Ibnu Rusyd : Pertemuan Filsafat dan Islam

Ibnu Rusyd pertemuan filsafat dan Islam (Sumber gambar : Geotimes.id)

KULIAHALISLAM.COMIbnu Rusyd lahir di Kota Cordova (Spanyol). Ibnu Rusyd terkenal di Timur dan Barat karena beliau berhasil menjawab buku Tahafut Al Falasifah (kerancuan dalam memahami filsafat) karya Imam Al-Ghazali

Ibnu Rusyd membangkitkan lagi filsafat di Timur dan Barat yang telah mati akibat serangan Imam Al-Ghazali. Ibnu Rusyd tertarik mempelajari filsafat dari sumbernya yang asli yaitu sumber Yunani

Ibnu Rusyd yakin bahwa Aristoteles adalah orang yang diberikan Allah anugerah karena Allah menyukainya, sesuai Q.S Al-Imran ayat 73. Ibnu Rusyd sangat menyayangkan terjadinya perpecahan dikalangan kaum muslimin dan masing-masing merasa kelompoknya paling benar. 

Drs. Ahmad Hanafi dalam karyanya Pengantar Filsafat Islam mengungkapkan bahwa Ibnu Rusyd dengan pemikiran dan pendapatnya tidak bermaksud menimbulkan golongan baru tetapi beliau hendak mengemukakan argumentasi kepercayan agama yang dapat diterima oleh setiap orang. 

Sebagian orang menganggap bahwa filsafat itu berlawanan dengan kepercayaan agama. Anggapan ini menurut Ibnu Rusyd salah paham karena mereka tidak punya pedoman dalam menakwilkan nash-nash agama yang disebut mutasyabihat. Cara mempertemukan Islam dengan filsafat ialah dengan cara menafsirkan ajaran dalam Islam dengan tafsiran yang diterima akal.

Ibnu Rusyd menyegarkan kembali Aristoteles, tetapi beliau terpengaruh filsafat paripatetik Ibnu Sina yang telah dikritiknya dalam berbagai jalan. Ibnu Rusyd, menurut  Prof. Sayyed Hossein Nashr dalam tulisannya Theology, Philosophy and Sprituality World Sprituality Vol.20.

Memaparkan “Ibnu Rusyd secara khusus menyerang teori Ibnu Sina tentang “Emanasi” dan tekanannya pada pengaruh “Ruh” dengan intelek aktif. Akibat dari kritik Ibnu Rusyd adalah pembuangan malaikat dan anima caelestik dari kosmos. Pengaruh Ibnu Rusyd tidak akan dapat kecuali membantu dalam proses sekularisasi alam secara total tentang tatanan alamiyah”.

Salah satu di antara karya-karya Ibnu Rusyd yang paling penting adalah Tahafut at Tahafut. Hal yang menarik menurut penulis pribadi  adalah Ibnu Rusyd tidak menyebut dalam judul tulisannya itu 'Menjawab Kerancuan Imam Al Ghazali' namun ia hanya menyebut dengan Tahafut at Tahafut (kerancuan dari kerancuan).

Hal ini menunjukan  kematangan tingkat intelektualitas Ibnu Rusyd, beliau tidak bermaksud menyerang pemikiran Imam Al-Ghazali namun menjawab pemikiran siapapun itu yang salah paham terhadap filsafat paripatetik yang bisa datang dari masa Imam Al-Ghazali maupun masa yang akan datang. 

Walaupun pemikiran Ibnu Rusyd dalam bukunya Tahafut at Tahafut tidak banyak disetujui Ulama seperti Ibnu Taimiyah namun pemikiran Ibnu Rusyd dapat membuat filsafat kenabiaan bersinar di Persia dan sebagian wilayah Timur lainnya.

De Boer mengungkapkan bahwa konsepsi Ibnu Rusyd tentang ketuhanan jelas sekali merupakan pengaruh Aristoteles, Plotinus, Al Farabi dan Ibnu Sina di samping agama Islam yang dipeluknya. 

Beliau mensifati Tuhan dengan Esa merupakan ajaran Islam namun menamakan Tuhan sebagai Muharrik al awwal (penggerak pertama) hanya dijumpai dalam pemahaman Al Farabi, Ibnu Sina. 

Dalam bukunya Al Kasyfu ‘an Manahij al Adillah Fi ‘Aqaid Ahl al Millah, Ibnu Rusyd menolak pembuktiaan adanya Tuhan seperti golongan Mutazilah, Asy’ariah, Hasywiyah yang menggunakan metode pentakwilanya terhadap ayat dalam Alquran. 

Ibnu Rusyd mengajak kita memperhatikan alam maujud ini dengan akal pikiran seperti yang terdapat dalam Q.S Al-Hasyr ayat (2) yang menunjukan atas wajibnya qiyas syar’i dan qiyas aqli (silogisme). 

Dr. Hasyimsah Nasution dalam Filsafat Islam menjelaskan   Ibnu Rusyd juga menolak cara mengenal Tuhan menurut golongan Tasawuf  yang mengenal Tuhan dan maujud-maujudnya melalui jiwa ketika sudah terlepas dari hambatan-hambatan kebendaan dan menghadap pikiran yang dituju. 

Ibnu Rusyd berpandangan bahwa hal itu bertentangan dengan syariat. Adapun mengenai sifat-sifat Allah menurut Dr Hasyimsyah Nasution, Ibnu Rusyd lebih dekat dengan paham Mutazilah. Beliau menggunakan prinsip tasybih dan tanzih (penyamaan dan penyucian). 

Selanjutnya, mengenai ketuhanan, pemikiran yang dibantah Ibnu Rusyd terhadap tulisan Imam Al-Ghazali yaitu masalah Tuhan tidak mengetahui terjadinya perincian alam. Imam Al-Ghazali berkata bahwa hukumnya ‘Kafir' bagi para Filsuf yang menyatakan Allah tidak mengetahui tentang selain diri-Nya. 

Ibnu Rusyd berkata bahwa Imam Al Ghazali salah paham, karena Filsuf tidak pernah menyatakan demikian, yang pendapat mereka bahwa tentang pengetahuan perincian yang terjadi di alam tidak sama dengan pengetahuan manusia. 

Ibnu Rusyd menegaskan bahwa Tuhan mengetahui segala sesuatu tetapi dengan cara yang berbeda dengan cara manusia mengetahui dikarenakan pengetahuan Tuhan menjadi sebab adanya segala sesuatu, sedangkan pengetahuan manusia yang serba terbatas adalah efek daripada adanya segala sesuatu di alam ini yang dapat ditangkapnya melalui pancaindra. 

Ibnu Rusyd juga membantah bahwa para Filsuf tidak percaya hari kebangkitan. Para Filsuf hanya menolak kebangkitan manusia nanti dengan jasmani karena unsur-unsur manusia yang telah mati akan diproses alam sehingga jika manusia dibangkitkan secara jasmani bukan ruhani maka bisa jadi manusia dibangkitkan dengan jasmani yang tidak sempurna.

Dibidang Moral, Ibnu Rusyd membenarkan teori Plato bahwa manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan kerjasama. Ibnu Rusyd telah wafat namun pemikirannya tetap abadi. 

Disaat dunia Islam di Timur abai terhadap maha karya Ibnu Rusyd, di  Barat karya Ibnu Rusyd diselamatkan dan diangkut ke Universitas Toledo dan Palermo. Filsafat Ibnu Rusyd bahkan digunakan Barat untuk menentang kekuasaan Gereja seperti yang dilakukan Thomas Van Aquinas. 

Penting bagi kita umat muslim memahami dan mempelajari Islam, dan karya-karya Ulama Islam kita dan menganggap Islam sebagai mahkota sains sehingga jangan sampai orang Barat lebih mengenal seperti Ibnu Sina, Imam Al Ghazali, Ibnu Rusyd dan mengambil ilmu mereka sehingga saat ini Barat lebih maju daripada orang Islam.
Editor: Adis 

Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال