Penciptaan Langit dan Jenis-Jenisnya yang Berbeda Riwayat Imam Al-Ghazali

KULIAHALISLAM.COM - Imam Abu Hamid Al Ghazali dalam kitabnya Mukaasyafatul Quluub (edisi terejemahan : Menyingkap Rahasia Qalbu) menjelaskan bahwa, diriwayatkan, sesuatu yang pertama kali diciptakan Allah ialah elemen-elemen permata, lalu Allah memandangnya dengan pandangan kewibawaan dan keagungan-Nya yang penuh makna, lalu hancurlah elemen-elemen itu karena tergoncang ketakutan kepada Allah.

Foto/Ilustrasi: Ist

Kemudian elemen-elemen itu mencair dan jadilah air. Lalu Allah memandangnya dengan pandangan rahmat, maka separuh air itu menjadi beku. Daripadanya Allah menjadikan Arsy dan Arsy itu pun masih bergoncang. Selanjutnya Allah menulis di Arsy kalimat : “Laa Ilaaha Illallaah Muhammadarasulullah.

Seketika itu Arsy menjadi diam dan kokoh. Sedangkan paruh kedua dari bagian yang tidak membeku dan masih tetap berupa air, dibiarkan oleh Allah dengan kondisinya yang tetap bergoncang, hingga hari kiamat. Perhatikan firman Allah :

وَهُوَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ فِى سِتَّةِ أَيَّامٍ وَكَانَ عَرْشُهُۥ عَلَى ٱلْمَآءِ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۗ وَلَئِن قُلْتَ إِنَّكُم مَّبْعُوثُونَ مِنۢ بَعْدِ ٱلْمَوْتِ لَيَقُولَنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ إِنْ هَٰذَآ إِلَّا سِحْرٌ مُّبِينٌ

Arab-Latin: Wa huwallażī khalaqas-samāwāti wal-arḍa fī sittati ayyāmiw wa kāna 'arsyuhụ 'alal-mā`i liyabluwakum ayyukum aḥsanu 'amalā, wa la`ing qulta innakum mab'ụṡụna mim ba'dil-mauti layaqụlannallażīna kafarū in hāżā illā siḥrum mubīn. 

Artinya: Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan jika kamu berkata (kepada penduduk Mekah): "Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati", niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata: "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata".

Kemudian air itu saling bertemu bertepukan satu sama lain, bergulung-gulung membentuk suatu gelombang dan ombak. Ia menguap berupa asap yang saling tindih menindih sebagain atas sebagian yang lain. Dari air itu terjadi buih dan dari buih itu Allah menjadikan langit dan bumi yang bersap-sap (berlapis-lapis).

Karenanya dulu langit dan bumi adalah suatu yang padu. Lalu Allah menciptakan angin didalamnya, sehingga keduanya menjadi terpisah. Perhatikan firman Allah : “Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan keduanya” (Q.S Al-Anbiya : 30. Dan Firman Allah : “ Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan bumi itu berupa asap”, (Q.S Fushshilat 11).

Ahli hikmah berkata : “Sesungguhnya Allah menciptakan langit hanya dari asap dan tidak menciptakannya dari uap. Karena asap, bagian-bagiannya saling berhubungan erat dan dia akan menyatu sampai akhirnya. Sementara uap sebaliknya, saling terpencar dan bagian-bagiannya berserakan saling menjauh. Yang demikian itu adalah  sebagai bukti kesempurnaan ilmu Tuhan Yang Maha Suci Lagi Maha Bijaksana. Kemudian Allah memandang air dengan pandangan rahmat, lalu membeku, sebagaimana yang diterangkan dalam Hadis”.

Antara langit dunia dan bumi, demikian pula setiap satu langit dengan langit yang lain memiliki jarak sejauh perjalanan 500 tahun. Demikian pula ketebalannya. Langit dunia warnanya lebih putih daripada susu hanya saja ia terlihat biru karena pantulan Gunung Qaf. Nama langit yang terdekat dengan dunia adalah Raqi’ah. Langit yang kedua mengandung elemen-elemen besi yang memancarkan cahaya namanya Faidum atau Ma’un. Langit yang ketiga terdiri dari tembaga namanya Malakut atau Harayun.

Langit yang keempat,unsur-unsurnya terdiri dari perak puti, sinar-sinarnya hanya dapat menghilangkan pandangan mata, namanya Zahirah. Langit kelima dari emas merah yang dikatakan dengan nama Muzayyanah atau Musaharah.Langit keenam dari permata yang cahayanya berkilauan namanya Khalishah. Langit ketuju dari Yaqut merah namanya Labiyah atau Dami’ah. Dilangit yang ketujuh ini inilah terdapat Baitul Ma’mur yang memiliki empat rukun sendi utama.

Rukun pertama dari yaqut merah,kedua dari Zabarjat hijau, ketiga dari perak putih,dan keempat dari emas merah. Terdapat keterangan bahwa Baituln Ma’mur terdiri dari batu aqiq. Setiap hari 70.000 Malaikat memasukinya dan tidak pernah keluar sampai hari Kiamat. Menurut pendapat yang Mu’tamat (terkuat yang dapat dijadikan pegangan), sesungguhnya bumi lebih mulia daripada langit karena para Nabi diciptakan dari tanah yang berasal dari bumi dan para Nabi dikebumikan di bumi pula. Di antara lapisan-lapisan bumi itu yang mulia adalah yang teratas, karena pada lapisan itu merupakan tempat pengambilan kemanfataan bagi dunia.

Diriwayatkan dari Ibu Abbas bahwa langit yang paling utama adalah yang atapnya paling dekat dengan Arasy Tuhan Yang Maha Pengasih yaitu Kursi.Yang demikian itu karena kedekatannya dengan Arasy, di samping itu karena semua bintang-bintang yang sangat bermanfaat bagi kehidupan terdapat padanya.

Berbeda dengan planet yang masing-masing mewakili tujuh langit. Planet  Saturnus (Zuhal) ada pada langit ketujuh, Planet Yupiter (Al-Musytariy) berada di langit keenam, Planet Mars (Al-Murikh) beradapada langit kelima, Matahari (As-Syams) ada pada langit keempat, Planet Luciver (Az-Zuharah) di langit ketiga, Planet Mercuri (Utharid) di langit kedua, bulan (Qamar) dilangit pertama.

Sungguh sangat mengagumkan ciptaan Allah, di antara ciptaan yang mengaggumkan itu adalah penciptaan tujuh langit dari asap dengan bentuknya yang tidak serupaantara satu langit dengan langit yang lainnya. Lalu Allah menurunkan air dari langit dengan air kemudian Allah menumbuhkan aneka ragam tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan yang berbeda bentuk, warna dan rasanya. Sebagaimana Firman Allah : “ Kami melebihkan sebagaian tanaman-tanaman itu atas sebagaian yang lain,tentang rasanya”, (Q.S Ar-Ra’d :4).

Dan Allah juga menciptakan keturunan Nabi Adam Alaihisalam dengan memiliki tingkat perbedaan yang beraneka ragam. Diantaranya ada yang berkulit hitam, berkulit putih, senang dan susuah, mukmin dan kafir, pandai dan bodoh padahal mereka semua berasal dari keturunan yang sama dan satu yaitu Nabi Adam Alaihisallam. Maha Suci Allah yang telah menciptakan mahluk ciptaan-Nya dengan begitu kokoh dan mengagumkan.

Sumber : Imam Abu Hamid Al-Ghazali dalam kitabnya Mukaasyafatul Quluub (edisi terejemahan : Menyingkap Rahasia Qalbu), diterbitkan oleh AMeLIA Surabaya.

 

Rabiul Rahman Purba, S.H

Rabiul Rahman Purba, S.H (Alumni Sekolah Tinggi Hukum Yayasan Nasional Indonesia, Pematangsiantar, Sumatera Utara dan penulis Artikel dan Kajian Pemikiran Islam, Filsafat, Ilmu Hukum, Sejarah, Sejarah Islam dan Pendidikan Islam, Politik )

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال