Dakwah Ekspansif NU Islamkan Natal dan Tahun Baru

KULIAHALISLAM.COM - Bukan hanya gereja: NU juga melakukan ekspansif dakwah ke gedung-gedung parlemen, kantor pemerintah, lembaga pendidikan negeri, perguruan tinggi, tempat wisata dengan bacaan shalawat Nabi — Natal dan tahun baru pun riuh dengan shalawat, takbir dan tahlil. 

Dan boleh saja ada yang bertabarruk pada selembar fatwa, berisi larangan memperingati Natal bersama atau bakar mercon dan kembang api karena tasyabbuh— keduanya bertujuan sama. Mana lebih efektif, wallahua’lam. 

Cara jitu NU Islamkan gereja —- para BANSER tidak lantas menjadi Kristen karena menjaga gereja atau menjadi pagan saat amankan tahun baru, ini strategi tingkat dewa —dibutuhkan nyali besar — NU juga menyasar sekolah-sekolah negeri dari berbagai level dengan istighosah jelang ujian atau Majelis Dzikir yang ekspansif, saya sebut sebagai ‘politik dakwah’ jadi terlalu dangkal kalau kemudian ditakar dengan pertanyaan apakah ini sunah ada dalil atau contoh dari salafus saleh.

Saya pikir NU menapak tilasi strategi sukses para wali, saat bukan saja meng-Islamkan nusantara, tapi juga menguasai rezim Majapahit menjadi kesultanan Demak Bintoro dengan efektif dan efisien, dengan tiga pilar utama: menguasai budaya lokal, mendekati kekuasaan dan menguasai rezim pemerintahan— jadi NU mengambil keseluruhan secara holistis bukan hanya satu aspek saja sebagaimana harakah Islam semisal tulis Greg Barton. 

Kenapa menyoal media, strategi dan metode —- ? Saya pikir tak ada salah dengan itu semua, sebagai ranah Ijtihad ibadah ghairu mahdhah — kalau benar pahalanya dua, dan satu bila salah. Jadi tak perlu menganggap hanya metode atau strateginya yang paling baik. 

Membangun sekolah dari PAUD hingga perguruan tinggi, mendirikan klinik hingga rumah sakit bertaraf internasional bahkan panti asuhan hingga logmart adalah media dakwah —apakah metode atau strategi, bukan tujuan dan tak perlu di soal, apakah ada dalil dan tuntunan dari Nabi Muhammad SAW. 

Termasuk kajian Ahad pagi yang seakan menjadi ritual wajib dikalangan Persyarikatan Muhammadiyah dari Pusat, Wilayah, Daerah hingga Cabang dan Ranting bukankah mirip dengan kebaktian minggu pagi di gereja sebelah ? Bukankah Sabtu dan Minggu harinya Yahudi dan Kristen ? Dan umat Islam dipilihkan Jumat sebagai hari besar untuk menyelisihi Yahudi dan Nasrani ? 

Tak perlu menabalkan syirik pada Khalid Bin Walid karena menyimpan rambut Nabi Muhammad SAW pada gagang pedangnya dalam setiap ekspedisi, atau Imam Ahmad bin Hanbal ‘grand father’ Wahabi yang bertabarruk dengan bagian tubuh Rasulullah SAW untuk kekuatan dan kesembuhan — atau saya yang bertabarruk kepada bodrex untuk penyembuh pening kepala —semua bergantung niat .. .. Insya Allah—-

Jika Salafi-Wahabi mengambil jalan infiltrasi manhaj untuk menguasai, maka tak salah pula jika NU mengambil jalan terbuka mengibarkan simbol dan panji-panji shalawat Nabi, atau FPI dan HTI yang menyasar politik kekuasaan dengan khilafahnya, masing -masing punya kebaikan dan kekurangan dan itu lazim layaknya Ijtihad— itulah kekuatan yang saling menggenapi untuk izzul Islam — salam ta’dzim.

Oleh: Ustaz Nurbani Yusuf, Komunitas Padhang Makhsyar

Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال