Apakah Ada Krisis di Dunia Islam

KULIAHALISLAM.COM - Dunia Islam hari ini adalah semua negara yang punya kenangan masa lalu yang panjang dengan Islam, atau semua negara dengan mayoritas penduduknya (atau sebagian besar penduduknya) hari ini adalah Muslim.

Apakah ada krisis di dunia Islam

Negara-negara seperti Maroko, Mesir, Tunisia, Arab, Turki, Iran, India, Pakistan, Indonesia, dan Malaysia adalah dunia Islam hari ini.

Apakah ada krisis yang melanda dunia Islam? Secara alamiah, jawaban untuk pertanyaan semacam ini pastilah beragam.

Sama seperti jika orang bertanya pada Anda, apakah Anda sakit, hanya karena Anda terlihat kusam hari ini. Bisa saja Anda sebenarnya tidak sakit; melainkan hanya bangun kesiangan, atau mungkin kurang tidur karena semalam begadang nonton pertandingan sepak bola.

***

Salah satu jawaban dari pertanyaan yang tertulis pada judul di atas diajukan oleh Ali Allawi (salah seorang pemikir paling orisinal di dunia pada tahun 2013, menurut Perspective's Magazine, London).

Jawaban Allawi adalah ya; dunia Islam sedang mengalami krisis (baca buku Allawi, The Crisis of Islamic Civilization, London: Cambridge University Press [2009]).

Pada dasarnya, Allawi memandang dunia Islam seharusnya tidak dalam keadaan seperti sekarang. 

Memangnya, Apa yang Sekarang Terjadi?

Seandainya kita melihat fakta mengenai apa yang saat ini terjadi di hampir semua negara berpenduduk mayoritas Muslim, maka kita bisa berkesimpulan bahwa tak ada masalah berarti: Tak ada perang besar, tak ada kemiskinan ekstrem, tak ada bencana alam abadi, tak ada diktator yang membunuhi rakyat, tak ada angka kematian tinggi untuk anak-anak, tak ada musibah dunia pendidikan.

Itu bukan berarti tak ada masalah sama sekali. Tapi, menurut penelusuran Hans Rosling (2018) dan Steven Pinker (2018) (dan Anda bisa cek sendiri data-data kondisi dunia hari ini lewat google), kondisi dunia dari tahun ke tahun mengalami perbaikan dan kemajuan (terutama sebagai berkah dari modernisasi, kebebasan ekonomi, penemuan sains, dan inovasi teknologi).

Rosling dan Pinker berulang kali menyuruh kita melihat fakta bahwa kita hidup di masa ketika kemiskinan ekstrem menyentuh titik terendah sepanjang sejarah, kekerasan atas wanita dan anak-anak menurun tajam, akses pendidikan dan ekonomi terbuka untuk siapa saja, penyakit bisa diobati dengan cepat; dan akhirnya, sebagaimana ditegaskan Yuval Noah Harari, kita hidup di masa paling damai (alias nir-perang) sepanjang sejarah spesies ini.

Mengapa Allawi Masih Percaya Bahwa Dunia Islam Mengalami Krisis?

Sebab, Allawi punya standar pribadi tentang apa yang ia anggap sebagai kondisi ideal dunia Islam; dan, kondisi ideal itu kini tidak lagi ada.

Ini bukan pemikiran khas Allawi. Banyak sarjana Muslim lain yang punya keyakinan serupa. Entah apa sebabnya, sehingga mereka (Allawi, Attas, Nasr, dan lain-lain yang percaya pada mereka) melihat dunia dengan begitu pesimistis dan (berdasarkan kata-kata Hans Rosling) kelewat dramatis.

Mereka selalu berimajinasi bahwa kondisi ideal dunia Islam seharusnya seperti yang pernah terjadi ratusan dan ribuan tahun silam; ketika imperium Arab-Islam menguasai sebagian besar dunia Timur Tengah, Afrika, dan Persia. 

Begitu sedihnya Allawi melihat dunia hari ini didominasi oleh modernisme yang berasal dari Barat (meski sebenarnya modernisme bukanlah westernisme, sebab banyak negara Asia justru tak kalah modernnya hari ini dari negara Barat; seperti Singapura, China, Jepang dan Korea Selatan -- dan mereka tetap setia dengan budaya bangsanya).

Bisa Jadi Sebenarnya tak Ada Krisis yang Melanda Dunia Islam 

Tapi, apabila, seperti Allawi, Anda membayangkan bahwa Islam seharusnya mendominasi seluruh dunia, dan Anda membenci modernisme sebagai produk Barat yang sekuler, maka selamanya Anda akan tidak peduli pada fakta bahwa berkat modernisme dan kebebasan, dunia hari ini sebenarnya menjadi semakin baik.

Sekali lagi, bukan berarti tak ada masalah sama sekali yang kita hadapi; seperti korupsi dan pengangguran.

Hanya saja, semua masalah itu bergantung pada tanggung jawab, integritas, dan kejujuran kita sebagai bangsa.

Dengan kata lain, jangan terus-menerus terjebak pada fantasi bahwa dunia sudah di akhir zaman, dan Islam adalah solusi bagi masalah dunia.

Toh, masalah korupsi, ketidakadilan, ketidakjujuran, rendahnya literasi, rendahnya inovasi teknologi, dan rendahnya kedisiplinan; justru terjadi di banyak negara yang penduduknya adalah mayoritas Muslim.

Anda bisa cek hasil temuan Islamicity Foundation, yang setiap tahun mengeluarkan indeks negara-negara paling Islami (dalam arti paling sejalan dengan ajaran moral Islam) tapi tak satu pun negara dengan mayoritas penduduk Muslim yang masuk 10 besar. Negara paling Islami justru adalah Denmark, New Zealand, Kanada, dan Singapura.

Menurut Rosling, dalam Factfulness (2018), untuk lebih mengapresiasi dunia yang semakin membaik, kita perlu meninggalkan paradigma lama yang kelewat pesimistis, dramatis, dan lebay. Jika tidak, energi kita akan habis hanya untuk mengutuk hal yang sebenarnya tidak ada.

Jadi, apakah dunia Islam sedang mengalami krisis? Bisa saja tidak. Bisa saja sebenarnya kita hanya bangun kesiangan, atau tidur kemalaman karena begadang. Jika ada ketertinggalan yang masih kita alami, maka mari kita kejar dan perbaiki kualitas kita sebagai manusia dan bangsa. Tapi, mari lakukan perbaikan secara rasional, tanpa harus terjebak pada emosi keagamaan, atau, yang lebih parah, terjebak pada keyakinan lebay bahwa dunia ini rusak dan Islam adalah solusinya.

***

Gambar: Cuma sederet dan setumpuk buku di lemari kecil saya. Salah satu yang saya suka dari buku adalah bau kertasnya (apalagi bau kertas buku-buku tua). Aneh memang, saya suka menciumi wangi kertas buku; hal yang gak bisa saya lakukan terhadap pdf book. 


Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال