Kesesuaian Al Quran Dengan Ilmu Pengetahuan di Era Modern


Oleh: Inna Yati Amalia*

Seperti yang kita ketahui bahwa dunia pendidikan tidak luput dari ilmu pengetahuan di era modern kini. Antara lain seperti matematika, sejarah, biologi, fisika, ekonomi, geografi dan masih banyak yang lainnya. 

Di era modern ini kita serba ada tidak seperti zaman dahulu yang sangat keterbatasan teknologi dan informasi. Taukah kalian bahwa ilmu pengetahuan merupakan sumber dari Al-Qur’an, perlu kalian ketahui bahwa ilmu pengetahuan sangat berkaitan dengan Al-Qur’an.

Bahkan kehidupan juga berkaitan dengan Al-Qur’an seperti pentingnya pengetahuan di era modern ini kita di usahakan mampu untuk mempelajari berbagai ilmu, hal ini sama dengan Al-Qur’an bahwa menuntut Ilmu itu wajib  dan ditekankan pentingnya belajar dalam kehidupaan hingga meninggal.

Sebagai umat Islam kita mengenal Al-Qur’an sebagai kitab yang memberikan petunjuk atau pedoman bagi kehidupan dunia dan akhirat. Al-Kitab merupakan nama lain dari Al-Qur’an, bukan hanya Al-Kitab saja melainkan, al-Furqon, al-Karim, ai-Huda, dan asy-Syifa. 

Al-Qur’an turun secara tidak langsung yakni berangsur-angsur melalui malaikat Jibril. Al-Qur’an di turunkan sebagai penyempurna kitab-kitab terdahulu: Zabur, Taurat, dan Injil. Karena isi dari kitab-kitab terdahulu banyak yang di ubah oleh manusia dari waktu ke waktu, berbeda dengan Al-Qur’an  tidak ada yang bisa mengubah isi Al-Qu’ran sedikitpun hingga akhir zaman.

Diantara kalian pasti sudah ada yang mengetahui ilmu tentang kosmologi. Kosmologi merupakan ilmu yang mempelajari alam di dalam semesta maupun diluar semesta. 

Ini berkaitan sekali dengan Al-Qur’an yaitu firman Allah yang sudah di sebutkan dalam syahadat yang memiliki arti yakni  “Tiada  Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.” Tidak hanya ayat itu saja melainkan ada lagi dalam surat  Hud ayat 7 yang memiliki  arti “Dialah yang mencipptakan lagit dan bumi dalam enam masa; kemudian Dia bersemayam di atas ’arsy."

Dari kedua ayat di atas sudah menunjukkan bahwa mempelajari Al-Qur’an dapat meningkatkan pengetahuan dan penelitian hal ini menyebabkan bertambahnya  berbagai cabang ilmu pengetahuan dan mengungkap segala aspek di jagad raya atau alam semesta ini. 

Al-Qur’an menunjukkan pembentukan proses dasar pembentukan alam semesta.  Melalui firman Allah yang berbunyi “Kemudian dia menunju kepada  pencipta langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu ia berkata kepadanya dan kepada bumi: Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa.’’ Keduanya menjawab : “Kami datang dengan suka hati. ’’

Maka Dia menjadikan  tujuh langit dalam dua masa dan dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan kami hiasi langit dengan bintang-bintang yang cemerlang dan kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya.  Demikianlah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. 

Ayat Al-Qur’an merupakan sumber petunjuk baik waktu maupun tempat yang tetap untuk matahari dan bulan bayangkan saja jika matahari tidak berputar pada porosnya apa yang akan terjadi pasti akan menimbulkan tabrakan antara semua planet. Maka dari itu manusia akan takjub atau bahkan heran dengan keagungan sang Maha Pencipta itu semua bisa diluar nalar mereka.

Pernahkan kalian belajar ilmu matematika tentu semuanya tidak asing dengan ilmu matematika bahkan sejak kecil kita sudah diajarkan untuk memgingat, menghafal, dan menghitung. 

Ketika belajar matematika semuanya ada aturannya tidak asal menulis rumus bahkan jika semisal tidak ada tanda kurung bisa salah dalam penulisan rumus mungkin secara jawaban benar tapi jika secara rumus bisa saja salah. 

Salah satu pandangan dari Ikhwan al- Safa dalam sebuah tulisannya Ia menggungkapkan bahwa, sesungguhnya bentuk bilangan angka dalam jiwa manusia berkaitan dengan bentuk keberadaannya dalam benda (subtansi). 

Mempelajari bilangan dan angka-angka mendapat dorongan yang kuat dari Al-Qur’an karena membuka cakrawala baru dalam bidang matematika. Ilmu pengetahuan sendirilah yang membebaskan manusia dari belenggu kebodohan. 

Umat Islam sangat tertarik dengan adanya Ilmu matematika karena dalam sejarah Islam, dan memberikan sumbangan kepada ilmu matematika selama hampir seribu tahun ini artinya ilmu matematika sangat digemari oleh segala jenis umur seperti : anak-anak, remaja, orang dewasa bahkan orang tua. 

Karena matematika juga digunakan dalam kehidupan sehari-hari misalnya untuk transaksi jual beli atau bisnis. Dalam Al- Qur’an matematika juga digunakan dalam pembagian harta waris inilah yang menjadikan Al-Qur’an juga memiliki keterkaitan dengan ilmu pengetahuan.

Contoh ayat yang menjelaskan adanya pembagian warisan adalah surah Al-Maidah yang berartikan: 

"Hai orang-orang yang beriman, apabila salah seorang kamu menghadapi kematian, sedangkan dia akan berwasiat, maka hendaklah (wasiat) itu disaksikan oleh dua orang yang adil diantara kamu, atau orang yang berlainan agama dengan kamu, jika kamu dalam perjalanan dimuka bumi lalu kamu ditimpa bahaya kematian. Kamu tahan dua saksi itu sesudah sembahyang (untuk bersumpah), lalu mereka keduanya bersumpah dengan nama Allah .... Jika diketahui  keduanya saksi itu memperbuat dosa, maka dua orang lain diantara ahli waris yang berhak yang lebih dekat kepada orang yang meninggal (memajukan tuntunan) untuk menggantikannya, lalu keduanya bersumpah dengan nama Allah."

Hubungan manusia dengan Tuhan memelihara aspek kualitatif dari bilangan tidak menghalangi atau bahkan merusak makna simbolisnya. Berikut ini ahli matematika muslim  yang mengembangkan angka Arab yang berasal dari India, menciptakan angka nol dan mengembangkan ilmu Aljabar diantaranya Al-Khawarizmi, Abdul Hasan Al-Uqlidusi, Al-Biruni, Al-Karaji, Al-Buni dan masih banyak lagi.

Ilmu sejarah banyak yang kita pelajari dari ilmu sejarah karena seiring waktu akan berjalan dan membuat bermacam peristiwa yang menyebabkan terjadinya sebuah sejarah tercipta. Seperti sejarah umat terdahulu yang diceritakan didalam Al-Qur’an. 

Dari sejarah tersebut kita bisa mengambil hikmahnya dan berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan tersebut agar tidak terjadi lagi. Islam sendiri tidak membatasi sejarah manusia dan Islam sendiri memperhitungkan kemajuan. Peristiwa sejarah ini telah digambarkan sebagaimana orang-orang yang berada pada dalam sejarah tersebut apa adanya.

*) Mahasiswi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Editor: Adis Setiawan

Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال