KATA KITA : Urgensi Aksiologi Ilmu Dalam Problem Kehidupan

Oleh: Muhammad Zainnurrofiq*

KULIAHALISLAM.COM - Aksiologi memiliki pengertian sebagai ilmu filsafat yang membahas mengenai tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri, atau istilah mudahnya adalah manfaat atau kegunaan dari terciptanya suatu pengetahuan itu sendiri. Aksiologi memiliki peran penting dalam tolak ukur manfaat dari suatu ilmu baru yang muncul. Aksiologi memiliki nilai praktis dari pengetahuan tersebut.

Dalam kegunaan ilmu pengetahuan banyak sekali manfaat bagi kehidupan manusia sehingga menguntungkan untuk keberlangsungan kehidupan, baik itu kehidupan manusia, tumbuhan, dan hewan. Hal ini menjadi sangat penting dalam proses perkembangan ilmu. Ilmu selalu berkembang dengan pesat pada era manapun dan zaman kapanpun.

Diharapkan setiap ilmu pengetahuan memiliki nilai aksiologi di dalamnya, sehingga menjadi manfaat dalam keberlangsungan kehidupan. Jika suatu cabang ilmu tidak memiliki nilai aksiologi di dalamnya maka akan cenderung dapat membahayakan keberlangsungan kehidupan. Bukan hanya itu, hal ini bisa memicu ancaman yang berbahaya dan dapat berpengaruh pada kehidupan keseimbangan alam maupun sosial.

Aksiologi memiliki urgensi atau peranan penting dalam kehidupan manusia yaitu memberikan arahan kepada manusia untuk melakukan suatu tindakan-tindakan yang lebih baik serta membimbing manusia untuk lebih berekspresi dalam melahirkan keindahan dan estetika kehidupan. Secara garis besar, aksiologi telah mengajarkan nilai yang ada dalam kehidupan yang berfungsi sebagai pengontrol sifat keilmuan manusia.

Aksiologi memiliki peranan dalam tiga macam, yang pertama tindakan moral yang melahirkan manusia, kedua ekspresi keindahan yang melahirkan estetika, ketiga kehidupan sosial politik yang melahirkan filsafat sosial politik. Pada setiap zaman memiliki ciri khas dari lahirnya keilmuan dengan aksiologi di dalamnya, dan ada pula yang tidak terdapat nilai aksiologi dalam keilmuannya.

Perkembangan ilmu modern dalam pendidikan kita selalu diajarkan oleh guru untuk bersikap lemah lembut dan sopan santun serta saling menghargai sebagai sesama manusia, dengan lahirnya keilmuan etika dalam aksiologi dapat membentuk karakter manusia dan membimbing manusia untuk memiliki karakter diri yang lebih baik.

Pada zaman sekarang, perkembangan ilmu modern menjadi masalah dalam keberlangsungan kehidupan manusia. Nilai-nilai luhur kesopanan mengalami degredasi, di Negara kita sendiri Indonesia, degradasi nilai pancasila menjadi bukti nyata suatu keilmuan jika tanpa adanya aksiologi di dalamnya, dan lagi eksploitasi secara besar besaran yang mengatasnamakan kemajuan ilmu, hal ini seringkali tidak disadari bahkan dianggap remeh.

Dan juga problem dalam kehidupan apabila tanpa adanya aksiologi dalam keilmuan. Sehingga suatu ilmu tersebut tidak mempertimbangkan keselamatan dan digunakan sebagai penghancur keberlangsungan kehidupan baik manusia, tumbuhan, dan hewan. Seperti peristiwa peledakan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, serangan terhadap gedung WTC di New York, dan bom di Bali.

Pada kondisi ini nilai aksiologi suatu keilmuan tidak dianggapnya dan tidak tertuang dalam ilmu tersebut, sehingga menjadikan ilmu yang seharusnya menjadi manfaat dan berguna untuk keberlangsungan kehidupan malah sebaliknya menjadi kehancuran kehidupan. Untuk itulah urgensi aksiologi dalam keilmuan sangat penting dan perlu di terapkan dalam berbagai keilmuan.

Problem etis mengakibatkan kemunculan iptek menjadi dua perbincanagn penting, di satu sisi iptek dianggap sebagai perkembangan keilmuan yang baik dan berguna untuk keberlangsungan kehidupan, namun di sisi lain iptek dianggap memiliki resiko berbahaya bagi keberlangsungan kehidupan, terutama manusia karena menjadi subjek dari perkembangan iptek sendiri.

Seperti halnya suatu bola di tangan ilmuan apabila telah digelindingkannya bola tersebut para ilmuan pun tidak memiliki kendali atasnya. Sehingga dalam hal ini mulai terjadi pertarungan nilai kebaikan dan keburukan dalam arti sebenarnya. Tapi jika ditarik dari sudut pandang saya, suatu kebaikan atau keburukan memiliki nilai tersendiri dan keduanya relatif, untuk mempermudah saya berikan contoh sederhana mengenai nilai ini, ketika terdapat anak kecil memberi uang kepada seorang pengemis terkadang ada dua pendapat, yang pertama beranggapan bahwa itu merupakan suatu kebaikan dimana membantu pengemis, akan tetapi pada sisi kedua beranggapan itu adalah suatu keburukan karena dengan kita memberikan uang pada seorang pengemis yang dimana fisiknya masih sehat dan bugar, sama halnya dengan kita memberikan uang kepada seorang pemalas.

Dalam problem kehidupan beragama kita ambil contoh dari Negara kita sendiri, dimana berkobar plurarisme, yang diartikan sebagai gerakan menghargai perbedaan baik itu beragama, budaya, dan sebagainya. Akan tetapi dilihat dari keberagaman agama, banyak anak muda zaman sekarang kurang mengerti makna dari keberagaman dan menghargai. Kita perlu menerima perpedaan, tapi bukan penyimpangan, karena banyak sekali penyimpangan norma yang mengatasnamakan keberagaman dan sikap menghargai.

Problem kehidupan selanjutnya dalam aksiologi yaitu politik, dimana politik tidak lagi memiliki wibawanya. Kini telah hilang kewibawaan suatu politik, hal ini dikarenakan banyaknya oknum yang megatasnamakan politik untuk menggerakkan suatu gerakan kemanusian berkedok penindasan, sehingga dalam kancah masyarakat kewibawaan suatu politik sudah memudar, untuk mengembalikan wibawa itu perlu dibagun kembali sifat sifat aksiologis, untuk melahirkan ilmu yang bermanfaat terutama dalam hal politik, bagi keberlangsungan kehidupan manusia kedepannya.

Banyak sekali problem dalam kehidupan dan hal itu dibagi menjadi berbagai permasalahan dari etika, moral, iptek, politik, dan sebagainya. Kita sebagai manusia yang diharuskan untuk berkembang berfikir untuk kemajuan kehidupan manusia, serta tidak meninggalkan manfaat dan kegunaan ilmu itu sendiri, membawa kebermanfaat dalam keberlangsungan kehidupan manusia.

*) Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya  Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Program Studi Ilmu Hadist

Editor: APN


Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال