Lulusan SMA Negeri Mengambil Jurusan Agama, Mungkinkah?

KULIAHALISLAM.COM – Bagi lulusan pesantren, ilmu agama Islam bukanlah hal yang asing dan sulit. Ilmu agama sudah menjadi makanan sehari-hari. Selain ilmu agama, para santri juga dibekali ilmu alat, yakni ilmu-ilmu kunci untuk memahami khazanah agama Islam. 
SMA Negeri Mengambil Jurusan Agama
Ilustrasi SMA Negeri 3 dan 5 Bandung. Source: kompas.com

Ilmu alat diantaranya nahwu dan sharaf yang merupakan kunci memahami bahasa Arab. Sangat tidak aneh jika lulusan pesantren melanjutkan jenjang pendidikan tinggi di jurusan Agama Islam. Lulusan pesantren tinggal mengembangkan ilmu yang sudah didapat selama mondok.

Lantas bagaimanakah dengan lulusan SMA Negeri, mungkinkah mereka bisa melanjutkan ke jurusan agama? Berbeda dengan lulusan pesantren, lulusan SMA Negeri biasanya berbondong-bondong mendaftar ke perguruan tinggi negeri (PTN). Jurusan yang diambil pun tidak jauh dari kedokteran, hukum, teknik, akuntansi, IT dan jurusan yang prospektif lainnya. 

Namun saya mengenal beberapa orang lulusan SMA Negeri yang melanjutkan pendidikan tingginya di jurusan agama. Ternyata mereka bisa melaluinya, artinya bukan tidak mungkin lulusan SMA Negeri mengambil jurusan agama Islam.

Siapakah yang dimaksud dengan lulusan SMA Negeri yang sukses mengambil jurusan agama? Pertama adalah ayah saya sendiri. Dia lulusan SMAN 10 Bandung, melanjutkan ke Institut Teknologi Bandung jurusan biologi. 

Namun kuliahnya di ITB hanya bertahan 1 tahun, dia tidak betah dan lebih memilih untuk pindah ke IAIN Sunan Gunung Djati Bandung (sekarang UIN Bandung). Sebuah pengalaman yang unik, dimana di saat anak-anak lain berlomba untuk masuk ITB, ayah saya malah keluar dari ITB untuk pindah ke IAIN.

Jurusan yang diambil ayah saya adalah Bahasa dan Sastra Arab di Fakultas Adab dan Humaniora. Padahal selama SMP dan SMA ayah saya belum pernah belajar bahasa Arab. 

Memang ayah saya bersekolah di SMP Muhammadiyah, tentu ilmu agama lebih banyak dipelajari di sana. Namun untuk Bahasa Arab, ayah saya belajar dari nol. Sementara kawan-kawannya banyak yang alumni pesantren yang sudah bisa bahasa Arab.

Menurut pengakuan ayah saya, karena dia merasa tidak bisa dan mulai dari nol, maka dia menjadi rajin belajar. Sementara kawan-kawannya yang merasa sudah bisa bahasa Arab malah ada yang malas belajar. 

Akhirnya ayah saya bisa juga menguasai bahasa Arab, membaca arab gundul. Walaupun kalau untuk percakapan agak susah kalau bukan lulusan pesantren. Ayah saya sekarang jadi dosen di almamaternya. Sempat menjadi wakil dekan di fakultasnya.

Cerita kedua adalah tentang kawan saya, sebut saja namanya Fulan. Fulan ini alumni SMA Negeri di Bekasi, namun mengambil jurusan pendidikan agama Islam di UPI Bandung. Kawan saya ini sangat suka baca buku, terutama tentang tema-tema agama. 

Saya akui wawasan dia soal agama sangat luas, melebihi saya yang alumni pesantren. Kelemahan dia cuma satu, yakni bahasa Arab. Sekarang dia sudah jadi PNS guru PAI di SMP Negeri di Bandung.

Jadi, jika kamu sekolah di SMA Negeri, namun tertarik di jurusan agama, jangan khawatir, menurut saya kuliahmu akan lebih mudah dibanding kamu mengambil jurusan teknik, kedokteran atau hukum. 

Namun karena kemudahan itu jangan kamu terlena dengan malas-malasan, pergunakan waktu yang ada untuk membaca buku-buku agama untuk menambah wawasanmu. Mungkin yang akan agak sulit adalah belajar bahasa Arab, tapi belajar aja dulu. Asyik kok bahasa Arab itu. 

So, lulusan SMA Negeri mengambil jurusan agama, mungkinkah? Jawabannya sangat mungkin!

Robby Karman

Alumni Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Garut dan Institut Agama Islam Tazkia Bogor.

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال