Kisah Guru Sufi Menguji Muridnya dengan Sesuatu yang Rahasia


Ilustrasi guru sedang mengajarkan ilmu ke muridnya (Sumber gambar : Islami.co) 

KULIAHALISLAM.COM – Setiap Guru Sufi biasanya mempunyai ciri khas dan karakter masing-masing. Baik dalam hal disiplin ilmu maupun penampilan sehari-harinya. Begitu pula saat menyampaikan ilmu biasanya sesuai dengan waktu, tempat dan kadar keilmuan murid-muridnya. 

Berbeda dengan Guru pada umumnya, setiap ucapan dari Guru Sufi akan meninggalkan atsar yang mendalam dihati dan akan jadi renungan oleh para murid saliknya.

Alkisah, pada suatu hari seorang Guru Sufi memberi tahu sesuatu rahasia kepada muridnya dalam sebuah pertemuan khusus empat mata. Kemudian sang Guru berpesan kepada murid tersebut "Rahasia ini jangan kau beritahukan kepada siapapun."

Kemudian di lain waktu dan tempat sang Guru juga memberi tahukan hal sama kepada murid yang lain sambil berpesan "Rahasia ini jangan kau beritahukan kepada siapapun."

Dan seterusnya, hingga seluruh muridnya tidak ada yang tahu bahwa semuanya diberitahu akan hal yang sama.

Kemudian apa yang terjadi setelah 40 hari kemudian, tingkah laku dan sikap murid-muridnya mulai berubah sesuai dengan karakter sifat aslinya. Ada yang riya', takabur, sombong dan angkuh karena dia merasa sebagai murid khusus dan terbaik.

Ada yang mensikapinya dengan riya' pamer kepada temannya yang lain sambil berkata "Aku diberitahukan rahasia hebat oleh guru dan tidak boleh aku ungkapkan kepada siapapun." Serta banyak lagi prilaku dan sikap aneh lainnya.

Akan tetapi ada beberapa murid yang bersikap seperti biasa yaitu tetap menjalankan ajaran mulia dari sang Guru dan menjauhi larangan agama sebagaimana semestinya. Tetap hormat, santun, dan rendah hati kepada sang Guru maupun sesama murid lainya. Dan murid seperti itulah dalam pandangan sang Guru telah melampaui ujiannya.

Dari sana kita sadar bahwa tugas, hak, dan kewajiban Guru adalah mengajar serta menguji ilmu tersebut kepada muridnya. Dan kewajiban bagi murid adalah belajar menurut persepsi pemahaman serta kemampuannya masing-masing. Ada hikmah dibalik ujian maka hendaklah selalu husnudzon pada Guru.

Kalaupun murid diberikan ilmu pengetahuan bahkan karomah kekeramatan itu merupakan bentuk cinta kasih, amanah, dan ujian dari Sang Guru. Apakah murid sanggup dan mampu menduduki maqom itu secara istiqomah.

Banyak murid yang tergelincir dalam fase ujian ini. Merasa sudah hebat dan bisa melakukan apapun. Tapi pada akhirnya malah terjerumus mengikuti nafsu setan dengan melanggar aturan, etika, tata krama, dan nilai luhur ajaran agama itu sendiri.

Pada hakikatnya godaan terberat dan terhebat manusia bukanlah dari setan dan iblis yang berada diluar. Akan tetapi lebih kepada hawa nafsu, khatir syaitan dan iblis yang berada didalam diri sendiri. Yang setiap saat selalu berbisik "Wahai hambaku...kau sudah boleh begini...kau sudah boleh begitu...kau sudah mencapai maqom itu...kau sudah jadi wali anu."

Disitulah terkadang khilafnya sang murid jika menurutinya lalu terjerumus bebas melakukan perbuatan keji dan munkar yang jelas-jelas dilarang agama. Belajarlah dari penyebab hancurnya peradaban yang pernah terjadi pada zaman ahlul fatrah sebelum diutusnya para Nabi dan Rasul. Serta kisah-kisah inspiratif dari para Guru Sufi terdahulu.

Syekh Naqsyabandi pernah memberi nasihat kepada para murid-muridnya "suatu saat kalian akan berada pada maqom yang sangat tinggi, bisa terbang, kebal senjata, bisa menghilang dan bahkan kalian bisa menghidupkan orang mati. Akan tetapi ingatlah wahai muridku bahwa itu bukan maqom kalian tapi itu maqom Gurumu, kalau kalian tetap disitu maka tanpa sadar akan disusupi oleh syaitan. Kembalikan semua itu kepada-NYA. Dan teruslah rendah hati dan jadi murid yang baik. Guru itu adalah murid yang Shiddiq dari Gurunnya."

Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال