Ungkap Bahasa dengan Ilmu Logika

Penulis: Rhieke Anggeraini*

KULIAHALISLAM.COM - Berbahasa dengan logika merupakan suatu pendekatan dalam berbicara dan berpikir yang membawa informasi secara sistematis dan akurat. Hal ini meletakkan dasar penting dalam membentuk komunikasi yang jelas, analisis yang mendalam, dan pemikiran yang kritis.

Berbahasa dengan logika berhubungan erat dengan kebenaran kalimat. Suatu kalimat dikatakan benar jika kalimat itu melambangkan suatu peristiwa tertentu. Logika berbahasa penting dalam penggunaan bahasa karena dapat membantu dalam menyusun kalimat yang logis dan efektif. 

Untuk menyusun kalimat logis, harus memperhatikan pemilihan kata (diksi), penggunaan kata bentukan, dan konjungsi. Sedangkan logika bahasa dilihat pada kalimat, hubungan antar kalimat, dan hubungan antar bagian dalam wacana. 

Ludwig Josef Johann Wittgenstein adalah pakar filsuf pada Abad 20 lahir di Wina, Austria yang terpengaruh oleh pemikiran Immanuel Kant, Gottlob Frege dan lainnya. Wittgenstein memiliki kontribusi yang besar dalam filsafat Bahasa, matematika dan logika. 

Wittgenstein berpendapat bahwa hubungan antara logika dan bahasa didasarkan pada aturan umum dan tata bahasa yang logis. Ia menyatakan bahwa "batas logika juga batas bahasa" dan bahwa "logic fills the world: the limits of the world are also its limits". Tractatus Logico-Philosophicus adalah karya awal Wittgenstein yang menekankan tentang batasan bahasa dan implikasinya terhadap pemahaman dunia, pikiran, dan bahasa. 

Wittgenstein berpendapat bahwa bahasa atau kata memiliki sifat yang bersifat umum, dan menggunakan istilah "keluarga kemiripan" (family resemblanc), dan bentuk-bentuk (Wittgenstein 1953: 9) untuk menggambarkan sifat kata atau kalimat yang dipergunakan dalam berbagai cara. Ia juga menyatakan bahwa kesepakatan untuk mengikuti suatu aturan adalah bagian dari cara memainkan tata permainan bahasa. 

Wittgenstein juga menekankan bahwa bahasa adalah dasar dari logika dan matematika, dan bahwa kemampuan dalam bahasa merupakan prasyarat penting untuk memahami logika dan matematika. Selain itu, ia juga menekankan bahwa bahasa, logika, matematika, dan statistika merupakan sarana yang mutlak diperlukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Ernest menyimpulkan pendapat Wittgenstein dengan kalimat The Linguistic basic of Logic (Ernest: 1991: 52). Menurutnya aturan-Aturan logika menurut Wittgenstein memuat kata-kata penghubung seperti "dan", "atau", dan "jika..., maka...". Kata-kata tersebut berasal dari bahasa biasa. 

Kata-kata tersebut dalam logika, diberi makna tertentu sesuai dengan kesepakatan. Makna tertentu yang disepakati juga memiliki makna yang serupa dengan makna dalam bahasa biasa. Kata sambung "dan" dalam logika memiliki makna yang tepat sama dengan makna "dan" dalam bahasa biasa.

Contoh berbahasa dengan logika adalah pernyataan:

"Jika hujan turun, maka jalanan akan basah." Pernyataan ini menggunakan logika kondisional, yang menyatakan bahwa jika suatu kondisi terpenuhi (hujan turun), maka akan menghasilkan suatu konsekuensi (jalanan akan basah). Hal ini mencerminkan penggunaan logika dalam bahasa sehari-hari untuk menyatakan hubungan sebab-akibat antara dua peristiwa. 

"Jika seseorang lulus ujian, maka dia akan mendapatkan gelar sarjana." Pernyataan ini menggunakan logika kondisional, yang menyatakan bahwa jika seseorang memenuhi suatu kondisi (lulus ujian), maka akan menghasilkan suatu konsekuensi (mendapatkan gelar sarjana).

"Saya akan membeli kue atau es krim." Pernyataan ini menggunakan logika disjungsi, yang menyatakan bahwa salah satu dari dua peristiwa tersebut akan terjadi.

Berbahasa dengan logika memiliki banyak manfaat yang dapat rasakan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa manfaat penting dari pendekatan ini antara lain: 

Kepahaman yang lebih jelas: berbahasa dengan logika dapat membantu menyampaikan pemikiran dengan lebih jelas dan terstruktur. Dengan menggunakan konsep dan peraturan logika, dapat menghindari kebingungan dan menjadi lebih efektif dalam berkomunikasi. 

Pemikiran yang kritis: berbahasa dengan logika juga mendorong pemikiran yang kritis dan analitis. Dengan menerapkan prinsip-prinsip logika, dapat mengidentifikasi kesalahan dalam pemikiran dan argumen, sehingga dapat mengembangkan pemikiran yang lebih baik dan valid. 

Analisis yang mendalam: bahasa dengan logika memungkinkan analisis yang lebih mendalam dan terperinci. Dengan menggunakan alat-alat logika, dapat mengurai argumen atau konsep yang kompleks menjadi bagian-bagian yang lebih mudah dipahami, sehingga bisa memahami dengan lebih baik. 

Pencapaian pengetahuan: dalam ilmu pengetahuan, berbahasa dengan logika menjadi penting karena memungkinkan perkembangan teori dan penemuan yang akurat. Dengan menggunakan logika dalam bahasa, dapat membuat pernyataan yang berdasarkan pada fakta dan bukti yang ada, sehingga memudahkan dalam memahami sesuatu.

*) Mahasiswi UIN Sunan Ampel Surabaya.

Editor: Adis Setiawan 

Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال