Uzair Nabi yang Bangkit dari Kematian dalam Al-Qur'an

Uzair Nabi yang dibangkitkan dari kematian dalam Al-Qur'an (Sumber gambar : Ganaislamika.com)

KULIAHALISLAM.COM - Al Hafidz Abul Qasim ibnu Asakir berkata bahwa namanya adalah Uzair ibnu Jarwah. Ada pula yang mengatakan bahwa namanya adalah Uzair ibnu Suraiq ibnu Adiya ibnu Ayyub ibnu Darzana ibnu Aria ibnu Taqiya ibnu Usbu’a ibnu Fanhash ibnu Al Azir ibnu Harun ibnu Imran. 

Di dalam berbagai atsar disebutkan bahwa makam Uzair berada di Damaskus (Suriah).
Ibnu Abbas berkata bahwa “Sesungguhnya Uzair pernah menjadi tawanan pada masa Raja Bukhtanashar. Saat itu Uzair baru memasuki usia remaja."

"Ketika Uzair telah berusia empat puluh tahun, Allah memberinya ilmu tentang hikmah. Tidak ada seorang pun yang paling hafal dan paling mengerti tentang kandungan Kitab Taurat, selain dari Uzair. Ia juga pernah disebut-sebut namanya bersama para Nabi, tetapi kemudian Allah menghapus namanya dari deretan para Nabi, ketika ia bertanya tentang takdir kepada Allah.”

Selanjutnya, Ishaq ibnu Bisyr telah meriwayatkan suatu hadis dari Sa’id, dari Abu Arubah, dari Qatadah, dari Al Hasan, dari Abdullah ibnu Salam, “Sesungguhnya, Uzair adalah seorang hamba Allah yang diwafatkan oleh Allah selama seratus tahun lalu ia dihidupkan kembali.”

Nabi Uzair Bangkit dari Kematian

Nabi Uzair adalah seorang hamba Allah yang saleh dan bijak. Pada suatu hari ia keluar menuju daerah asalnya. Dalam perjalanan, ia berhenti di sebuah bangunan yang rusak. Kemudian Uzair mengelurkan roti untuk makan. Setelah makan, ia bersandar di dinding gedung yang rusak itu dan ia melihat para penghuni gedung itu yang telah mati dan tinggal tulang belulang yang sudah hancur dan berserakan.

Selanjutnya, Uzair berkata “Bagimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur ? (Q.S Al-Baqarah : 259 )”. Uzair tidak meragukan bahwa Allah akan menghidupkan orang yang telah mati itu, tetapi ia berkata seperti itu karena kekagumannya dan keheranannya. Kemudian, Allah mengutus Malaikat maut untuk mencabut ruh Uzair dan mewafatkannya selama seratus tahun.

Nabi Uzair dibangkitkan dari kematian. Seratus tahun telah berlalu, selama itu telah terjadi berbagai peristiwa dan kejadian dikalangan bani Israil. Kemudian, Allah mengutus Malaikat kepada Uzair yang  mengalami kematian yang panjang selama seratus tahun. Allah menghidupkan kembali Uzair melalui Malaikat tersebut.

Selanjutnya, Uzair kembali ke rumahnya. Bangkitnya Uzair dari kematian membuat heboh masyarakat Bani Israil. Uzair juga dianugerahkan kemampuan untuk menyembuhkan orang yang buta dan mengobati orang yang lumpuh.

Pada saat itu, kondisi masyarakat Bani Israil kehilangan iman karena mereka tidak memiliki Taurat sebagai pedoman hidup karena Taurat telah dimusnahkan oleh Buktanasar (Raja Babilonia) . 

Bani Israil meminta Uzair untuk menuliskan kembali Taurat untuk mereka sebab ayah Uzair adalah seorang ahli Taurat dan pernah menyimpan Taurat. Sayangnya Kitab Taurat milik ayah Uzair sudah rusak karena terlalu lama disimpan di dalam tanah.

Uzair segera menyalin dan memperbarui kitab Taurat untuk mereka. Pada saat Uzair di bawah pohon bersama Bani Israil, tiba-tiba dua cahaya turun dari langit lalu masuk ke dalam tubuh Uzair. Atas izin Allah, melalui cahaya tadi, Uzair mengetahui isi dari Taurat. Uzair menulis kembali Taurat untuk Bani Israil. 

Dari peristiwa tersebut, Bani Israil menyebut Uzair sebagai putra Allah. Hal itu dikarenakan adanya peristiwa dua cahaya itu dan Uzair berhasil memperbaharui Taurat. Allah berfirman :

وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللَّهِ وَقَالَتِ النَّصَارَى الْمَسِيحُ ابْنُ اللَّهِ ۖ ذَٰلِكَ قَوْلُهُمْ بِأَفْوَاهِهِمْ ۖ يُضَاهِئُونَ قَوْلَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَبْلُ ۚ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ ۚ أَنَّىٰ يُؤْفَكُونَ

 
Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putra Allah" dan orang-orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putra Allah". Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka, bagaimana mereka sampai berpaling?

Menurut Tafsir ath-Thabari Jilid 3, Peristiwa pembaharuan Taurat yang dilakukan Uzair itu terjadi di wilayah sekitar Dar Huzqail. Ibnu Abbas berkata, “Uzair dihidupkan kembali setelah masa Bukthanasar”, sebagaimana dikatakan Imam Hasan RA.

Kenabian Uzair

Kisah Shahih Para Nabi 

Ibnu Katsir semoga Allah meridhainya berkata, menurut pendapat yang masyhur, sesungguhnya Uzair adalah seorang Nabi Allah di antara para Nabi Bani Israil. Ia hidup antara masa Nabi Daud salam sejahtera atasnya dan Nabi Sulaiman salam sejahtera atasnya atau antara Nabi Zakariya salam sejahtera atasnya dan Nabi Yahya salam sejahtera atasnya.

Ketika tidak ada seorang pun dikalangan Bani Israil yang masih hafal kitab Taurat maka Allah memberikan ilham pada Uzair untuk dapat menghafalnya dan menyebarkannya, sebagaimana yang dikatakan Wahab ibnu Munnabih: 

“Allah memerintahkan Malaikat untuk turun dalam bentuk cahaya, lalu melemparkan Taurat ke dalam diri Uzair”. Oleh sebab itu banyak ulama yang menyatakan keabsahan Taurat itu terputus pada masa Uzair.” 

Adapun yang berkaitan dengan makna ucapan Uzair “Seratus tahun kematian lebih ringan bagiku daripada dihina sesaat”, telah dirilis artikulasinya oleh sebagian penyair :

Sesungguhnya, kesabaran di bawah tekanan pedang
Tidak seberapa dibandingkan kesabaran dalam menghadapi Senoktah kezaliman.
Kematian terkadang dipengaruhi oleh keadaan
Yang tidak sebanding dan tidak sepadan
Walau didalamnya ada jamuan makan.

Adpun hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Asakir dan ulama lainnya yang menceritakan Uzair dihapus dari deretan para Nabi karena menanyakan masalah takdir kepada Allah, adalah hadis mungkar.

Semua ulama ahli hadis selain Imam Tirmidzi telah meriwayatkan suatu hadis yang berasal dari Yunus ibnu Yazid, dari Sa’id dan Abu Salamah, dari Abu Hurairah. Demikian pula, Syuaib juga meriwayatkan hadis yang serupa dari Abu az-Zanad, dari al-A’raj, dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda : 

“ Seorang Nabi di antara para Nabi sedang berteduh di bawah pohon lalu ia gigit semut. Kemudian, ia memerintahkan pelayannya untuk mengambil dan menjauhkan perbekalannya dari bawah pohon itu. Setelah itu, ia memerintahkan membakar semua semut yang ada di bawah pohon itu. Kemudian Allah menurunkah wahyu kepadanya,  “Tunggu sebentar, bukankah itu hanyalah seekor semut ?” (H.R Bukhari dan Muslim).

Ishaq ibnu Bisyr meriwayatkan dari Ibnu Juraij, dari Abdul Wahab ibnu Mujahid, dari ayahnya “Sesungguhnya, Nabi yang dimaksud dalam hadis itu adalah Uzair”. Begitu juga menurut riwayat yang berasal dari Ibnu Abbas dan Imam Hasan Al Bashri menyatakan “Sesunggunya, ia adalah Uzair”.

Rabiul Rahman Purba, S.H

Rabiul Rahman Purba, S.H (Alumni Sekolah Tinggi Hukum Yayasan Nasional Indonesia, Pematangsiantar, Sumatera Utara dan penulis Artikel dan Kajian Pemikiran Islam, Filsafat, Ilmu Hukum, Sejarah, Sejarah Islam dan Pendidikan Islam, Politik )

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال