Mazhab Cleansing: Maulid Nabi Diambang Punah ?

KULIAHALISLAM.COM - Sukses menggelindingkan isu bid’ah dan haram atas peringatan maulid Nabi — tanggal dan bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW pun kembali di soal. 

Benarkah Nabi Muhammad SAW lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal ? Sungguh pertanyaan tidak penting. 

Maulid Nabi 2021 (Sumber gambar : kabarlumajang.pikiran-rakyat.com)

Alih-alih membersihkan iman dari TBC malah berbalik melahirkan keraguan dan kebimbangan umat di mana-mana. 

Serangan terhadap tradisi keilmuan dan ke-Islaman berlangsung masif dan sistematis. De-legitimasi iman atas nama purifikasi atau pemurnian memang ampuh mengoyak kedigdayaan ajaran Islam yang diklaim sebagai agama paling sempurna itupun goyah. 

Kebimbangan dan keraguan pun meruak masuk post-post strategis keberagamaan umat Islam. Bahkan masuk pada wilayah paling krusial : wilayah teologis. Berbagai diskursus dan ikhtilaf disebar agar Umat Islam meragukan kelahiran Nabi-nya, setelah sebelumnya dilarang merayakan kelahirannya. 

Sekali lagi atas nama purifikasi kembali kepada Alquran dan as Sunah menjadi baju pelindung untuk mengoyak tradisi keilmuan yang diletakkan para ulama salaf. 

Awalnya memang hanya tahayul bid’ah dan khurafat yang hendak ‘dibersihkan’, tapi realitasnya malah sebaliknya. Banyak kesepakatan-kesepakatan produk ulama-ulama salaf pun dipatahkan. Bahkan bangunan keilmuan para imam sekelas: Imam Hanafi, Imam Malik, Imam Syafi’i dan Imam Hambali pun direvisi bahkan di acak-acak, 

Nasib Imam Bukhari, Imam Muslim dan imam ahli hadis yang tergabung dalam kutub tis’ahpun bernasib sama — semua riwayat hadisnya harus ditahqiq ulang semacam validasi melalui quality control yang sangat ketat untuk bisa dijadikan hujjah atau tidak. 

Saya menyebutnya madzab cleansing, terlalu mulia untuk disebut kembali kepada Alquran dan As Sunah Maqbullah — yang disasar bukan hanya tradisi bangunan keilmuan para ulama fikih yang dianggap ‘kurang bersih’ bahkan juga situs-situs syiar ke-agama-anpun di sasar dan dihancurkan. 

Sebut saja rumah baginda Nabi Muhammad SAW dijadikan perpustakaan atau pasar, rumah Sayidah Khadijah RA pun dijadikan toilet, semua atas nama purifikasi. Ironisnya banyak yang marah dan protes ketika situs-situs Nabi Dawud dan Nabi Sulaiman di Al Aqsha dirubuhkan Yahudi, tapi malah diam saat itu terjadi di dua tempat suci. 

Ikhtiar pem-bid’ah-an dan pengharaman maulid Nabi SAW dilakukan dengan berbagai cara, kalau tidak bisa dikatakan menghalalan semua cara — implikasinya jelas : melahirkan keraguan dan kebimbangan dikalangan awam— ini harga mahal yang harus ditebus. 

Menyoal kembali  kelahiran Nabi Muhammad SAW baik tanggal bulan dan harinya akan melahirkan banyak fitnah dikalangan umat— persis kejadian yang sama dikalangan Kristen yang berdebat tentang kapan kelahiran Yesus yang tak kunjung selesai hingga hari kiamat. 

Hal-hal yang menurut saya tak penting sebab membahayakan akar tradisi iman yang sudah lama dibangun para ulama melalui berbagai kompromi atau ijma’

Iman itu bukan kumpulan fakta apalagi deret tanggal hari bulan dan taun. Iman menghunjam dalam hati: dibenarkan pikiran, diucapkan lisan, dibuktikan dengan amal. Sebab itu iman butuh kepastian dan keyakinan tanpa syarat — Wallahu a’lam.

Oleh: Ustaz Nurbani Yusuf, Komunitas Padhang Makhsyar

Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال