Model-Model Penelitian Filsuf Muslim Menurut Prof. Dr. Abuddin Nata

KULIAHALISLAM - Prof. Dr. H. Abuddin Nata, lahir di Bogor, Jawa Barat, pada tanggal 02 Agustus, 1954. Ia mendapat gelar Doktor dalam bidang Ilmu Agama Islam dengan konsentrasi Pendidikan Islam dari Program Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Pada tahun 1999-2000 mengikuti Visiting Postdoctoral Program di Islamic Studies McGill University, Montreal, Kanada. Ia merupakan Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Pengertian Filsafat Islam

 Filsafat Islam merupakan salah satu bidang studi Islam yang keberadaannya telah menimbulkan pro dan kontra. Sebagian mereka yang berpikiran maju dan bersifat liberal cenderung mau menerima pemikiran filsafat Islam. Sedangkan bagi mereka yang bersifat tradisional yakni berpegang teguh kepada doktrin ajaran Al-Qur"an dan hadis secara tekstual, cenderung kurang mau menerima filsafat bahkan menolaknya.

 Dari kedua kelompok tersebut nampak bahwa kelompok terakhir masih cukup kuat pengaruhnya di masyarakat dibandingkan kelompok pertama. Kajian filsafat Islam baru dilakukan sebagian mahasiswa pada jurusan tertentu di akhir abad ke-20 ini. Sedangkan pada masyarakat secara umum seperti yang terjadi di kalangan Pesantren, pemikiran filsafat masih dianggap terlarang karena dapat melemahkan iman.

Kalaupun di pesantren diajarkan logika yang pada hakikatnya merupakan ilmu yang mengajarkan cara berpikir filosofis namun hal ini tidak diterapkan melainkan hanya semata-mata sebagai hafalan. Berbagai analisa tentang penyebab kurangnya diterima filsafat di kalangan masyarakat Islam Indonesia umumnya adalah karena pengaruh pemikiran Imam Al Ghazali yang dianggap sebagai pembunuh pemikiran filsafat. Anggapan ini selanjutnya telah pula dibantah oleh pendapat lain yang mengatakan bahwa penyebabnya bukanlah Imam Al Ghazali melainkan sebab-sebab lain yang belum jelas. Kita sulit membedakan antara filsafat dan sejarah filsafat antara filsafat Islam dan sejarah filsafat Islam.

Biasanya, kita korbankan kajian filsafat karena kita selalu dihantui oleh trauma sejarah abad pertengahan ketika sejarah filsafat diwarnai oleh pertentangan pendapat dan perhelatan pemikiran antara Imam Al Ghazali dan Ibnu Sina yang sangat menentukan jalannya sejarah pemikiran umat Islam. Imam Al Ghazali mewakili golongan ahli Sunnah yakni pendukung setia Asya'irah sedangkan Ibnu Sina mewakili pandangan para filosof muslim. Meskipun orang sering mensitir ungkapan hadis bahwa perbedaan pendapat di kalangan umat merupakan rahmat tetapi ternyata kita tidak terbiasa menghadapi pertentangan pendapat dengan kepala dingin.

Kita lebih terbiasa berpegang pada pendapat bahwa pemahaman kita atas satu pandangan hidup dan cara berpikir tertentu sebagai suatu yang mutlak dan sudah steril sehingga sulit diharapkan dapat terapi oleh pendapat lain yang barangkali ada manfaatnya. Cara berpikir kita sangat diwarnai oleh pepatah " ibarat orang melihat hutan, tertutup oleh Sebatang Pohon". Oleh karena tertutup oleh sebatang pohon, dia tidak mampu lagi melihat secara utuh isi hutan yang serba beraneka ragam baik alam, fauna maupun floranya, belum lagi menyebut pemandangan indah dan alam pegunungan yang kadang ada di tengah hutan. Karena tertutup oleh sejarah filsafat Islam yang penuh pro dan kontra maka kita tidak dapat melihat sebuah substansi filsafat sebagaimana adanya.

Cara berpikir dan cara pendekatan security itu sudah barang tentu sangat bertumpul pisau analisa kita dan bahkan merendahkan Cakrawala pemikiran kita sendiri. Barangkali kita sepakat bahwa dengan mengkaji metodologi penelitian filsafat yang dilakukan para ahli, kita ingin meraih kembali kejayaan Islam di bidang ilmu pengetahuan sebagaimana pernah dialami di zaman klasik.

Pengertian Filsafat Islam

Dari segi bahasa, filsafat Islam terdiri dari gabungan kata filsafat dan Islam. Kata filsafat dari kata philo yang berarti cinta dan kata sophos yang berarti ilmu dan hikmah. Dengan demikian secara bahasa filsafat artinya adalah cinta terhadap ilmu atau hikmah. Dalam hubungan ini, ala saibani berpendapat bahwa filsafat bukanlah Hikmah itu sendiri melainkan cinta terhadap hikmah dan berusaha mendapatkannya, memusatkan perhatian padanya dan menciptakan sikap positif terhadapnya. Untuk ini dia mengatakan bahwa filsafat berarti mencari hakikat sesuatu menautkan sebab dan akibat dan berusaha menafsirkan pengalaman-pengalaman manusia.

Selanjutnya kata Islam berasal dari bahasa Arab yaitu aslama, yuslimu Islam yang artinya adalah patuh tunduk berserah diri serta memohon selamat dan sentosa. Selanjutnya Islam menjadi suatu istilah atau nama bagi Agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan oleh tuhan kepada masyarakat manusia melalui Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam sebagai Rasul. Selanjutnya Apakah yang dimaksud dengan filsafat Islam itu ? 

Musa Asy'ari mengatakan bahwa filsafat itu pada dasarnya merupakan Medan pemikiran yang terus berkembang dan berubah. Dalam kaitan ini, diperlukan pendekatan historis terhadap filsafat Islam yang tidak hanya menekankan pada studi tokoh tetapi yang lebih penting lagi adalah memahami proses dialektik pemikiran yang berkembang melalui kajian-kajian tematik atas persoalan-persoalan yang terjadi pada setiap zaman. Kemudian filsafat Islam diartikan oleh Prof. Amin Abdullah sebagai rumusan pemikiran muslim yang ditempel begitu saja dengan konsep filsafat Yunani namun sejarah mencatat bahwa mata rantai yang menghubungkan gerakan pemikiran filsafat Islam pada masa Daulah Abbasiyah dan dunia luar Indonesia Islam lain adalah proses sepanjang asimilasi dan akulturasi kebudayaan Islam dan kebudayaan Yunani lewat karya-karya filsuf muslim seperti al Kindi, Al Ghazali dan Ibnu Rusyd.

Filsafat Islam dapat diketahui melalui lima cirinya sebagai berikut. Pertama, dilihat dari segi sifat dan coraknya, filsafat Islam berdasar pada ajaran Islam yang bersumberkan Al-Qur'an dan Hadis. Dengan sifat dan corak yang demikian itu, filsafat Islam berbeda dengan filsafat Yunani atau filsafat barat pada umumnya yang semata-mata mengandalkan akal pikiran. Kedua, dilihat dari segi ruang lingkup pembahasannya, filsafat Islam mencakup pembahasan bidang fisika atau alam raya yang selanjutnya disebut bidang kosmologi, masalah ketuhanan dan hal-hal lain yang bersifat non materi yang selanjutnya disebut bidang metafisika, masalah kehidupan di dunia, kehidupan di akhirat, masalah ilmu pengetahuan, kebudayaan dan lain sebagainya kecuali masalah Zat Tuhan.

Ketiga, dilihat dari segi datangnya, filsafat Islam sejalan dengan perkembangan ajaran Islam itu sendiri tepatnya ketika bagian dari ajaran Islam memerlukan penjelasan secara rasional dan filosofis. Keempat dilihat dari segi yang mengembangkannya filsafat Islam dalam arti materi pemikiran filsafatnya bukan kajian sejarahnya, disajikan oleh tokoh-tokoh yang beragama Islam seperti alkindi, Al Farabi, Al Ghazali, Ibnu Sina dan lain sebagainya. Kelima, dilihat dari segi kedudukannya, filsafat Islam sejajar dengan bidang studi keislaman lainnya seperti fiqih, ilmu kalam, tasawuf, sejarah kebudayaan Islam dan pendidikan Islam.

Model-Model Penelitian Filsafat

1. Model Prof. Muhammad Amin Abdullah. Dalam melangkah penulisan Desertasinya, Muhammad Amin Abdullah mengambil bidang penelitiannya pada masalah filsafat Islam. Hasil penelitiannya itu dia tuangkan dalam bukunya yang berjudul The Idea of Universality Ethical Norm in Ghazali and Kant . Dilihat dari segi judulnya, penelitian ini mengambil metode penelitian kepustakaan yang bercorak deskriptif yaitu penelitian yang mengambil bahan-bahan kajiannya pada berbagai sumber baik yang ditulis oleh tokoh yang diteliti itu sendiri maupun sembah yang ditulis orang lain mengenai tokoh yang ditelitinya itu.

Bahan selanjutnya diteliti ke otentiknya secara seksama, diklasifikasikan menurut variabel yang ingin ditelitinya, dalam hal ini masalah etik, dibandingkan antara satu sumber dengan sumber lainnya deskripsikan dan disimpulkan. Selanjutnya dilihat dari segi pendekatan yang digunakan, Muhammad Amin Abdullah kelihatannya mengambil pendekatan seperti tokoh dengan cara melakukan studi komparasi antara pemikiran kedua tokoh tersebut yakni Imam Al Ghazali dan Immanuel kant khususnya di bidang etika.

Penelitian terhadap pemikiran Imam Al Ghazali dan Immanuel kant Sesungguhnya telah banyak dilakukan orang. Kedua tokoh ini dikenal banyak Berbicara masalah etika. 

Hasil penelitian Amin Abdullah dalam bidang filsafat selanjutnya dapat dijumpai dalam berbagai hal yang baik yang tulis secara tersendiri maupun gabungan dengan karya-karya orang lain. Dalam bukunya berjudul Studi Agama Normativitas atau Historitas? Muhammad Amin Abdullah mengatakan ada kekaburan dan kesimpangsiuran yang patut disayangkan di dalam cara berpikir kita tidak terkecuali di lingkungan perguruan tinggi dan kalangan akademis. Tampaknya kita sulit membedakan antara filsafat dan sejarah filsafat antara filsafat Islam dan sejarah filsafat Islam.

Biasanya kita korbankan kajian filsafat karena kita selalu dihantui oleh tahu Mas sejarah abad pertengahan ketika sejarah filsafat Islam diwarnai oleh pertentangan pendapat dan perhelatan pemikiran antara Imam Al Ghazali dan Ibnu Sina yang sangat menentukan jalannya sejarah pemikiran umat Islam. Kritik Amin Abdullah tersebut timbul setelah dia melihat melalui penelitiannya bahwa sebagian penelitian filsafat Islam yang dilakukan para ahli selama ini berkisar pada masalah sejarah filsafat Islam dan bukan pada materi filsafat itu sendiri.

2. Model Ahmad Fuad Al-Ahwani

Ahmad Fuad Al-Ahwani termasuk pemikiran modern dari Mesir yang banyak mengkaji dan meneliti bidang filsafat Islam. Salah satu karyanya dalam bidang filsafat berjudul filsafat Islam. Dalam bukunya ini dia selain menyajikan sekitar problem filsafat Islam juga menyajikan tentang zaman penerjemahan dan filsafat yang berkembang di kawasan Masyriqi dan Maghribi. Di kawasan Maghribi ia kemukakan nama Al-Kindi, Al-Farabi, dan Ibnu Sina. Sedangkan di kawasan Maghribi ia kemukakan Ibn Bajjah, Ibnu Tufail dan Ibnu Rusyd.

Selain dengan mengemukakan riwayat hidup serta karya dari masing-masing tokoh filsafat tersebut juga dikemukakan tentang jasa dari masing-masing filosof tersebut serta pemikirannya dalam bidang filsafat. Dengan demikian metode penelitian yang ditempuh Ahmad Fuad al-Ahwani adalah penelitian kepustakaan yang penelitian yang menggunakan bahan-bahan kepustakaan. Sifat dan coraknya adalah penelitian deskriptif kualitatif.

Sedangkan pendekatannya adalah pendekatan yang bersifat campuran yaitu pendekatan historis, pendekatan kawasan dan tokoh. Melalui pendekatan historis yang mencoba menjelaskan latar belakang timbulnya pemikiran filsafat dalam Islam. Sedangkan dengan pendekatan kawasan ia mencoba membagi tokoh-tokoh filosof menurut tempat tinggal mereka dan dengan pendekatan tokoh dia mencoba mengemukakan berbagai pemikiran filsafat sesuai dengan tokoh yang mengemukakannya.

Berbagi hasil penelitian yang dilakukan ahli mengenai filsafat Islam tersebut memberi kesan kepada kita bahwa pada umumnya penelitian yang dilakukan bersifat penelitian kepustakaan yaitu penelitian yang menggunakan bahan-bahan bacaan sebagai sumber rujukannya. Metode yang digunakan umumnya bersifat deskriptif analisis. Sedangkan pendekatan yang digunakan umumnya pendekatan historis kawasan dan substansial.

Penelitian dan pengkajian filsafat demikian sulit diharapkan dapat melahirkan para filosof. Penelitian tersebut belum berhasil mengangkat dasar pemikiran yang membentuk filsafat itu sendiri. Pengkaji filsafat biasanya terbiasa dengan diskusi dan perbincangan yang begitu mendalam tentang uraian-uraian  kutipan filosofis, hampir seolah-olah kutitipkan kutipan filosofis itu baru saja dihasilkan dan seolah-olah tidak mengalami kesulitan interpretasi yang melelahkan.

Berdasar informasi tersebut, sebenarnya masih terbuka luas objek penelitian di bidang filsafat Islam yaitu objek yang berkenaan dengan cara atau metode yang digunakan oleh para filosof terdahulu untuk kemudian dijadikan sebagai bahan perbandingan untuk selanjutnya digunakan bagi kepentingan pengembangan pemekaran filsafat lebih lanjut.

3. Metode Penelitian Filsafat Harun Nasution

Prof. Harun Nasution melakukan penelitian filsafat dengan menggunakan pendekatan tokoh dan pendekatan historis. Bentuk penelitiannya deskriptif dengan menggunakan bahan-bahan bacaan baik yang ditulis oleh tokoh-tokoh yang bersangkutan maupun pengisi lain yang berbicara mengenai tokoh tersebut. Dengan demikian penelitiannya bersifat kualitatif.

Melalui pendekatan tokoh, hal Nasution mencoba menyajikan pemikiran filsafat berdasarkan tokoh yang ditelitinya yang dalam hal ini Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina, Imam Al-Ghazali dan Ibnu Rusyd. Sedangkan dengan pendekatan historis, Harun Nasution mencoba menyajikan tentang sejarah timbulnya pemikiran filsafat Islam yang dimulai dengan kontak pertama antara Islam dan ilmu pengetahuan serta falsafat Yunani. 

4. Model Penelitian Filsafat Ahmad Hanafi, MA

Ahmad Hanafi, MA misalnya menulis buku berjudul "Pengantar Filsafat Islam". Dalam buku yang merupakan hasil penelitian kepustakaan itu dikemukakan tentang pemikiran Al-Farabi, Al-Kindi, Ikhwanusshafa dan Ibnu Sina. Prof. Fazlur Rahman dalam bukunya "Islam" juga memuat pembahasan tentang filsafat islam yang didasarkan pada rujukan di bidang kefilsafatan. 

Fazlur Rahman mengatakan bahwa filsafat islam yang disusun merupakan suatu kreasi yang mulia dalam kebudayaan Islam. Dalam sistem itu sendiri terdapat suatu hasil yang mengagumkan baik dalam landasan etosnya maupun dalam struktur aktualnya. Filsafat itu menggambarkan suatu bagian penting yang murni dalam pemikiran manusia karena ia berada dalam ambang antara masa purba dan masa modern. Namun berhadapan dengan agama Islam, filsafat itu menciptkan suatu situasi yang berbahaya untuk dirinya sendiri.

Dewasa ini setahap demi setahap pemikiran filsafat islam atau berpikir filosofis sudah mulai diterima masyarakat. Berbagai kajian di bidang keagamaan selalu dilihat dari segi pemikiran filosofisnya, sehingga makna substansial, hakikat, inti dan pesan spritual dari setiap ajaran keagamaan tersebut dapat ditangkap dan dihayati dengan baik. Tanpa bantuan filsafat maka masyarakat akan cenderung terjebak ke dalam bentuk ritualistik semata-mata tanpa tahu apa pesan filosofis yang terkandung dalam ajaran tersebut. 


Sumber : Prof. Abduddin Nata, Metodologi Studi Islam, Rajawali Press

Rabiul Rahman Purba, S.H

Rabiul Rahman Purba, S.H (Alumni Sekolah Tinggi Hukum Yayasan Nasional Indonesia, Pematangsiantar, Sumatera Utara dan penulis Artikel dan Kajian Pemikiran Islam, Filsafat, Ilmu Hukum, Sejarah, Sejarah Islam dan Pendidikan Islam, Politik )

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال