Tadabur Alqur’an: Kiat Meraih Manisnya Keimanan



Penulis: Nadya Fitri Firdaus*

Alqur’an merupakan wahyu Allah Azza wa Jalla yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melalui perantara malaikat Jibril ‘Alaihissalam. 

Diturunkannya Alqur’an bukan serta merta tanpa adanya tujuan. Allah Azza wa Jalla menurunkan Alqur’an dengan tujuan sebagai petunjuk bagi manusia. Hal ini sebagaimana terlihat dalam potongan QS. Al-Baqarah [2]: 185 yang berbunyi:

شَهۡرُ رَمَضَانَ الَّذِىۡٓ اُنۡزِلَ فِيۡهِ الۡقُرۡاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَ بَيِّنٰتٍ مِّنَ الۡهُدٰى وَالۡفُرۡقَانِۚ

Artinya:

“Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Alqur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil)…”

Berdasarkan ayat tersebut, Alqur’an diturunkan dengan tujuan sebagai petunjuk atau hidayah bagi umat manusia sekaligus sebagai pembeda antara yang hak dan batil.  

Hal ini menunjukkan bahwa semua manusia berpotensi mendapatkan hidayah dengan membaca dan mempelajari Alqur’an, tak terkecuali dengan non muslim yang juga memiliki tekad untuk membaca dan mempelajarinya. 

Sebagai seorang muslim, kita dianjurkan untuk membaca Alqur’an setiap harinya. Namun, Alqur’an bukan hanya sekadar bacaan. Banyak sekali hikmah yang dikandung di dalamnya. 

Hal ini dapat diraih dengan berusaha untuk menghayati setiap ayat Alqur’an yang telah dibaca. Dengan adanya usaha untuk memahami maknanya, setiap muslim berpotensi untuk merasakan puncak keimanan. 

Di sisi lain, tujuan diturunkannya Alqur’an antara lain dengan hikmah agar manusia memperhatikan ayat-ayat-Nya, mendapatkan ilmunya, serta merenungkan rahasianya. Dengan ini, setiap muslim dapat mengimpelentasikannya dengan cara tadabur Alqur’an. 

Tadabur Alqur’an ialah berhenti sejenak pada sebuah ayat Alqur’an disertai membaca dan memahami maknanya dengan maksud mengambil pelajaran yang membuahkan akhlak mulia dalam kehidupan. 

Tadabur tidak dapat dilakukan apabila Alqur’an dibaca dengan cepat. Alqur’an hanya dapat di tadaburi dengan cara membacanya secara tartil. Inilah salah satu alasan mengapa Allah memerintahkan umat Islam untuk membaca Alqur’an dengan tartil. 

Selain membacanya secara tartil, unsur terpenting lainnya dalam tadabur Alqur’an adalah dengan adanya jeda atau berhenti sejenak pada setiap ayat. Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam memahami makna setiap ayat Alqur’an. 

Lantas bagaimana dengan seseorang yang memiliki target satu minggu satu juz? Bukankah tidak akan terkejar? 

Dalam mengatasi hal semacam ini, tadabur Alqur’an dapat dilakukan secara terpisah dengan tilawah harian yang biasanya berfokus untuk mengejar kuantitas. 

Solusinya adalah dengan mengadakan waktu khusus untuk tadabur Alqur’an. Misalkan saja satu hari dalam seminggu digunakan untuk tadabur Alqur’an. Dengan demikian, selain mendapatkan kuantitas (satu minggu satu juz), kualitas (pemahaman Alqur’an) pun juga diperoleh.

Selanjutnya, mengenai hukum tadabur, tentunya tidak terlepas dengan dalil yang memberikan keterangan bahwa Allah mewajibkan untuk men-tadabur-i Alqur’an. Adapun dalil yang mendukung adalah sebagai berikut;

اَفَلَا يَتَدَبَّرُوۡنَ الۡقُرۡاٰنَ‌ؕ وَلَوۡ كَانَ مِنۡ عِنۡدِ غَيۡرِ اللّٰهِ لَوَجَدُوۡا فِيۡهِ اخۡتِلَافًا كَثِيۡرًا

Artinya:

“Tidakkah mereka menadaburi Alqur’an? Seandainya (Alqur’an) itu tidak datang dari sisi Allah, tentulah mereka menemukan banyak pertentangan di dalamnya.” (QS. An-Nisa’ [4]:82).

كِتٰبٌ اَنۡزَلۡنٰهُ اِلَيۡكَ مُبٰرَكٌ لِّيَدَّبَّرُوۡۤا اٰيٰتِهٖ وَلِيَتَذَكَّرَ اُولُوا الۡاَلۡبَابِ

Artinya:

“Ini adalah sebuah kitab yang penuh dengan berkah, Kami turunkan kepadamu supaya mereka menghayati ayat-ayat-Nya dan supaya orang-orang yang mempunyai fikiran mendapatkan pelajaran,” (QS. Shad [38]: 29)

اَفَلَا يَتَدَبَّرُوۡنَ الۡقُرۡاٰنَ اَمۡ عَلٰى قُلُوۡبٍ اَ قۡفَالُهَا

Artinya:

“Tidakkah mereka merenungkan Alqur’an ataukah hati mereka sudah terkunci?” (QS. Muhammad [47]: 24).

Perintah untuk mentadaburi Alqur’an juga terlihat dari banyaknya ayat yang diakhiri kalimat afala tatadabbarun, yang artinya apakah kamu tidak men-tadaburi atau menghayati (Alqur’an)? 

Dalam kaitannya dengan ayat tersebut, tadabur Alqur’an dapat terealisasikan dengan baik tergantung dengan suasana hati dan pikiran pembacanya. Apabila seorang muslim membaca Alqur’an dengan suasana hati yang lalai dan juga pikiran yang masih terikat dengan hal duniawi, maka akan cenderung sulit untuk mentadaburi ayat Alqur’an. 

Demikian pula sebaliknya, jika Alqur’an dibacakan dalam kondisi hati serta pikiran yang fokus, maka pembacanya akan mudah dalam mengambil banyak hikmah yang terkandung dari Alqur’an. 

Terlebih lagi jika mampu meneteskan air mata disebabkan meresapi makna Alqur’an, maka hal ini berpotensi besar dalam meraih cinta Allah SWT. 

Lantas bagaimanakah cara mentadaburi Alqur’an? Berikut adalah beberapa tips yang dapat dilakukan dalam mengoptimalkan tadabur Alqur’an;

  1. Memilih waktu khusus ketika hendak mentadaburi Alqur’an.
  2. Menata suasana hati serta memfokuskan pikiran ketika hendak memulai. 
  3. Membaca Alqur’an dengan tartil (perlahan-lahan) serta tidak terburu-buru Berusaha memahami makna Alqur’an setelah membaca ayatnya. Hal ini dapat dibantu dengan menyanding kitab tafsir di samping Alqur’an.
  4. Mengulang-ulang ayat yang memberikan pengaruh dalam hati
  5. Memohon kepada Allah SWT. Agar dimudahkan dalam tadabur Alqur’an

Setelah tadabur Alqur’an, ada banyak hikmah yang didapatkan oleh seorang Muslim. Berikut adalah beberapa hikmah dari tadabur Alqur’an;

  1. Sebagai penawar bagi hati yang gelisah.
  2. Melahirkan pemikiran yang optimis dalam menjalani kehidupan.
  3. Menambah kualitas keimanan.
  4. Mensucikan hati dan jiwa.
  5. Menenangkan pikiran.
  6. Merasakan manisnya keimanan. (halawat al-iman)
  7. Mendapatkan cinta Allah Azza wa Jalla.

Demikian penjelasan mengenai tadabur Alqur’an. Semoga Allah Azza wa Jalla memberikan taufik berupa kecintaan dalam mentadaburi ayat-ayat-Nya. Wallahu A’lam.

*) Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال