Meningkatkan Ketakwaan di Bulan Ramadan

Meningkatkan Ketakwaan di Bulan Ramadan

Dari beberapa bulan di tahun hijriah ada satu bulan yang sangat istimewa yang penuh dengan rahmat dan keberkahan sehingga di dalamnya ada pengampunan dan doa dikabulkan. Bulan tersebut yaitu bulan Ramadan. 

Ramadan adalah bulan istimewa sehingga ibadah puasa menjadi milik Sang Penguasa Alam Semesta. Ramadan juga memiliki kesan yang membuatnya berbeda dengan bulan-bulan lain. Salah satunya adalah tradisi unik yang hanya dapat ditemukan pada bulan Ramadan. 

Penetapan awal puasa Ramadan selalu ditunggu oleh umat Islam, dan tak jarang sudah diperhitungkan dari beberapa bulan sebelumnya. Diketahui Indonesia menggunakan dua cara menentukan awal Ramadan yaitu metode hilal dan hisab. 

Dua metode tersebut digunakan merujuk pada cara yang diterapkan oleh ormas Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Cara menentukan awal Ramadan menurut Nahdlatul Ulama menggunakan metode rukyat, sementara Muhammadiyah menggunakan metode hisab. 

Adapun dalam sidang isbat yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI akan menggabungkan keduanya sebagai rujukan awal Ramadan secara nasional.

Bulan Ramadan merupakan bulan berkat, bulan rahmat, bulan keampunan serta mempunyai  banyak kelebihan. Bahkan bagi yang berpuasa dengan keimanan dan keikhlasan akan diampuni segala dosanya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: 

Siapa yang berpuasa Ramadan dengan penuh keimanan dan keikhlasan niscaya akan diampuninya segala dosanya yang telah lalu. (HR. Imam Nasai, Ibn Majah, Ibn Hibban dan Baihaqi). 

Pada bulan Ramadan umat muslim melaksanakan ibadah puasa sebagaimana yang tercantum dalam rukun Islam yang keempat yaitu wasaumu Romadhona yaitu berpuasa dibulan Ramadan. 

Berpuasa dibulan Ramadan yaitu selama sebulan penuh, dalam firman Allah. (Yaitu) beberapa hari tertentu. (QS Al Baqarah:184). Maksud dalam beberapa hari tertentu dalam ayat tersebut yaitu sekitar 29 dan 30 hari dalam satu bulan Ramadan. 

Setiap ibadah yang dilakukan di bulan Ramadan, maka Allah akan melipat gandakan pahalanya. Dan di dalam bulan penuh kemuliaan dan keberkahan ini maka tidak hanya keberkahan di dalam menuai pahala, namun banyak keberkahan lainnya. 

Puasa ditinjau dari aspek ekonomi, maka Ramadan memberi keberkahan ekonomi bagi para pedagang dan lainnya. Bagi fakir miskin, Ramadan membawa keberkahan tersendiri. 

Pada bulan ini seorang muslim sangat digalakkan dan disunnah untuk berinfaq dan bersedekah di bulan ramadan kepada mereka. Bahkan diwajibkan membayar zakat fitrah untuk mereka. 

Puasa dibulan suci Ramadan merupakan salah satu kewajiban yang harus dijalankan oleh umat muslim. Berkaitan dengan itu, Allah berfirman, 

"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagai mana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS al-Baqarah:183).

Buah dari puasa adalah takwa. Faidah terbesar dalam menjalankan ibadah puasa adalah tumbuhnya ketakwaan. Salah satu tujuan ibadah puasa agar umat Islam mencapai tingkat ketakwaan. Laallakum Tattaqun mudah-mudahan kamu menjadi orang yang bertakwa. 

Oleh karena itu kepada umat Islam untuk dapat mengerjakan ibadah puasa dengan penuh ketaatan supaya diterima Allah SWT. Nabi Muhammad SAW di sepanjang hayatnya selalu menginginkan agar umat Islam dapat meraih predikat takwa. 

Dan, bulan suci Ramadan adalah kesempatan besar bagi kaum Muslimin untuk memperbaiki ketakwaan mereka. 

Yang menjadi pertanyaan, siapa yang termasuk kedalam orang-orang yang bertakwa?. “(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan. (QS Ali-Imran:134).

Berikut ini adalah isi kandungan Surat Ali Imran ayat 134:

1. Surat Ali Imran ayat 134 ini menunjukkan sebagian karakter orang bertakwa.

2. Empat di antara karakter orang bertakwa adalah gemar berinfaq baik di kala lapang maupun sempit, mampu mengelola emosi dan menahan marah, suka memaafkan, dan suka berbuat kebajikan.

3. Islam mengajarkan umatnya untuk gemar berinfaq. Infaq tidak akan mengurangi harta, justru mendatangkan keberkahan.

4. Islam mengajarkan umatnya untuk mengelola emosi dan menahan amarah. Karakter ini merupakan salah satu kunci surga.

5. Islam mengajarkan umatnya untuk memaafkan dan tidak menyimpan dendam.

Islam mengajarkan umatnya untuk suka berbuat kebajikan. Bahkan membalas keburukan dengan kebaikan. Pada Ayat yang lain Allah berfirman: 

"Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberikanya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya" (Surat Ath-Thalaq: 2-3).

Bagi seorang muslim, ketakwaan menjadi sesuatu yang sangat penting, karena takwa menjadi ukuran kehormatan seseorang dihadapan Allah SWT untuk meningkatkan ketakwaan seorang hamba Allah SWT hal yang terpenting yang perlu dilakukan adalah dengan mengenal Allah SWT. 

Dengan meyakini sebagai pencipta seluruh makhluk yang benar-benar ada, dari situlah tingkat keimanan seseorang akan diuji. Mari kita berpuasa pada bulan Ramadan dengan iman dan penuh pengharapan serta ketulusan dalam rangka meningkatkan kadar ketakwaan kita kepada Allah Swt.

Oleh: Dr. Encep Iman Hadi Sunarya, M. Pd (Pengurus PD Pemuda Muhammadiyah Kab Sumedang).

Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال