Mengenal Fahruddin Faiz, Sosok Bersahaja Pengasuh Ngaji Filsafat

KULIAHALISLAM.COM - Fahruddin Faiz adalah sosok yang populer melalui kegiatan Ngaji Filsafatnya. Ceramah-ceramahnya beredar di kanal youtube dan media sosial lainnya. Kata-katanya yang lembut dan jernih membuat pendengarnya jatuh cinta kepada akademisi UIN Sunan Kalijaga ini. 

Sumber gambar: bandungnews.id

Riwayat Pendidikan Fahruddin Faiz

Fahruddin Faiz lahir di Mojokerto pada 16 Agustus 1975. Pendidikan dasar dan menengahnya sempat dihabiskan di pesantren tradisional dan Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) Jember. Dia menamatkan S1 di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta jurusan Akidah Filsafat pada tahun 1998. Melanjutkan program Magister di Universitas yang sama jurusan agama dan filsafat lulus pada tahun 2001.

Tahun 2014, Fahruddin Faiz berhasil meraih gelar Doktor masih di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga jurusan Studi Islam. Selain pendidikan formal, Fahruddin sempat mengikuti Short-Course on Research-Management, NTU Singapura (2006) dan Short-Course on Islamic-Philosophy, ICIS (International center for Islamic Studies), Qom, Iran (2007)

Karya-karya Fahruddin Faiz

Fahruddin Faiz juga produktif menelurkan karya-karya berupa buku populer diantaranya: Hermeneutika Qur’ani: Antara Teks-Konteks dan Kontekstualisasi, Tafsir Baru Studi Islam dalam Era Multikultural, Transfigurasi Manusia (Terjemahan), Perempuan dalam Agama-agama Dunia (Terjemahan), Filosofi Cinta Kahlil Gibran, Bertuhan Ala Filosof (Terjemahan), Aku Bertanya Maka Aku Ada, Handbook of Broken Heart, Risalah Patah Hati, Filosof Juga Manusia, Sebelum Filsafat, Memaknai Kembali Sunan Kalijaga, Dunia Cinta Filosofis Kahlil Gibran; dan beberapa judul buku lain.

Sebagai seorang akademisi, beberapa karya ilmiah yang diterbitkan Fahruddin Faiz diantaranya:
  1. Sufisme-Persia dan Pengaruhnya Terhadap Ekspresi Budaya Islam Nusantara;
  2. Mihnah Mu’tazilah dalam perspektif teori relasi kuasa Michel Foucault;
  3. Kekerasan Intelektual Dalam Islam (Telaah Terhadap Peristiwa Mihnah Mu’tazilah);
  4. Nalar Anti Kajian Islam UIN (Kritik Epistemologis Terhadap Buku Ada Pemurtadan di IAIN).

Ngaji Filsafat Fahruddin Faiz

Beliau berkarir sebagai dosen di almamaternya. Mengampu mata kuliah sesuai dengan latar belakang keilmuannya yang cukup matang. Di luar karir sebagai pengajar, Fahruddin Faiz juga mengasuh kajian rutin Ngaji Filsafat di Masjid Jenderal Sudirman Yogyakarta. Kajian ini terbilang unik karena mengaji identik dengan pembahasan mengenai agama. Sementara yang dibahas di Ngaji filsafat adalah tokoh dan pemikiran filsafat. Kajian ini mendapatkan banyak peminat baik yang menghadiri secara langsung maupun yang menontonnya via kanal youtube. 

Dalam setiap kajiannya, Fahruddin Faiz memulai dengan menjelaskan profil tokoh yang dibahas. Setelah itu beliau menjelaskan poin-poin pemikiran tokoh yang dibahas. Selanjutnya pemikiran tokoh tersebut dikontekstualisasikan dalam situasi masa kini. Fahruddin Faiz dalam kajiannya berhasil membuat tema berat menjadi ringan dan membumi. Inilah kelebihan beliau yang membuat kajiannya menjadi nyaman untuk diikuti.

Dalam wawancara yang dilakukan oleh Puthut EA, Fahruddin Faiz mengaku tidak menyangka Ngaji Filsafat yang dilakukan disukai banyak orang. Pada awalnya dia mengadakan kajian tersebut untuk mengaji filsafat secara serius bersama teman-temannya. Fahruddin juga mengatakan dengan adanya Kajian Filsafat dia dipaksa untuk belajar. Karena sebelum menyampaikan materi dia sendiri terlebih dahulu yang harus belajar. 

Berkat ngaji filsafat tersebut, Fahruddin Faiz banyak dimintai macam-macam oleh pendengarnya. Misalnya ada yang menyangka beliau adalah sufi dengan makam yang tinggi ehingga banyak yang ingin menjadi muridnya. Ada yang menanyakan amalan-amalan, bahkan ada yang menanyakan status pernikahannya. Menanggapi hal tersebut Fahruddin mengajak belajar bersama saja kepada orang yang meminta amalan-amalan. Kalau minta doa dia mau saja mendoakan. 

Adanya Fahruddin Faiz merupakan berkah bagi umat Islam. Fahruddin berhasil mengubah stigma mengenai filsafat yang berat dan angker menjadi ringan. Fahruddin juga berhasil membuktikan bahwa filsafat tidak selalu bertentangan dengan agama. Dia berhasil membawa filsafat ke Masjid yang merupakan tempat ibadah umat Islam. Beliau berhasil memasyarakatkan filsafat kepada kalangan awam. 

Robby Karman

Alumni Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Garut dan Institut Agama Islam Tazkia Bogor.

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال