Sabda Nabi, "Jika Kamu Mengantuk, Maka Tidurlah!"

KULIAHALISLAM.COM - Kalimat di atas "jika kamu mengantuk, maka tidurlah" merupakan sabda Baginda Rasulullah yang ditunjukkan kepada Zainab. Ketika itu Nabi Muhammad SAW memasuki masjid dan melihat tali terbentang di antara dua tiang. 

Nabi Muhammad SAW pun bertanya, “Tali apakah ini?” sahabat menjawab, “Ini adalah tali milik Zainab yang ia gunakan untuk bersandar jika merasa lelah.” Maka, Beliau pun bersabda, “Lepaskanlah tali ini! Shalatlah kalian dalam keadaan giat! Jika sudah merasa lelah, maka tidurlah!” Dalam riwayat lain, beliau berkata kepada Zainab, “Jika kamu mengantuk, maka tidurlah!"

Berlebihan dan Mengurangi dalam Menjalankan Agama

Dalam menjalankan Ibadah, kaum muslimin pada hari ini sering kali terjebak dalam dua keadaan. Keadaan pertama disebut ifrath (ekstrem kanan), sebagai sikap ekstrem atau berlebihan dalam menjalankan agama, sering kali hal ini membuat umat muslim menjadi kesulitan dan ketakutan ketika harus berIslam dengan benar. 

Karena dalam benaknya tertanam bahwa syariat Islam adalah suatu hal yang merepotkan dan memberatkan. Namun sebaliknya ada tafrith (ekstrem kiri) yang merupakan keadaan berlebihan dalam mengurangi ukuran yang semestinya dalam beragama, sehingga banyak yang terjerumus meremehkan dan merendahkan syariat agama.

Dua masalah ini sama-sama bukan keadaan ideal untuk umat. Karena Islam mengajarkan kepada kita untuk menjalankan agama dengan fitrahnya. Tidak membuat manusia kesusahan dan kerepotan dan tidak pula meremehkannya. 

Ummatan Wasathan

Fairuzabadi berkata, “Tengah (al-wasath) dari segala sesuatu adalah yang paling terbaik. Allah SWT berfirman, ‘…demikianlah Kami telah menjadikan kalian sebagai umat yang pertengahan.’ (Al-Baqarah:143), artinya: yang paling adil dan terbaik.

Itulah yang disebut oleh Ibnu Manzur sebagai Ummatan Wasathan. Suatu kaum yang paling mulia dan paling bermartabat. Pertengahan sesuatu adalah bagian yang berada di antara dua ujung. Seorang penyair berkata: “Jika aku berpergian, tempatkanlah aku di tengah-tengah! Karena aku lelaki tua yang tidak mampu menjinakkan kuda yang liar.”

Seorang Arab Badui berkata kepada Imam Hasan, “Ajarkanlah kepadaku agama yang pertengahan, bukan yang berlebihan sehingga menyimpang jauh dan bukan pula yang tidak lengkap sehingga banyak yang gugur terabaikan!”

Kemudian Ibnu Manzur mengomentari perkataan di atas, “Yang dimaksud dengan pertengahan di sini adalah perkara yang berada di tengah-tengah, antara yang berlebihan dan yang lalai." Dalam riwayat yang lain Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam juga bersabda:

“Sesungguhnya agama ini adalah mudah. Tidaklah seseorang berlebih-lebihan dalam melaksanakan agama ini, melainkan dia akan dikalahkan. Maka lakukanlah seperti yang diperintahkan; atau lakukan apa yang mendekatinya; berbahagialah dan memohonlah pertolongan di waktu pagi, petang dan di waktu malam!” (HR. Bukhari).

Maka alangkah indahnya Islam jika dipahami dengan benar, diamalkan dengan kelapangan hati, dan didakwakan dengan penuh kegembiraan. Jangan sampai kita mengukur kemampuan umat zaman ini dengan kesalehan para sahabat. Jangan samakan kekuatan ibadah mereka dengan kemampuan ibadah kita, tentu sangat berbeda jauh.

Ada sebuah kisah yang cukup menarik yang diceritakan KH Baha'uddin Nursalim atau yang biasah dipanggil Gus Baha'. Beliau mengatakan bahwa ada seorang Wali atau ulama yang dia sangat jangan mengerjakan amalan-amalan Sunnah, entah Sunnah tahiyatul masjid atau Sunnah-sunnah yang lain. 

Lalu beliau pun ditanya "Menggapa anda jarang melakukan amalan Sunnah wahai Kiai?" Maka beliau pun menjawab, saya tidak ingin umat ini merasa terberatkan ketika harus beribadah dengan paket wajib dan sunnah. 

Biarlah mereka paham bahwa Sunnah itu boleh dikerjakan ataupun tidak, jika mau mengambil ya silahkan jika tidak juga tidak apa-apa. Maka hal itu pula lah yang akhirnya di ikuti oleh Gus Baha' di kehidupan keseharian nya.

Oleh : Naufal Abdul Afif 

Naufal Afif

Editor Kuliah Al-Islam, Mahasiswa Universitas Ibn Khaldun Bogor, Ketua Umum IMM UIKA 2018-2020

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال