Keteraturan Hidup dalam Kacamata Alqur'an


Oleh: Fathur Rossi 

Setiap hari orang-orang memadati jalanan di kota-kota besar untuk mencari penghidupan. Berangkat pagi saat matahari belum memancarkan sinarnya agar tidak terjebak dalam kemacetan atau memang sengaja berangkat lebih awal untuk bisa merasakan nikmat Allah SWT berupa udara yang masih segar untuk dihirup dan belum bercampur dengan asap kendaraan. 

Lalu, pulang pada umumnya sebelum atau sampai azan maghrib berkumandang dan bisa saja lebih dari itu. Sesampainya di rumah, mereka akan melepaskan capek dan lelahnya dengan beristirahat. Inilah secuil gambaran tentang kehidupan di perkotaan.

Disadari ataupun tidak. Sebenarnya, mereka sedang mengamalkan firman Allah SWT Surat An-Naba ayat 10-11 yang berbunyi;

وَّجَعَلْنَا الَّيْلَ لِبَاسًاۙ  10. 

''Dan Kami menjadikan malam sebagai pakaian.''

وَّجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًاۚ 11. 

"Dan Kami menjadikan siang untuk mencari penghidupan."

Dalam konteks ayat ini, terlihat sekali keadilan Allah SWT kepada manusia. Allah SWT menyediakan siang untuk beraktifitas mencari penghidupan dan menjadikan malam sebagai obat kelelahan mereka untuk beristirahat dan mempersiapkan energi untuk esok hari. Allah SWT dengan rahmat-Nya memberikan aturan yang sedemikian rupa dan menyeimbangkan siang dan malam agar dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh manusia.

Menurut Prof. Dr. Shalih bin Fauzan maksud dari pakaian pada ayat 10 tadi adalah sebagai pakaian yang menutupi dengan kegelapannya. Kemudian dengan kegelapannya ia menutupi alam semesta dan menjadikan kalian tidak bisa melihat apapun sehingga kalian bisa merasakan ketenangan dan ketentraman dalam beristirahat. 

Ini merupakan suatu nikmat dari Allah SWT untuk umat manusia dan semesta alam. Pada malam hari banyak kelebihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas istirahat kita, yang hal itu tidak ada pada siang hari. Ketenangan, kesunyian dan ketentraman sangat mudah diperoleh pada malam hari karena pada saat itu orang-orang telah berhenti bekerja.

Dan arti ayat 11 adalah “dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan.” Didalam Tafsir Ibn Katsir beliau menuturkan bahwa pada siang hari dimana matahari menyinari dan menerangi bumi merupakan waktu yang sangat cocok dan tepat untuk dijadikan ladang untuk mencari penghidupan dengan berdagang, bertani dan yang lainnya. 

Ini merupakan waktu dimana makhluk hidup bergerak untuk mencari penghidupan, bukan hanya manusia bahkan hewan dan tumbuhan pun bergerak pada siang hari. Tidakkah disadari bahwa proses kembangbiak tumbuhan terjadi oleh bantuan sinar matahari, yang itu terjadi pada siang hari. Hewan pun demikian.

Lalu bagaimana dengan orang-orang yang mencari penghidupan di malam hari dan beristirahat di siang harinya. Apakah hal ini menyalahi aturan yang ada? Tentu saja tidak! Karena pada malam hari memiliki beberapa kelebihan sehingga lebih tepat untuk dijadikan waktu beristirahat. 

Begitu pula siang hari yang memiliki beberapa keutamaan untuk dijadikan waktu untuk mencari penghidupan. Pada ayat yang lain Allah menjelaskan bahwa malam dan siang hari juga bisa digunakan waktu istirahat dan bekerja. Allah tidak membatasi hamba-Nya untuk mencari penghidupan pada siang hari saja ataupun beristirahat pada malam harinya. Tapi, Dia tahu mana yang lebih baik untuk umat manusia kapan waktu bekerja dan kapan waktu beristirahat.

Pada ayat lain Allah berfirman; "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan. (QS. 30: 23).

Ayat ini menandaskan bahwa pada malam hari pun ada kesempatan untuk mencari penghidupan dan siang harinya juga ada waktu beristirahat. Sesuai yang dikemukakan oleh Dr. Muhammad Sulaiman Al-Asyqar di kitab Tafsir Min Fath Al-Qadir bahwa diantara kekuasaan-Nya ialah waktu tidur di malam hari dan terkadang di siang harinya. Begitu juga dengan pekerjaan, terkadang dilakukan di malam hari dan biasanya di siang hari.

Yang perlu disadari bahwa yang terpenting adalah keseimbangan jam istirahat dan bekerja. Bagaimanapun tubuh memiliki hak untuk diistirahatkan dan dipergunakan untuk bekerja. Keseimbangan dan keteraturan ini tidak lain agar manusia bisa terus konsisten dalam menjaga dan merawat nikmat Allah SWT berupa tubuh yang sehat dan energi yang prima sehingga dapat terhindar dari lelah yang berlebihan dan kerugian lainnya.

Jika keseimbangann ini diabaikan oleh seseorang, maka pastinya akan terjadi ketimpangan. Tidak salah apabila terdapat satu pepatah yang dianggap sebagai hadis bahwa sebaik-baik segala perkara adalah pertengahannya. Artinya, seseorang tidak boleh bekerja berlebihan sehingga mengabaikan jam istirahatnya dan tidak pula menelantarkan pekerjaannya dengan tidur sepanjang waktu.

Sulit konsentrasi, mudah lupa, berat badan naik, mudah sakit dan stres adalah risiko apabila seseorang tidak mempunyai jam tidur yang teratur. Lalu bayangkan, jika seseorang mudah sakit karena hal tersebut, bagaimana ia akan melakukan pekerjaan dengan baik. Sedangkan, pengabaian terhadap pekerjaan sudah pasti berakibat buruk tanpa perlu dijelaskan sebelumnya.

Maka dari itu, Alqur’an adalah way of life bagi segenap umat Islam yang tidak dibantahkan lagi. Aturan dan pedoman didalamnya menjelaskan segala aspek kehidupan guna mengantarkan umat manusia menjadi khalifah yang dibanggakan sebagaimana terdapat pada ayat surah Al-Baqarah. Disamping itu semua, Alqur’an adalah mukjizat yang sangat agung melebihi tongkat Nabi Musa, kapal Nabi Nuh dan kerajaan Nabi Sulaiman. Wallahu a’lam

Editor: Adis Setiawan

Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال