Pengertian Khilafah Yang Disalahpahami, Apa Itu Khilafah?

Pengertian Khilafah Yang Disalahpahami, Apa Itu Khilafah ?

Oleh: Rangga Adha Sumantri

KULIAHALISLAM.COM - Perlu kita ketahui bersama mengenai arti sebuah khilafah dalam sebuah pandangan di masyarakat Indonesia, kebanyakan dari seseorang itu hanya mengetahui kata khilafah tetapi ia tidak tau arti mendalam sebuah khilafah. 

Oleh karena itu kita akan bersama-sama mengetahui arti sebuah khilafah baik itu pengertian secara umum, penjelasan singkat, dan makna atau kandungan dari kitab suci Alquran dan dari sebuah Hadis.

Pengertian Khilafah

Khilafah secara umum ialah sebuah lembaga pemerintahan Islam yang berdasarkan pada Alquran dan Sunnah dan Khilafah merupakan alat untuk menegakkan agama dan memajukan syariah. 

Sedangkan secara istilah khilafah adalah sebutan untuk masa pemerintahan khalifah, dalam sejarahnya, khilafah sebutan bagi suatu pemerintahan pada masa tertentu, seperti khalifah Abu Bakar As-Shidiq, Umar Bin Khatab, Utsman Bin Affan dan Ali Bin Abi Thalib, untuk melaksanakan wewenang yang diamanahkan kepada mereka.

Dalam konteks ini, kata khilafah bisa mempunyai arti umum atau memiliki arti yang banyak, yaitu pemerintahan atau institusi pemerintahan dalam sejarah Islam, kata khilafat hampir sama juga dengan kata imamat yang berarti keimaman, kepemimpinan, pemerintahan dan dengan kata imarat yang berarti keamiran, pemerintahan. 

Imarat sebutan untuk jabatan amir dalam suatu negara kecil yang berdaulat untuk melaksanakan pemerintahan oleh seseorang amir. Ketiga pengertian diatas hampir memilki persamaan.

Menurut Ibnu Khaldun, khilafah adalah tanggung jawab umum yang dikehendaki oleh peraturan syariat untuk mewujudkan kemaslahatan dunia dan akhirat bagi umat dengan merujuk kepadanya, karena kemaslahatan akhirat adalah tujuan akhir, maka kemaslahatan dunia seluruhnya harus berpedoman kepada syariat. 

Hakikatnya sebagai penganti fungsi pembuat syariat Rasullullah SAW) dalam memelihara urusan agama dan mengatur politik keduniaan, pengertian ini sama dengan imamah secara istilah. Imamah adalah kepemimpinan menyeluruh yang berkaitan dengan urusan keagamaan dan urusan dunia sebagai pengganti fungsi Rasullullah SAW.

Jadi bisa di katakan secara umum Khilafah ialah sebuah sistem pemerintahan bisa disebut sebagai khilafah apabila menerapkan Islam sebagai ideologi, Syariat sebagai dasar hukum, serta mengikuti cara Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW, dan Khulafaur Rasyidin (Abu Bakar As-Shidiq, Umar Bin Khattab, Usman Bin Affan dan Ali Bin Abi Thalib) dalam menjalankan pemerintahan.

Meskipun dengan penamaan dan struktur, yang berbeda, namun tetap berpegang pada prinsip yang sama, yaitu otoritas kepemimpinan umat Islam diseluruh dunia.

Dalil Alquran dan Hadis Mengenai Sebuah Khilafah

Dalam sebuah ayat Alquran khalifah ialah wakil, pengganti, duta. Manusia merupakan wakil, pengganti atau duta Tuhan di muka bumi. Pengganti nabi Muhammad SAW dalam fungsinya sebagai kepala negara. Alquran menyebut kata khalifah dalam dua ayat yakni surah Al-Baqarah dan Shad ayat 26.

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Artinya : Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". (Surah Al-Baqarah, Ayat : 30 ).

يَٰدَاوُۥدُ إِنَّا جَعَلْنَٰكَ خَلِيفَةً فِى ٱلْأَرْضِ فَٱحْكُم بَيْنَ ٱلنَّاسِ بِٱلْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ ٱلْهَوَىٰ فَيُضِلَّكَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَضِلُّونَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌۢ بِمَا نَسُوا۟ يَوْمَ ٱلْحِسَابِ

Artinya : Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan. ( Surah As-Shad, Ayat : 26 ).

Dari dua ayat tersebut di atas, memberi informasi secara eksplisit bahwa begitu urgennya manusia sebagai pengatur paranata-pranata sosial di alam guna menciptakan iklim yang lebih harmonis, bersahabat dan dinamis, sehingga dapat mengantar manusia secara kolektif menuju persemakmuran intelektual dan spiritual. 

Bila dicermati Alquran dalam surah As-Shad ayat 26, guna memahami yang dikandungnya pada kata khalifah pada surah Shad dari sejarah kehidupan nabi Daud. Nabi Daud AS Sebagaimana yang diceritakan oleh Alquran berhasil membunuh Jalut: Dan Daud membunuh Jalut. Allah memberinya kekuasaan/kerajaan dan hukmah serta mengerjakannya apa yang ia kehendaki.

Jika demikian, kehalifahan  yang dianugerakan kepada Daud AS bertalian dengan kekuasaan mengelolah wilayah tertantu. Hal ini diperolehnya berkat anugerah Ilahi yang mengajarkan kepadanya al-Hikmah dan ilmu pengetahuan.

Bila kita melirik pada Surah Al-Baqarah ayat 30, yang menggunakan kata Khalifah untuk Adam AS maka ditemukan persamaan-persamaan dengan ayat yang membicarakan Daud AS baik dalam persamaan redaksi maupun makna dan konteks uraian. 

Nabi Adam juga dimaknai khalifah. Beliau sebagaimana Daud juga, juga diberi pengetahuan Wa 'allama Adam al-Asma' kullaha yang kehalifahan keduanya berkaiatan dengan al-Ardha: Inni ja'il fi al-Ardhi khalifah (Adam) dan Ya Daud inna Ja'alnaka khalifatan fi al ardha (Daud).

Adam dan Daud keduanya digambarkan oleh Alquran sebagai pernah tergelincir tetapi diampuni Tuhan. dapat di sederhanakan atau di tarik sebuah kesimpulan yakni Kata khalifah digunakan oleh Alquran untuk siapa yang diberi kekuasaan mengelolah wilayah baik luas maupun terbatas. 

Dalam hal ini Nabi Daud (947-1000 S.M.) mengelola wilayah Palestina, sedangkan nabi Adam secara potensial atau aktual diberi tugas mengelolah bumi keseluruhannya pada awal masa sejarah kemanusiaan, dan bahwa seorang khalifah berpotensi, bahkan secara aktual dapat melakukan kekeliruan dan kesalahan akibat mengikuti hawa nafsu. Karena itu, baik Adam maupun Daud diberi peringatan agar tidak mengikuti hawa nafsu. 

Khalifah, sebagai lambang pemersatu dan perekat umat Islam, sebagaimana Nabiullah Muhammad SAW menyatukan umat dengan dasar Alquran dan Sunnah. Menyusul sahabat (pengganti Rasul SAW) dan Bani Umayyah  (Wakil Tuhan) di muka bumi bukan lagi dalam makna khalifah pengganti Rasul, sedangkan Bani Abbasiyah mengusung khalifah sebagai yang kudus yakni Zill Allah fi al-Ardh (bayang-bayang Allah di muka Bumi).

Dalam sebuah Hadis penyebutan kata khalifah atau khulafa lebih banyak daripada yang disebutkan dalam Alquran dengan makna yang lebih tegas terhadap kepemimpinan. Di bawah ini dibawakan beberapa contoh :

عَنْ أَبِي حَازِمٍ قَالَ قَاعَدْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ خَمْسَ سِنِينَ فَسَمِعْتُهُ يُحَدِّثُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كَانَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ تَسُوسُهُمْ الْأَنْبِيَاءُ كُلَّمَا هَلَكَ نَبِيٌّ خَلَفَهُ نَبِيٌّ وَإِنَّهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدِي وَسَتَكُونُ خُلَفَاءُ تَكْثُرُ قَالُوا فَمَا تَأْمُرُنَا قَالَ فُوا بِبَيْعَةِ الْأَوَّلِ فَالْأَوَّلِ وَأَعْطُوهُمْ حَقَّهُمْ فَإِنَّ اللَّهَ سَائِلُهُمْ عَمَّا اسْتَرْعَاهُمْ

Artinya : Dari Abu Hazim dia berkata, "Saya pernah duduk (menjadi murid) Abu Hurairah selama lima tahun, saya pernah mendengar dia menceritakan dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Dahulu Bani Israil selalu dipimpin oleh para Nabi, setiap Nabi meninggal maka akan digantikan oleh Nabi yang lain sesudahnya. Dan sungguh, tidak akan ada Nabi lagi setelahku, namun yang ada adalah para khalifah (kepala pemerintahan) yang merekan akan banyak berbuat dosa." Para sahabat bertanya, "Apa yang anda perintahkan untuk kami jika itu terjadi?" beliau menjawab: "Tepatilah baiat yang pertama, kemudian yang sesudah itu. Dan penuhilah hak mereka, kerana Allah akan meminta pertanggung jawaban mereka tentang pemerintahan mereka."

عَنْ حُذَيْفَةُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ثُمَّ سَكَتَ

Artinya : Dari Hudzaifah, Rasulullah bersabda, “Di tengah-tengah kalian ada Kenabian dan akan berlangsung sekehendak Allah. Lalu Allah akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah berdasar manhaj kenabian dan berlangsung sehendak-Nya. Kemudian Allah akan mengangkatnya jika Dia menghendakinya. Kemudian akan ada Kerajaan yang lalim yang berlangsung sekehendak Allah. Kemudian Allah akan mengangkatnya jika Dia menghendakinya. Kemudian akan ada Kerajaan yang Otoriter berlangsung sekendak Allah. Kemudian Dia akan mengangkatnya jika Dia menghendakinya. Kemudian akan ada Khilafah berdasar manhaj kenabian”. Kemudian beliau (Nabi SAW) diam.

Dari beberapa ayat dan hadis yang dikemukakan di atas, kita dapat mengambil beberapa kaidah yang berkaitan dengan kepemimpinan atau kekhilafahan :

Pertama, bahwa Allah Ta’ala telah menetapkan manusia sebagai khalifah di bumi. Pengertian kekhalifahan manusia di muka bumi mencakup dua makna; makna yang umum dan makna yang khusus, Secara umum seluruh manusia adalah khalifah karena ia makhluk yang dipilih Allah sebagai penguasa dan pemimpin atas makhluk lainnya yang ada di muka bumi. 

Manusia juga sebagai khalifah karena setiap orang, kaum dan bangsa datang dan pergi, hidup dan mati, berjaya dan hancur, saling bergantian antara satu generasi dengan generasi berikutnya. Kekhilafahan seperti ini dapat diistilahkan sebagai khilafah takwiniyah, kekhilafahan manusia di muka bumi sebagai ketetapan atau taqdir kehidupan yang Allah gariskan bagi manusia, baik ia manusia beriman ataupun manusia kafir. 

Lalu adapun secara makna khilafah secara khusus, yaitu kekhalifahan dalam pengertian kepemimpinan seseorang atas manusia yang lain. Kekhilafahan dalam makna ini tentu saja tidak mungkin ditujukan kepada semua manusia, bahkan tidak setiap orang beriman dapat menduduki kekhilafahan ini, terlebih lagi orang-orang kafir. Hanya orang-orang yang memenuhi kriteria tertentu yang telah diatur oleh syariat yang berhak menjabatnya. 

Kesimpulan

Bisa di tarik kesimpulan oleh kita bahwasannya seseorang khalifah atau khilafah merupakan pemegang mandat dari Allah, untuk mengatur tatanan masyarakat/wilayah baik besar maupun kecil, demi mewujudkan kesejahteraan rakyat yang adil dan merata dari berbagai lini kehidupan secara proporsional. 

Hal tersebut tercermin  dalam semangat Alquran untuk selalu berbuat kebaikan dan hal tersebut sejalan dengan hati. Maka kehidupan ini penuh pertarungan menuju nilai-nilai kebaikan. Bila kemenangan dan kesuksesan yang diraih dan tidak sejalan dengan kebaikan dan hati maka kemenangan hanya sezaman atau sifatnya periodik aja. 

Bila kemenangan, kesuksesan dan kejayaan didasarkan kebaikan dan sejalan dengan hati maka kemenangan akan dikenang sepanjang masa, sebagaimana para Nabi dan Pemimpin orang saleh terdahulu.

Penulis adalah mahasiswa Ilmu Hadis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال