berbuat demikian dengan tujuan yang sangat gelap dan sulit dapat dipahami. Berulang kali dia mengalami bahaya dan kadang-kadang dia dengan sengaja membuang sebegitu banyak untuk dapat memperoleh sesuatu yang sangat sepele dan tidak berharga menurut penilaiannya sendiri dan penilaian orang lain. Dia tidak mempergunakan dengan baik hasil yang diperolehnya. Tindakan yang kadang-kadang dilakukan tidak untuk memperoleh keuntungan sama sekali.

Ketiga, seorang kriminal biasanya mengelakkan kesusahan dan kesulitan bagi dirinya sendiri sebanyak mungkin dan hanya merugikan dan menyusahkan orang lain. Tetapi seorang psikopat, sungguh pun dia tidak peduli sama sekali akan kesedihan dan kesusahan yang diderita orang lain biasanya dia menempatkan dirinya dalam suatu posisi yang memalukan dan tidak mengenakkan.

Keempat, seorang psikopat biasanya tidak melakukan pembunuhan atau kejahatan-kejahatan lain yang segera akan dihukum dengan hukuman penjara. Sebagian besar dari perbuatan anti sosialnya seolah-olah bertujuan merusak dirinya sendiri. Banyak dari mereka yang menunjukkan sifat-sifat itu memang melakukan kejahatan yang berat-berat dan kadang-kadang kejahatan yang sangat keji dan kejam tetapi bagaimanapun juga terdapat sangat banyak yang tidak melakukannya. Kecenderungan untuk berbuat jahat sedemikian kejqm harus dipandang sebagai pengecualian barangkali ada faktor yang bersifat Patologis.

Jenkin membedakan antara seorang yang disosial dan antisosial. Seorang kriminal, sungguh pun dia melanggar hukum berbuat kejahatan, sering royal terhadap sesamanya dan sering dapat mengejar usaha bersama secara konsisten dengan perasaan setia kawan. Mereka ini adalah pribadi-pribadi yang disosial. Sedangkan yang anti sosial tidak memiliki loyalitas juga terhadap sesamanya dalam perlawanannya terhadap masyarakat yang teratur.

Menurut penelitian di luar negeri, mereka yang melakukan kejahatan karena psikopat ditempatkan dalam sel-sel yang khusus untuk psikopat dan merupakan orang-orang yang berdasarkan keputusan-keputusan Hakim diserahkan kepada negara dan kepada mereka diberikan pengobatan Psikiatris.

Memang dalam memutuskan perkara seorang tertuduh psikopat Hakim dihadapkan kepada pertimbangan yang sulit. Tertuduh adalah kurang bertanggung jawab tetapi sebaliknya masyarakat harus dilindungi dari perbuatan kriminal mereka. Mereka adalah orang-orang yang menderita gangguan jiwa dan tidaklah sepantasnya kepada mereka diberikan hukuman yang setimpal dengan perbuatan kejahatannya.

Di Indonesia, pelaku psikopat yang melakukan kejahatan kriminal diberikan hukuman yang sama beratnya dengan hukuman-hukuman penjahat lainnya. Sebabnya ialah bahwa Indonesia belum lagi memiliki undang-undang psikopat yang memungkinkan Hakim mengambil keputusan lain.

Dalam hal-hal Psikopati oleh keadaan faktor dari luar :

1.      Karena trauma kepala. Banyak orang yang mengalami cidera di kepala menjadi Psikopati. Pada anak-anak, anak-anak menjadi nakal, lasak, kurang berkonsentrasi. Pada orang dewasa, cidera di kepala bisa karena kecelakaan lalu lintas.

2.      Epilepsi. Seorang penderita ayan dapat melakukan kejahatan-kejahatan juga membunuh. Sesudah serangan selesai, maka padanya terdapat amnesia sempurna penderita tidak ingat sama sekali apa yang telah terjadi dan apa yang telah diperbuatnya. Iya tidak bertanggung jawab atas perbuatannya dan tidak dapat dihukum, sebagai contoh putusan pengadilan Karawang tahun 1962 di mana seorang penderita epilepsi membunuh bibinya dengan pisau dapur kemudian pengadilan memutuskannya bebas. Epilepsi juga dapat menimbulkan psikopatisasi. Penderita menjadi seorang yang kejam, mengganggu sekelilingnya dan menyebabkan keonaran. Sudah serangan selesai, yang menjadi seorang anak yang baik lagi tetapi apa yang dilakukannya ia masih ingat. Tidak ada tindakan yang dapat dilakukan selain memasukkan anak itu ke dalam Rumah Sakit jiwa untuk diobati.

3.      Psikopat Agresif. Mereka ini adalah pemuda-pemuda penjahat yang inklusif yang lupa-lupanya secara konstitional tidak sanggup untuk sebelumnya mengetahui dan mempertimbangkan akibat perbuatannya. Kebanyakan pemuda-pemuda itu akan memukul kepala seorang wanita tua yang hanya memiliki beberapa rupiah dalam dompetnya dan tidak menyadari akibat perbuatannya dibandingkan dengan keuntungan yang sedikit yang akan diperolehnya. Seringkali, tingkah laku psikopat ini dipertunjukkan oleh anak-anak yang berasal dari rumah tangga yang berantakan atau karena faktor keturunan penderita epilepsi.

 

Rabiul Rahman Purba, S.H

Rabiul Rahman Purba, S.H (Alumni Sekolah Tinggi Hukum Yayasan Nasional Indonesia, Pematangsiantar, Sumatera Utara dan penulis Artikel dan Kajian Pemikiran Islam, Filsafat, Ilmu Hukum, Sejarah, Sejarah Islam dan Pendidikan Islam, Politik )

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال