Bal'am Ibnu Ba'ura Pemuka Agama Berwujud Seperti Anjing dalam Alquran dan Al Kitab

Ilustrasi Bal'am bin Ba'ura (Sumber gambar  : HajiNews.Id)

KULIAHALISLAM.COM – Bal'am bin Ba’ura sangat terkenal di dunia dan akhirat karena namanya diabadikan dalam Alquran dan Taurat. Bal'am bin Ba'ura adalah penduduk negeri Yaman. 

Bal'am bin Ba'ura keturunan Nabi Luth bin Haran bin Azar. Bal'am bin Ba'ura merupakan Ulama dari kalangan Bani Israil yang hidup pada zaman Nabi Musa 'alaihis salam

Sebagian Ulama menyatakan bahwa Ba’lam bin Ba'ura adalah seorang Nabi namun pendapat ini dibantah oleh Ibnu Katsir.

Allah berfirman dalam Alquran : Quran surat Al-A’raf Ayat 175

وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ الَّذِي آتَيْنَاهُ آيَاتِنَا فَانْسَلَخَ مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ الشَّيْطَانُ فَكَانَ مِنَ الْغَاوِينَ

Terjemahan: Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat.


وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَٰكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى الْأَرْضِ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ ۚ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِنْ تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَثْ ۚ ذَٰلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا ۚ فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ

Terjemahan: Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.

Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa Ibnu Abbas dan ulama lainnya menyatakan Bal'am bin Ba'ura telah mengetahui nama-nama Allah yang maha agung (Ismul Azham) dan ia dapat melihat Malaikat. 

Ketika Bal'am bin Ba'ura berdoa dengan nama-nama Allah yang maha agung itu maka Allah akan mengabulkan segala yang ia minta. 

Pada saat Nabi Musa berada di Suriah, maka kaum Bal'am meminta kepadanya agar berdoa untuk dapat mengalahkan Nabi Musa dan kaumnya karena Nabi Musa datang untuk mengancurkan mereka, tetapi ia menolak permintaan mereka itu. 

Mereka terus mendesaknya, hingga akhirnya Bal'am menaiki kuda dan berangkat menemui Nabi Musa. Namun kudanya selalu terjatuh sehingga ia memukuli kudanya. Kudanya pun berkata padanya "mau kemana kau, tidakah engkau melihat dihadapanmu ada Malaikat  yang mendorongku sehingga terjatuh".

Apakah engkau hendak menuju Nabi Musa untuk mendoakan keburukan bagi mereka ?. Bal'am tidak perduli ucapan kudanya itu, ia tetap pergi ke puncak bukit Husban.

Bal'am melihat Nabi Musa dan pasukannya dari atas bukit itu dan mendoakan keburukan kepada Nabi Musa. Namun Allah membuat lidah Bal'am menjadi kelu dan kaku sehingga lidahnya malah mendoakan kebaikan pada Nabi Musa dan mendoakan keburukan kepada kaumnya Bal'am sendiri. 

Oleh sebab itu kaumnya mencaci maki Bal'am. Akhirnya Bal'am meminta maaf kepada kaumnya dan menyatakan itu diluar kendalinya. Bal'am berkata “Sekarang lenyaplah bagiku kebaikan dunia dan akhirat, tidak ada yang tersisa kecuali tindakan makar dan tipu daya”. 

Bukannya bertaubat, Bal'am memerintahkan kepada kaumnya untuk menghiasi wanita mereka dan wanita itu dikirim pada pasukan Nabi Musa, menurutnya agar mereka berzina ketika pasukan Nabi Musa berzina maka pasukan Nabi Musa akan kalah karena dilaknat Allah.

Setelah kaum wanita memasuki perkemahan pasukan Nabi Musa, maka ada seseorang terpesona lalu bangkit seraya memegang tanganya dan membawanya kepada Nabi Musa, orang itu berkata pada Nabi Musa “Aku kira kamu akan mengatakan bahwa wanita ini haram bagiku”. 

Nabi Musa berkata “Benar, wanita ini diharamkan bagimu”. Orang itu berkata “Demi Allah, untuk yang satu ini aku tidak menaatimu”. Allah pun mengirimkan  wabah penyakit kepada Bani Israil. 

Fanhashah bin al-Aizar bin Harun pembantunya Nabi Musa pun membunuh para pelaku zina tersebut. Kemudian, Fanhasah berdoa “Ya Allah, demikianlah yang kami lakukan terhadap orang yang mendurhakai-Mu". Penyakit wabah pun hilang dari mereka.

Jadi jelas, penyakit wabah itu merupakan azab dari Allah karena kemaksiatan yang dilakukan manusia. Allah kemudian mengubah Bal'am bin Ba'ura yang sebelumnya manusia mulia yang hampir mencapai derajat kenabian namun pada akhirnya ia berubah wujud menjadi seekor Anjing dan ia mati sebagai Anjing dengan lidah yang menjulur.

Allah dalam Qur’an Surat Al-A’raf ayat 176-177 berfirman “Maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka berpikir". "Amat buruk perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat zalim”. 

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyatakan “Barangsiapa yang keluar dari kerangka ilmu dan petunjuk menuju kepada nafsu syahwat dirinya dan memperuntukan hawa nafsunya maka dia menyerupai Anjing dan orang yang mendustakan ayat Allah juga akan lebih buruk daripada perumpaan seekor Anjing".

Bal'am bin Ba'ura dijadikan Anjing oleh Allah karena ia menjadi ulama yang menjual ilmunya untuk mendapatkan dunia.

Lantas bagaimana ulama atau penuntut ilmu pada saat ini yang tujuannya hanya untuk memperoleh harta, jabatan, kehormatan, pujian manusia, menjilat pada kekuasaan ?

Apakah insan seperti itu sesungguhnya mereka sudah berubah jiwanya menjadi Anjing atau lebih buruk daripada itu ?

Dan bagaimana siksaan yang akan didapatkan terhadap insan yang mengikuti jejak Bal'am bin Ba'ura ? Atau apakah setengah diri kita telah menjadi Bal'am bin Ba'ura ? Kita hanya berdoa agar Allah tidak menjadikan diri kita sebagai Bal'am bin Ba'ura.

Nama-Nama  Allah yang Agung (Ismul Azham)

Bal'am mengetahui Ismul A’zham sehingga doanya senantiasa dikabulkan Allah. Para ulama berbeda pendapat mengenai apa saja nama-nama Allah yang agung itu yang ketika berdoa dengannya pasti dikabulkan. 

Doa Ismul A’zham diantaranya :

لَا اِلهَ إِلَّا اللهُ العَظِيْمُ الحَلِيْمُ، لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ رَبُّ العَرْشِ الْكَرِيْمِ، لَا إلهَ إِلَّا اللُه رَبُّ السَّمَاوَاتِ و رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ

Artinya: “Tiada Tuhan selain Allah yang Maha Agung, Maha Lembut. Tiada Tuhan selain Allah, pemilik ‘Arsy yang Maha Mulia. Tiada Tuhan selain Allah, pemilik seluruh langit dan ‘Arsy yang Agung.”

Ada juga yang menyatakan doanya adalah seperti ini :

الّلهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنَّ لَكَ الْحَمْدُ، لَا إِلهَ إِلَّا أَنْتَ يَا مَنَّانُ يَا بَدِيْعَ  السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ، يَا ذَا الْجَلَاَل وَالْإِكْرَامِ يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ إِنِّي أَسْأَلُكَ …

Artinya: “Ya Allah, sungguh aku bermohon kepada Engkau, Tiada Ada Tuhan kecuali Dirimu, wahai yang Maha mencurahkan nikmat, pencipta seluruh langit dan bumi, wahai pemilik kebesaran dan kemuliaan, Yang Maha hidup Maha Mengurusi Alam Semesta, aku bermohon kepadamu.”

Ketika Nabi SAW sedang duduk bersama Anas bin Malik ra. Dan sahabat-sahabat lain, beliau mendengar orang tersebut berdoa demikian. 

Lalu Nabi Muhammad SAW, berkata: “Demi jiwaku yang berada di genggaman-Nya, sungguh dia telah berdoa kepada Allah dengan nama-Nya yang Agung (al-Ismu al-A’zham), jika hamba berdoa dengan Ismul A’zham, Allah niscaya mengabulkannya. Jika Allah diminta, Dia niscaya memberikannya.”

Muhammad Quraish Shihab dalam bukunya “Menyingkap Tabir Asmaul Husna” menyebutkan yang masuk Ismul A’zham adalah seluruh nama-nama Allah, jika berdoa dengannya maka doanya akan dikabulkan. Demikian tulisan ini semoga orang yang berakal dapat mengambil hikmahnya. 

Kisah Bal'am di atas diringkas dari Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid 2 oleh Muhammad Nasib Ar Rifa’i terbitan Gema Insani Press dan Tafsir Ibnu Katsir Jilid 9 Terbitan Sinar Baru Algesindo serta “Qashash al-anbiyaa (Sejarah Para Nabi) Karya Ibnu Katsir terbitan Qisthi Press.

Penulis : Rabiul Rahman Purba, S.H 
Dari Pematangsiantar, SUMUT


Ingin beli buku Sirah Nabawiyah (soft cover) seharga Rp90.000 karangan Syaikh Shofiyurrahman Al Mubarakfuri? silahkan klik di sini


Rabiul Rahman Purba, S.H

Rabiul Rahman Purba, S.H (Alumni Sekolah Tinggi Hukum Yayasan Nasional Indonesia, Pematangsiantar, Sumatera Utara dan penulis Artikel dan Kajian Pemikiran Islam, Filsafat, Ilmu Hukum, Sejarah, Sejarah Islam dan Pendidikan Islam, Politik )

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال