Macam-Macam Jenis Kebodohan (Jahl)

Sumber gambar: blog.umy.ac.id

KULIAHALISLAM.COM - Jahl (kebodohan) jika didefinisikan secara bahasa ialah lawan kata dari kata al-'ilmu (ilmu/pengetahuan yang faktual) yang jika dijabarkan bermakna: keyakinan atas sesuatu yang menyelisihi fakta dan realitas yang ada. 

Adapun secara istilah, jahl dibagi menjadi dua: Jahl basith & murakkab

1. Jahl Basith (الجهل البسيط/Kebodohan yang Ringan) 

Definisinya: Ketidaktahuan seseorang atas sesuatu, atau jika dijabarkan adalah ternafikannya pengetahuan seseorang atas sesuatu secara keseluruhan.

Contoh: Seperti orang yang tidak tahu menahu letak Ma'had Qoryatul Qur'an ditanya letak ma'had tersebut. Tentu ia akan menjawab tidak tahu karena memang tidak tahu menahu dimana letaknya. 

Maka kasus semacam itu disebut kebodohan yang ringan (jahl basith) dengan absennya suatu objek yang tidak diketahuinya itu dari pikirannya. Untuk menyembuhkan kebodohan jenis ini pun agak mudah karena pikiran yang masih kosong akan dengan mudah menerima informasi dan ilmu yang sesuai dengan fakta dan kebenaran.

2. Jahl Murakkab (الجهل المركب/Kebodohan Gabungan atau Ganda).

Definisinya: Keyakinan penuh seseorang atas pengetahuannya pada sesuatu yang tidak sesuai dengan fakta dan realita yang ada, atau jika dijabarkan adalah pernyataan seseorang atas sesuatu bahwa sesuatu tersebut adalah A, namun faktanya tidak demikian. Ternyata bukan A, akan tetapi B, misalnya.

Jahl Murakkab disebut murakkab (gabungan) karena terdiri dari dua hal:

Pertama, kenyataan yang menunjukkan ketidaktahuan seseorang atas sesuatu dan absennya pengetahuan tersebut dari pikirannya. Di poin pertama ini, pengidap jahl murakkab hakikatnya berstatus sama dengan pengidap jahl basith

Kedua, keyakinan penuh seseorang atas  pengetahuannya terhadap sesuatu tersebut, padahal keyakinannya yang bersandar pada pengetahuannya tersebut bertentangan dengan fakta, realita dan kebenaran yang ada.

Contoh: Ada seseorang yang ditanya dimana Ma'had Qoryatul Qur'an berada. Kemudian ia menjawab di Yogyakarta dan sangat yakin atas jawabannya tersebut. Padahal faktanya Qoryatul Qur'an berada di Sukoharjo, sedangkan yang di Yogya itu Hamalatul Qur'an. 

Dengan berbekal pendengaran kata Qur'an yang tersemat di kedua ma'had tersebut ia berani menyatakan dengan sangat yakin bahwa Qoryatul Qur'an berada di Yogyakarta. Maka ini disebut jahl murakkab

Sudah tidak tahu, malah meyakini kebalikannya secara penuh. Maka kebodohan jenis ini terkadang sulit disembuhkan, kecuali jika yang bersangkutan memang benar-benar mau menerima atau mencari ilmu dan informasi secara jujur dan objektif.

Contoh lainnya seperti keadaan orang-orang kafir yang meyakini keyakinan-keyakinan batil mereka dan bahwa kelak mereka akan masuk surga dengan bersandar atas keyakinan dan amalan yang mereka kerjakan. Padahal faktanya Islam adalah satu-satunya kebenaran yang mutlak dan absolut yang menjadi sumber kebahagiaan dunia dan akhirat.

3. Jahl Muka'ab (الجهل المكعب)

Sebagian pakar menambahkan varian baru jenis jahl, yaitu Jahl Muka'ab. Muka'ab dalam Bahasa Arab artinya kubus. Karena itulah ka'bah disebut ka'bah sebab bentuknya yang kubus. Karena keduanya—muka'ab dan ka'bah—memiliki komposisi huruf yang sama (ك، ع، dan ب).

Definisi Jahl Muka'ab: Keyakinan penuh seseorang atas pengetahuannya pada sesuatu yang tidak sesuai dengan fakta dan realita yang ada, kemudian ia menggiring orang lain agar berkeyakinan sama seperti dirinya. 

Contohnya: Keadaan para penyebar hoax. Orang yang termakan hoax saja cukup sulit disembuhkan, apalagi penyebarnya. Orang yang termakan hoax mungkin saja bisa disembuhkan dengan diberi tahu informasi pembanding yang didukung dengan informasi dan argumentasi yang sesuai dengan fakta dan kebenaran. 

Sedangkan orang yang termakan hoax serta menjadi penyebarnya, terkadang agak sulit disembuhkan. Kebenaran yang disodorkan kepadanya bisa jadi mental karena pikirannya sudah tertutupi oleh keyakinan batilnya tersebut. 

Dan acap kali kesombongan dan rasa gengsi turut menjadi sebab dirinya menolak kebenaran. Demikianlah keadaan banyak orang kafir. Kebenaran terkadang sudah berada di hadapannya, namun kesombongan menghalanginya dari hidayah.

Contoh lainnya adalah penyebar isme-isme yang bertentangan dengan prinsip-prinsip ajaran Islam. Pada suatu kondisi, penyadaran akan kebenaran tidak membuahkan hasil. Sehingga memaksa kita untuk memerangi mereka. 

Karenanya, orang murtad jika bersikukuh atas kemurtadannya oleh para ulama dihukum mati. Karena dikhawatirkan ia akan menyebarkan informasi yang tidak benar terhadap agama Islam, bahkan menjadi penentangnya. Sehingga bisa jadi akan ada orang-orang yang ikut tersesat dan terhalang hidayah karenanya. 

Note: Sebagian yang lain ada yang membedakan antara jahl basith dan jahl kamil (الجهل الكامل). 
Jika jahl basith adalah ketidaktahuan akan sesuatu sama sekali. Maka jahl kamil adalah ketidaktahuan akan sesuatu yang sebelumnya ia ketahui, tetapi masih bersifat parsial. 

Contohnya: Ada seseorang yang tahu tata cara  salat beserta bacaannya, namun tidak tahu landasan hukum dan dalilnya. Contoh lainnya, ada seseorang yang tahu bahwa Ma'had Qoryatul Qur'an terletak di Sukoharjo, akan tetapi tidak tahu dimana tepatnya. Atau ia tahu bahwa ma'had tersebut berada di Weru, namun ia tidak mengetahui dimana Weru itu berada.

Demikian, wallahu a'lam.

Oleh: Ustaz Taufiq Ilham Dwi Yahya

Editor: Adis

Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال