Hal Bermanfaat dalam Mendidik Anak Menurut Ibnu Qoyyim Al Jauziyah

Bayi laki-laki Islami yang lucu (pinterest)

KULIAHALISLAM.COM - Ibnul Qayyim Al Jauziyah menyatakan bahwa bagi para suami dan istri, kebahagiaan hidup berumah tangga akan terasa lebih komplit dan bermakna manakala sang buah hati telah hadir di tengah-tengah mereka. Dan, menjadi konsekuensi bagi mereka yang telah diberi amanah Ilahi ini untuk mengasuh dan mendidik anaknya di atas rel-rel syariat.

Ibnu Qayyim Al Jauziyah dalam kitab Tuhfatu ‘I-Maudud bi Ahkami ‘I-Maulud yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi “Kado Sang Buah Hati” diterbitkan oleh Al Qowam, menyatakan bahwa ada beberapa hal bermanfaat dalam mendidik anak yang berdampak positif saat dewasa diantaranya adalah sebagai berikut.

Pertama, seyogianya bayi menyusu kepada selain ibunya setelah berlalu dua atau tiga hari pasca kelahirannya. Karena saat itu ayah susu ibu terasa kasar dan mengandung campuran-campuran. Beda dengan air susu wanita yang berprofesi khusus untuk menyusui. 

Menurut penemuan bahwa air susu ibu setelah persalinan sangat penting dan bermanfaat sekali bagi si bayi karena mengandung beberapa zat yang sangat penting untuk menguatkan kekebalan tubuh bagi bayi.

Kedua, sebaiknya bayi jangan dibawa bepergian sampai melewati masa 3 bulan atau lebih lantaran dekatnya mata kelahiran mereka dan fisik mereka masih lemah.

Ketiga, sebaiknya bayi hanya diberi air susu ibu saja sampai gigi-giginya tumbuh karena saat itu lambung dan kemampuan pencernaannya masih lemah untuk mengelola makanan. Jika gigi-giginya telah tumbuh berarti lambungnya juga telah kuat dan bisa mencerna makanan.

Sesungguhnya Allah menghasilkan waktu pertumbuhan giginya sampai waktu dia membutuhkan makanan lantaran hikmah kelembutan dan kasih sayang Allah pada bayi kata ibu dan untuk keselamatan payudaranya agar si anak tidak menggigitnya dengan giginya.

Keempat, Sebaiknya dalam memberi makan dilakukan secara bertahap. Pertama kali yang diberikan kepada mereka adalah makanan yang lunak. Jadi orang tua bisa memberi mereka makan berupa roti yang direndam dalam air panas dan susu perlahan kemudian setelah itu adalah makanan yang dimasak dan kuah-kuah yang tidak menggunakan daging. Kemudian daging yang sangat lunak setelah benar-benar dikunyahkan atau digiling dengan baik.

Kelima, jika mereka telah mendekati masa berbicara dan bermaksud memudahkan mereka untuk berbicara, maka hendaknya orang tua mengolesi lidah bayi dengan madu dan garam karena keduanya bisa berfungsi untuk menghilangkan lendir-lendir yang mempersulit bicara.

Selanjutnya bila telah tiba masa berbicara hendaknya mereka dituntun mengucapkan kalimat “Lailahaillallah Muhammadarrasulullah” dan hendaknya pertama kali yang masuk ke pendengaran mereka adalah tentang mengenal Allah, mentauhidkan Allah dan bahwa Allah maha melihat mereka dan mendengarkan perkataan mereka serta Allah selalu bersama mereka di manapun berada. 

Konon Bani Israel sering memberi anak-anak mereka dengan “Ammauwail” yang artinya adalah Tuhan bersama kami. Oleh karenanya nama yang paling dicintai Allah adalah Abdullah dan Abdurrahman. Di mana jika si anak sudah dapat berpikir dan memahami, dia mengetahui bahwa dirinya adalah hamba Allah dan Allah adalah Tuhan Yang Maha Mulia.

Keenam, jika telah tiba masa pertumbuhan gigi maka sebaiknya memijat gusi mereka setiap hari dengan keju dan mentega serta sering-sering menggosok tengkuknya. 

Hendaklah menghindari mereka dari makanan-makanan yang keras di masa pertumbuhan giginya sampai gigi benar-benar sempurna dan kuat dan melarang khas mereka dari makanan-makanan tersebut karena berpotensi mengakibatkan kerusakan gigi.

Ketujuh, tidak seyogyanya tangisan dan jahitan bayi memberatkan kedua orang tua terlebih lagi karena ingin menyusui ibunya karena lapar. Karena tangisan itu sangat bermanfaat untuk dirinya.

Sesungguhnya tangisan tersebut melenturkan anggota badannya, memperlebar usus-ususnya, melapangkan dadanya, menghangatkan otaknya dan menjaga tabiatnya, mengobarkan suhu naluraihnya dan menggerakkan watak alamiahnya untuk menghalau kotoran-kotoran serta membuang kotoran-kotoran otak dalam dirinya.

Kedelapan, seyogyanya baik selalu dijaga dan setiap hal yang bisa mengejutkannya baik suara yang amat teramat keras, pemandangan yang menakutkan dan gerakan yang berbahaya. Karena hal itu bisa jadi mengakibatkan kerusakan daya pikirannya lantaran masih sehingga ia tidak mampu memfungsikannya dengan baik saat ia telah dewasa.

Jika suatu ketika terpaksa harus menghadapi kondisi demikian maka harus segera digiring dengan sesuatu yang sebaliknya dan menghiburnya dengan sesuatu yang bisa membuatnya melupakan peristiwa yang menakutkan tersebut.

Kesembilan, bahwa maksimal menyusui adalah 2 tahun. Ini adalah hak anak jika membutuhkannya. Jika kedua orang tua bermaksud menyapih bayi sebelum dua tahun dengan kerelaan dan hasil musyawarah mereka berdua serta tidak membahayakan si bayi maka keduanya boleh melakukannya. 

Jika si ayah menginginkan anaknya disusui oleh wanita selain ibunya maka ia berhak melakukannya meskipun si ibu tidak menyukainya kecuali jika hal itu menyebabkan bahaya bagi si ibu dan bayi maka tidak boleh melakukannya. 

Si ibu di perkenankan melanjutkan penyesuaiannya setelah melewati masa dua tahun sampai dua setengah tahun atau lebih. Dan sebaik-baik waktu menyapih adalah ketika iklim stabil yaitu tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin, pertumbuhan gigi serta gusinya sudah sempurna dan mampu mengunyah serta melumat makanan.

Bagi wanita yang menyusui apabila hendak menyapih sebaiknya ia melakukan secara bertahap dan tidak membuatnya terkejut dengan menyapihnya sekali waktu.

Tetapi ia harus membiasakan dan melatihnya untuk tidak menyusul lantaran bahayanya meninggalkan kebiasaan dan kesenangan dalam sekali tempo sebagaimana dikatakan Hippocrates bahwa: 
“Penggunaan secara berlebihan dalam sekali tempo berupa apa yang bisa memenuhi tubuh, mengosongkannya menghangatkannya, mendinginkannya ataupun menggerakkannya dengan gerakan asing apapun sejenisnya maka itu berbahaya. Setiap yang berlebihan itu bertentangan dengan tabiat alami dan setiap yang sedikit itu aman”.
Kesepuluh, Diantara kesalahan pola asuh anak adalah membiasakan anak memenuhi perutnya dengan banyak makan dan minum. Sedangkan di antara pola asuh anak yang terbaik adalah memberi mereka makan tidak sampai kenyang agar mereka mencerna dengan baik, keringat tubuh mereka sedikit, fisik mereka sehat dan mereka tidak akan tante seorang penyakit karena minimnya residu makanan.

Kesebelas, Galinus berkata : 
“Sama sekali saya tidak melarang anak-anak minum air dingin tetapi aku menganjurkan mereka untuk minum setelah mengkonsumsi makanan di sebagian besar urusan dan di waktu waktu suhu panas tinggi pada musim panas apabila diri mereka sangat menginginkannya.”
Ibnu Qayyim Al Jauziyah berkata bahwa hal ini lantaran tingginya keberadaan suhu panas tubuh mereka sehingga minum air dingin di waktu-waktu itu tidak membahayakan diri mereka apalagi bila dilakukan setelah makan.

Kedubelas, di antara yang diwaspadai adalah memaksa bayi berjalan sebelum waktunya lantaran bisa mengakibatkan gangguan pada kaki berupa kejang otot dan bengkok karena kaki masih lemah serta dipaksa berjalan.

Dan jangan sekali-sekali engkau menahan dari dirinya sesuatu yang ia butuhkan seperti muntah, tidur, makan, minum, bersin, kencing atau mengeluarkan darah.

Ketigabelas, di antara hal-hal yang sangat dibutuhkan seorang adalah memperhatikan urusan akhlaknya. Karena ia akan berkembang sesuai dengan pembiasaan yang diajarkan pengasuh sejak kecil, baik sifat tempramental emosional, tergesa-gesa, keras kepala, suka mengikuti hawa nafsu, dan tamak.

Engkau mendapati kebanyakan manusia akhlaknya sangat jahat akibat kesalahan pola pendidikannya sejak kecil. Begitu pula wajib menghindarkan anak ketika ia sudah bisa berpikir dari tempat-tempat kebatilan, nyanyian, mendengarkan kata-kata yang buruk dan bid'ah serta ucapan-ucapan yang buruk.

Orang tua seharusnya bersungguh-sungguh menghindarkan anak meminta-minta kepada orang lain karena manakala ia terbiasa meminta-minta niscaya menjadi wataknya dan ia tumbuh untuk menerima bukan untuk memberi. 

Dan seyogyanya orang tua membiasakan anak suka berkorban dan memberi. Anak juga harus dibiasakan untuk menjauhi sifat dusta dan khianat serta sifat-sifat malas.

Kempatbelas, dan di antara yang sepatutnya diperhatikan adalah keadaan anak dan aktivitas apa yang menjadi bakat serta talentanya. Jadi orang tua perlu tahu bakat anak agar tidak mengalahkan kepada yang lainnya selagi bakat tersebut diperkenankan oleh syariat Islam.

Bila anak diarahkan kepada selain apa yang menjadi bakatnya pasti ia tidak sukses dan kehilangan potensi yang terdapat dalam dirinya. Bila mana orang tua melihat anaknya mudah mencerna, memahami dengan tepat, kuat hafalan dan mudah konsentrasi maka ini merupakan pertanda kesiapannya dan bakatnya untuk beraktivitas.

Hendaknya ia menuliskan ajaran-ajaran yang baik dalam lembaran hatinya selagi masih kosong karena pasti bisa menetap, tinggal dan berkembang dalam hal tersebut bersamanya. Hendaknya ia diberi uang untuk mengembangkan bakatnya setelah sebelumnya ia dibekali pengetahuan agama yang dibutuhkannya.

Kelimabelas, kadang ketampanan anak dan jeleknya terjadi dengan sebab-sebab lain diantaranya adalah pikiran kedua orang tua khususnya ibu, apabila pikiran tersebut melakukan hubungan seksual dan sesudahnya sampai waktu penciptaan janin menerawang pada orang yang pernah disaksikan, dilihat, selalu dikenang dan dirindukannya lantaran si ibu memang mencintai dan menyayanginya.

Jika pikiran selalu tertuju kepadanya dan merindukannya maka janin akan mirip dan memiliki wajah seperti wajah orang tersebut. Sesungguhnya tabiat itu bisa berpindah, kemampuan dan kesanggupannya untuk berpindah adalah salah satu yang diketahui setiap orang. 

Dokter telah mengatakan bahwa jika orang hamil memperbanyak makanan buah Quince Maka hal itu bisa memperbagus wajah dan membersihkan kulit si calon bayi. Mereka tidak menyukai orang-orang yang hamil melihat gambar-gambar yang jelek dan menakutkan, warna-warna yang suram dan rumah yang lenggang lagi sempit karena semua hal itu akan berpengaruh terhadap wajah dan kulit si janin.

Rabiul Rahman Purba, S.H

Rabiul Rahman Purba, S.H (Alumni Sekolah Tinggi Hukum Yayasan Nasional Indonesia, Pematangsiantar, Sumatera Utara dan penulis Artikel dan Kajian Pemikiran Islam, Filsafat, Ilmu Hukum, Sejarah, Sejarah Islam dan Pendidikan Islam, Politik )

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال