Pertempuran Khilafah Utsmaniyah dengan Kekaisaran Rusia


Sultan Musthafa III (1171-1187 H/1757-1773). Ia menjabat sebagai penguasa Khilafah Turki Utsmaniyah saat berumur 24 tahun dan belum paham menjalankan pemerintahan. Ketika ia menjabat sebagai Sultan, ia mengangkat Qawjah Raghib sebagai Perdana Menteri. 

Perdana Menteri Qawjah Ragib mampu memadamkan pemberontakan kalangan Arab-Syam yang menganggu rombongan-rombongan Haji. Ketika Sultan Mushtafa III memerintah, ia menganggap  Rusia sebagai ancaman besar Khilafah Turki Usmani. Kekaisaran Rusia memiliki rencana untuk menghancurkan Khilafah Turki Utsmani.

Kekaisaran Rusia mendorong Gubernur Mesir bernama Ali Beik yang berada di bawah Daulah Utsmani untuk memberontak pada pemerintahan Daulah utsmani. Ali Beik memimpin kaum Muslimin di Mesir untuk memerangi kekuatan Daulah Utsmani.

Takala mereka tidak mampu untuk melawan pasukan Utsmani di medan perang, maka mereka berusaha melakukan perang dengan cara meledakan pemerintahan Utsmani dari dalam melalui orang-orang yang berjiwa kerdil yang menisbatkan diri mereka kepada Islam, orang yang tenggelam dalam syahwat dan larut dalam kerakusan.

Sultan Mushtafa III mempersiapkan diri untuk memerangi Rusia. Ia mempersiapkan pasukan Utsmani agar mampu menghadapi pasukan Eropa. Perdana Menteri Qawjah Ragib melakukan kesepakatan dengan Prusia agar bersedia membantu pemerintahan Turki Utsmani menghadapi pasukan Austria dan Rusia. 

Sultan berusaha memperluas wilayah dagang dan merencanakan untuk membuka wilayah Teluk sehingga bisa menyambung antara Sungai Dajlah dan Astana.

Pertempuran Daulah Utsmaniah dengan Rusia dimulai sejak tahun 1768 M dan berakhir 1774 M. Dalam peperangan ini, pemerintahan Utsmani mengalami kekalahan dan kehilangan wilayah kekuasaannya yang penting. Sultan Mushtafa III jatuh sakit karena sangat sedih pada saat berperang dengan Rusia. Sultan Mushtafa III wafat pada usia 57 tahun.

Kedudukannya digantikan oleh saudaranya yang bernama Abdul Hamid I. Yang menjadi Perdana Menteri setelah ia wafat adalah Hamid Hamzah Pasya, kemudian digantikan oleh Mushtafa Bahir Pasya pada tahun 1177 H/1763 M, setelah itu ia digantikan Muhsin Zadah Muhammad Pasya pada tahun 1178 H/1764 M.

Sultan Abdul Hamid I

Sultan Abdul Hamid I menjadi Sultan pada tahun 1187 H/1773 M. Rusia berhasil menorehkan kemenangan terhadap pemerintahan Daulah Utsmani di kota Parana di Bulgaria di wilayah yang berdekatan dengan Laut Hitam. Perdana Menteri meminta agar dilakukan perdamaian dan perundingan. 

Perjanjian damai itu rampung di kota Winarajah di Bulgaria tahun 1774 M. Di antara isi perjanian itu yaitu :


1.   Dihapuskannya permusuhan antara pemerintahan Utsmani dan Rusia setelah diberlakukannya kesepakatan tersebut serta hendaknya kesepakatan yang telah ada dijaga dengan penuh komitmen dan jangan sampai ada perubahan. Juga hendaknya kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh kedua pihak bisa dimaafkan.

2.   Tidak dilindungi orang-orang yang meminta perlindungan politik atau orang yang melarikan diri dan para pengkhianat.

3.   Kedua belah pihak mengakui kemerdekaan Crimea tanpa ada perkecualian. Mereka memiliki kebebasan penuh untuk memilih kepala negara mereka sendiri tanpa ada harus intervensi dari pihak manapun dan mereka tidak membayar pajak apapun. Karena posisi mereka sebagai kaum Muslimin, maka masalah-masalah kemadzahaban diatur oleh pemerintahan Utsmani sesuai dengan syariat Islam.

4.   Penarikan kekuatan Utsmani dari Crimea dan penyerahan benteng serta tidak dikirimnya tentara atau pasukan penjaga.

5.   Kebebasan setiap negara untuk membangun benteng dan bangunan serta melakukan perbaikan yang diperlukan.

6.   Penentuan Duta Rusia di Astana dan jika terjadi kesalahan maka hendaknya permohonan maaf dilakukan secara resmi.

7.   Pemerintahan Utsmani hendaknya berjanji untuk melindungi hak-hak dan melindungi Gereja-Gereja Kristen di wilayah yang menjadi kekuasaan mereka serta memberikan keringanan untuk melakukan perbaikan atas kekeliruan yang dilakukan.

8.   Kebebasan para Pendeta Rusia untuk melakukan ziarah dan kunjungan ke Al-Quds dan tempat-tempat lain yang berhak untuk dikunjungi. Mereka memiliki keringanan dengan tidak membayar Jizyah (pajak). Mereka diberi kemudahan dan perlindungan selama dalam perjalanan mereka.

9.   Rusia memiliki kebebasan untuk melakukan pelayaran di semua pelabuhan Utsmani yang berada di Laut Tengah dan Laut Hitam. Pemerintahan Rusia juga bebas membuka Konsulat di mana pun di wilayah yang mereka anggap cocok dan sesuai.

10.    Wajib bagi pemerintahan Utsmani untuk berjanji menanggung semua kepentingan wilayah yang berada di Afrika jika Rusia ingin melakukan kesepakatan dagang di sana. Rusia berhak membangun Gereja di sepanjang jalan umum dan di tempat peristirahatan.

11.    Pengembalian sebagian wilayah kepada pemerintahan Utsmani dari Rusia dengan syarat-syarat diantaranya pengampunan terhadap penduduk yang ada di negeri itu, serta kemerdekaan orang-orang Kristen, pembangunan Gereja-Gereja baru serta pemberian hak-hak istimewa bagi para pendeta serta kebebasan melakukan hijrah bagi orang-orang terpandang tanpa harus ada rintangan yang mereka hadapi.

12.    Pemerintah Rusia mengembalikan  pulau-pulau yang ada di Laut Putih bagian tengah yang berada di bawah kekuasaannya kepada pemerintahan Daulah Utsmani. Mereka diberi kebebasan beragama. Dan diberi keringanan bagi siapa saja yang mau meninggalkan negerinya.

Dalam klausul perjanjian itu, masalah-masalah lain yang berhubungan dengan sebagian wilayah di Crimiea serta masalah penarikan pasukan dari Valachia, Bujac dan Baghdan serta pembebasan tawanan perang, penentuan Duta Besar dalam rangka perdamaian. 

Pemerintah Daulah Turki Utsmani harus berjanji untuk membayar yang sebanyak 15.00 Kis pada Rusia dalam jangka waktu tiga tahun.

Namun setelah perjanjian tersebut, Daulah Utsmani dikejutkan oleh masuknya tentara Rusia ke Crimea yang saat itu masuk dalam wilayah kekuasaan Daulah Utsmani. Rusia melanggar perjanjian tersebut dan menyerang daerah-daerah kekuasaan Daulah Utsmani. 

Pertempuran Daulah Utsmani dengan Rusia pada akhirnya dimenangkan Rusia karena Daulah Utsmani harus disibukan dengan berbagai pemberontakan di dalam negeri yang didukung Barat. 

Sumber : Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi : Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah, diterbitkan Pustaka Al-Kautsar.

 

Rabiul Rahman Purba, S.H

Rabiul Rahman Purba, S.H (Alumni Sekolah Tinggi Hukum Yayasan Nasional Indonesia, Pematangsiantar, Sumatera Utara dan penulis Artikel dan Kajian Pemikiran Islam, Filsafat, Ilmu Hukum, Sejarah, Sejarah Islam dan Pendidikan Islam, Politik )

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال