Keistimewaan Bani Hasyim Muhammadiyah dan Bani Hasyim Keluarga Rasulullah SAW

KULIAHALISLAM.COM - Mungkin sejarah tentang Bani Hasyim keluarga Rasulullah SAW sudah tak asing lagi bagi kita, karena waktu sekolah kita sudah pernah mendapatkan mata pelajaran PAI tentang sejarah Rasulullah SAW, Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) atau mata pelajaran Tarikh.

Ternyata didalam Muhammadiyah juga ada Bani Hasyim, bahkan menurut sejarah pernah menjadi tulang punggung dakwah Persyarikatan Muhammadiyah. Secara umum belum banyak yang mengetahui kalau dalam Muhammadiyah juga ada Bani Hasyim.

Sedangkan Bani Hasyim keluarga Rasulullah SAW juga mempunyai keistimewaan, bahkan menjadi pendukung dakwah Rasulullah SAW. Kisah ini sudah tak asing lagi bagi kita, bagaimana perjuangan Bani Hasyim ketika mendukung Rasulullah SAW saat berdakwah.

Silsilah Bani Hasyim Muhammadiyah

Sumber gambar: Kutipan Catatan dr. Haji Mu’tasimbillah al Ghozi, D.Sp.M. (K), yang berjudul “Muhammadiyah yang Kutahu”, Yogyakarta 2005.

Dalam foto diatas putra dan putri dari Haji Hasyim bin Ismail tidak diketahui tahun perbuatannya. Duduknya yang paling kanan ke kiri: Jazimah, Munjiyah, Bariyah dan Walidah Berdirinya yang paling kanan ke kiri: Daniyalin alias Syudja, Jazuli alias Fakhrudin, Hidayat alias Ki Bagus Hadikusumo dan Zaini.

Untuk kita ketahui bersama disebut sebagai Bani Hasyim karena berasal dari Keluarga Haji Lurah Hasyim bin Ismail. Yang nanti putra dan putri Haji Lurah Hasyim bin Ismail akan menjadi kader Muhammmadiyah, hingga menjadi tulang punggung Muhammadiyah.

Kalau Pak Hajriyanto Y. Thohari menuliskan pohon pengkaderan Muhammadiyah dari Bani Hasyim ke Bani Hisyam serta ke Bani Rais hingga keluarga Pak AR. Fachruddin. Itu sebuah contoh pengkaderan Muhammadiyah yang ideal. 

Bahwa Muhammadiyah perlu melestarikan  pengkaderan secara kultur dan modern agar tidak khawatir dengan gerakan Muhammadiyah yang kekurangan kader. Dengan pengkaderan berbasis keluarga ini akan membantu kekurangan kader bagi Muhammadiyah dimasa depan.

Meminjam istilahnya Pak Hajriyanto, bahwa Muhammadiyah juga mempunyai tulang punggung bernama Bani Hasyim. Dari mana silsilah Bani Hasyim sehingga menjadi tulang punggung Persyarikatan Muhammadiyah, bahkan nanti ada juga istilah 4 serangkai Muhammadiyah Bani Hasyim.

Di temukan sebuah buku tua, yang di tulisan dengan huruf Arab-Jawa. Buku tersebut peninggalan dari Haji Hasyim Bin Ismail, beliau adalah lurah keraton Ngayogyakarto Hadiningrat. (Kutipan Catatan dr. Haji Mu’tasimbillah al Ghozi, D.Sp.M. (K), yang berjudul “Muhammadiyah yang Kutahu”, Yogyakarta 2005)

Jabatan lurah tersebut di dapat karena meneruskan jabatan dari Haji Bekel Ismail yaitu ayahnya. Buku tersebut di tulis dalam bahasa Arab-Jawa, tetapi di tulis ulang kedalam huruf latin oleh cucunya yang bernama Siti Laila Binti Zain Bin Hasyim bin Ismail.

Penget tatkolo anggen kulo angsal sih dalem dados abdi dalem Lurah punokawan haji ing kedaton amarengi dinten selasa wage tanggal kaping 26 wulan syawal tahun jimawal 1309. Lurah Haji Muhamad Hasyim. (Kutipan Catatan dr. Haji Mu’tasimbillah al Ghozi, D.Sp.M. (K), yang berjudul “Muhammadiyah yang Kutahu”, Yogyakarta 2005).

Artinya: Peringatan ketika saya mendapat anugerah sebagai Lurah Penghidmat Kerajaan dibidang Agama di istana pada hari Tsalasa tanggal 26 Syawal tahun Jimawal 1309 Hijriah. Lurah Haji Muhammad Hasyim.

Karena rumah Lurah Hasyim di utara halaman yang berbatasan dengan rumah Kiai Dahlan, maka semua anak-anaknya berguru mengaji serta ikut dalam kegiatan Kiai Dahlan. Mereka menjadi santri dari Kiai Dahlan. Jadi, keluarga Lurah Haji Hasyim semua berguru ke Kiai Ahmad Dahlan.

Dan menurut buku tua yang ditulis Haji Lurah Hasyim Bin Ismail jumlah anaknya yang masih hidup berjuang untuk Muhammadiyah. Dengan istilah yang terkenal adalah 4 serangkai Muhammadiyah dan Putri-Putri Lurah Hasyim bin Ismail juga menjadi tulang punggung Persyarikatan Muhammadiyah sepeninggalan Kiai Dahlan.


4 Serangkai Bani Hasyim 

Dari sini ada data silsilah 4 serangkai Bani Hasyim yang sudah masyhur. Sebetulnya Putra dan Putri Haji Hasyim itu ada delapan atau sebelas dan kesemuanya menjadi kader tulang punggung Muhammadiyah setelah di tinggalnya Kiai Ahmad Dahlan.

Kenapa saya sebut 4 serangkai hal itu saya ambil istilah dari buku Museum dengan judul "Napak Tilas Perjuangan Ki Bagus Hadikusumo", bahwa ke empat Putra Haji Lurah Hasyim bin Ismail di sebut 4 serangkai.

Hal ini sebetulnya sudah banyak yang menjelaskan biografinya dari 4 serangkai Muhammadiyah dari Bani Hasyim tersebut, ada Kiai Sudjak, Ki Bagus, Fakhrudin, dan Zaini.

Tatkala dlahiripun Daniyalin ambarengi ing dinten Tsalasa Wage tanggal 23 bulan Dzulqo’dah tahun Dal. Sanat 1303. Peringatan ketika lahir anak saya lelaki Daniyalin, bersamaan dengan hari Tsalasa Wage tanggal 23 bulan Duzlqo’dah tahun Dal. Sanat 1303. Dihari tuanya bernama Sjudjak.

Tatkolo dlahiripun Jazuli ambarengi ing dinten Kamis Pon kaping 11 wulan Robi ul awal tahun Jim akhir. Sanat 1305. Peringatan ketika dhahir Jazuli bersamaan dengan hari Khamis Pon tanggal 11 bulan Robi’ul awal tahun Jim. Sanat 1305. Dihari tuanya bernama Fakhrudin.

Tatkolo dlahiripun Hidayat ambarengi ing dinten Senin Paing kaping 11 wulan Robi ul akhir tahun Ehe Sanat 1308. Peringatan ketika dhahir anak lelaki saya Hidayat bersamaan dengan hari Ahad Legi tanggal 11 Robi ul akhir tahun Ehe. Sanat 1308. Dihari tuanya bernama Hadikusumo.

Tatkolo dlahiripun Muhamad Zain ambarengi in dinten Saptu Legi Kaping 5 wulan Safar tahun Ze. Sanat 1310. Peringatan ketika lahir anak lelaki Muh. Zain bersamaan dengan hari Saptu Lehi tanggal 5 bulan Saffar tahun Ze. Sanat 1310. Dihari tuanya bernama Zain Sulthoni.
 

Putri-Putri Bani Hasyim

Selain 4 Serangkai Muhammadiyah dari keluarga Lurah Haji Hasyim, juga ada putri-putri Lurah Haji Hasyim yang menjadi kader pemimpin di Muhammadiyah-Aisyiyah.

Putri pertama, Jasimah berdasarkan buku tua Lurah Haji Hasyim. Tatkala dlahiripun Jasimah ambarengi ing dinten Ahad Legi tanggal 12 wulan Sya’ban tahun jim awal. Sanat 1301. Peringatan ketika dhahir anak saya perempuan Jasimah, bersamaan hari Ahad Legi tanggal 12 Sya’ban tahun Jimawal. Sanat 1301 (hijriyah).

Jasimah adalah aktifis Aisyiyah pertama, organisasi perempuan Muhammadiyah yang lahir pada tahun 1917. Walaupun beliau bukan ketua pertama Aisyiyah.

Putri kedua Munjiyah. Tatkolo dhohiripun Munjiyah amarengi ing dinten Itsnin legi kaping 14 wulan Dzulhijjah tahun Jim awal 1317. Peringatan ketika dhahir anak perempuan saya Munjiyah bersamaan dengan hari Itsnin Legi tanggal 14 bulan Dzulhijjah tahun Jim awal 1317. 

Munjiyah adalah singa podium perempuan dalam Kongres Perempuan Pertama tahun 1928 mewakili organisasi perempuan Muhammadiyah-Aisyiyah. Beliau juga ketua Asiyiyah ketiga.

Putri ketiga Bariyah, Tatkolo dhohiripun Bariyah amarengi ing dinten Jum’ah legi, kaping 21 wulan Shafar tahun be Sanat 1325. Peringatan ketika lahir anak perempuan saya Bariyah bersamaan dengan hari Jum at legi, tanggal 21 bulan Shafar tahun Be. Sanat 1325. 

Bariyah adalah tokoh Aisyiyah karena menjadi ketua pertama Aisyiyah dan juga menjadi penggerak perempuan di Muhammadiyah.

Untuk putri ke empat Siti Walidah tidak ada dikutipan buku tua peninggalan Haji Lurah Hasyim tersebut, akan tetapi Siti Walidah yang ini berbeda dengan Siti Walidah Nyai Ahmad Dahlan Istri Kiai Dahlan.

Dalam buku tua tersebut Lurah Haji Hasyim menuliskan lebih dari 8 anaknya, seperti kisah di atas yang tercatat, akan tetapi anak Lurah Haji Hasyim sekitar sebelas karena ada yang wafat, dan di catatan tua tersebut di jelaskan kapan wafatnya, tetapi ada salah satu yang belum di ketahui bernama Muh. Basir 

Teks buku tua tersebut berbunyi: Tatkolo dhahiripun Muh. Basir ambaregi ing dinten Senin Legi kaping 7 wulan Robi ul awal tahun Be Sanat 1313. Ketika dhahir anak lelaki Muh Basir bersamaan dengan hari Istnin Legi tanggal 7 bulan Robi ul awal tahun Be. Sanat 1313. 

Eyang ini kemudian tak jelas keadaan selanjutnya, penjelasan dari cucunya yang bernama Siti Laila Binti Zain Bin Hasyim bin Ismail.

Keistimewaan Bani Hasyim Muhammadiyah

Mengutip cerita Pak Hajriyanyo Y. Thohari, keluarga Haji Hasyim adalah keluarga yang ideal bagi pengkaderan Muhammadiyah. Karena semua anak-anaknya berhasil menjadi kader pemimpin Muhammadiyah pada masa-masa awal Muhammadiyah. (Republika.co.id, 2020).

Ke delapan putra-putri Haji Hasyim sebagai berikut: pertama, Siti Djazimah, Muhammad Soedjak (kemudian belakangan menjadi ketua PKO: Penolong Kesengsaraan Oemat), Haji Fachrodin (Wakil Ketua Hoofbestur atau HB Muhammadiyah), Ki Bagus Hadikusumo (Ketua Hoofbestur atau HB Muhammadiyah), Haji Zaini, Siti Moendjijah (Ketua Aisyiyah), Siti Bariyah (Ketua Aisyiyah pertama), dan Siti Walidah.

Selain sebagai pengkaderan ideal bagi Muhammadiyah, keuarga Haji Lurah Hasyim juga sebagai tulang punggung Muhammadiyah sepeninggalnya Kiai Dahlan. Sampai sekarang cucu dan cicitnya adalah aktifis-aktifis Muhammadiyah. 

Dengan pengkaderan yang ideal ini membantu Muhammadiyah akan kekurangan Kader. Kalau perlu keluarga Muhammadiyah mencoba untuk membuat Pohon Pengkaderan seperti yang di kisahkan oleh Pak Hajriyanto Y. Thohari di atas.

Keistimewaan Bani Hasyim Keluarga Rasulullah

Bani Hasyim keluarga Rasulullah perjuanganya hampir mirip dengan Bani Hasyim Muhammadiyah. Dimana ketika itu di kisahkan Rasullullah akan di bunuh. Bani Hasyim dan Bani Muthalib melindungi Rasulullah. 

Bahkan Bani Hasyim sampai di kucilkan oleh orang Qurasiy, Bani Hasyim juga di rugikan dengan kebijakan-kebijakan orang Qurasiy, karena bani Hasyim melindungi Rasulullah SAW.

Kebijakan kejam itu berisi tentang larangan menikahi kedua suku Bani Hasyim dan Bani Muthalib, melakukan transaksi dengan mereka,  membuka jalan nafkah untuk mereka, berdamai dengan mereka, dan membantu mereka, sampai pihak Bani Muthalib bersedia menyerahkan Rasululllah SAW untuk dibunuh.

Orang-orang yang beriman dan memilih untuk membela Rasulullah hingga merasakan penderitaan itu, sesungguhnya mereka telah berhasil meneladani kepribadian Rasulullah SAW. Ketabahan mereka untuk membantu satu sama lain adalah karena Allah. Tidak peduli mereka menderita di dunia, asalkan tetap berada di jalan yang benar dan mendapat ridha Allah SWT. (lihat Al-Buthi, Fiqh al-Sirah, hal. 87), (nu.or.id, 2021)

Sedangkan Bani Hasyim Muhammadiyah juga berjuang dengan Kiai Dahlan kala masa awal-awal saat ingin mendirikan Muhammadiyah, sampai di sangka Kiai Kafir, gerakan Kresten alus. Bahkan tempat Ngaji mereka di robohkan yaitu langgar Kidul Kiai Ahmad Dahlan di Kauman. Santri-santri Kiai Dahlan berasal dari keluarga Bani Hasyim. 

Sumber Referensi:

  1. Suara Muhammadiyah, 2020.
  2. Republika.co.id, 2020.
  3. Napak Tilas Perjuangan Ki Bagus Hadikusumo.
  4. Kutipan Catatan dr. Haji Mu’tasimbillah al Ghozi, D.Sp.M. (K), yang berjudul “Muhammadiyah yang Kutahu”, Yogyakarta 2005.
  5. Nu.or.id, 2021.


Adis Setiawan

Mahasiswa S2 Manajemen Pendidikan Islam di Universitas Islam An Nur Lampung. Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan IMM Bekasi Raya

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال